Pakar Ingatkan Potensi Gelombang Kedua Covid-19 Jika Sekolah Terburu-buru Dibuka
Merdeka.com - Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Soedjatmiko mengingatkan potensi gelombang kedua pandemi Covid-19 di Tanah Air jika belajar tatap muka di sekolah kembali berjalan normal. Pemerintah menargetkan pembelajaran tatap muka di sekolah pada Juli 2021 usai vaksinasi terhadap guru rampung pada Juni mendatang.
"Kalau sekolah tatap muka, syarat-syarat tadi tidak dilaksanakan, publik kendor 5M bisa gelombang kedua," ucap Soedjatmiko kepada Liputan6.com, Rabu (3/3/).
Dia menjabarkan ada sejumlah syarat jika pembelajaran nekat dilakukan secara tatap muka. Pertama, jika kasus baru Covid-19 dan kematian di suatu wilayah harus turun terus menerus selama dua minggu atau lebih serta tidak ada kasus baru.
"Kalau masih fluktuatif tunda dulu," tegasnya.
Wali murid juga diminta untuk mengecek kesiapan sekolah dalam menyambut pembelajaran secara tatap muka. Hal-hal yang perlu dicek semisal soal perlengkapan kesehatan dan tempat cuci tangan.
Menurut Soedjatmiko jika kedapatan sekolah belum siap dengan itu maka lebih baik pembelajaran tatap muka ditunda dulu. Begitu pula dengan kesiapan orang tua untuk melatih anak agar mematuhi dengan protokol kesehatan
Tak kalah penting, anak-anak kata Soedjatmiko juga harus siap mengikuti adaptasi kebiasaan baru. Karena sekolah pascapandemi dipastikan berbeda dengan sebelumnya.
"Pembukaan harus bertahap. Mahasiswa dan SMA duluan 1- 2 minggu. Kalau mereka patuh protokol kesehatan dan tidak terjadi kluster Covid di PT dan SMA lanjut SMP," urainya.
Ia berharap jika penurunan kasus saat ini bisa berlangsung lama, dan pada Agustus nanti pandemi di Tanah Air sudah terkontrol.
"Mudah-mudahan 17 Agustus 2021 Proklamasi (Kemerdekaan), Covid di Indonesia terkendali. Asal jangan muncul second peak," harapnya.
Sementara itu, Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Ede Surya Darmawan menerangkan bahwa prinsip dasar untuk membuka pembelajaran tatap muka di sekolah adalah guru dan murid sudah divaksinasi. Di samping juga angka kasus positif di daerah yang hendak menjalankan pembelajaran tatap muka harus di bawah 5 persen.
"Tapi tetap sebaiknya menerapkan 3M dulu, jaga jarak, cuci tangan, pakai masker itu tetap dilakukan dulu selama masih ada kasus," terangnya.
Menurut Ede, pembelajaran tatap muka tak bisa dilakukan jika hanya guru atau tenaga kependidikan saja yang divaksin. Ia memandang murid juga harus divaksinasi untuk bisa menjalankan pembelajaran di sekolah.
"Gak bisa, harus semuanya divaksin," ucapnya.
Ede juga berpesan ke pihak sekolah agar mengaktifkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan cara menggandeng Puskesemas terdekat dari sekolah. Hal ini supaya menjadikan sekolah lebih sehat dan tak kelimpungan jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan saat proses pembelajaran tatap muka dijalankan.
"Jangan malah sekolah bikin orang sakit, orang tertular kalau seperti itukan malah bikin masalah," tandasnya.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca Selengkapnya