Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar Epidemiologi: Menkes Tidak Punya Rencana Aksi

Pakar Epidemiologi: Menkes Tidak Punya Rencana Aksi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. ©Humas Pemprov Jabar

Merdeka.com - Lebih dari 7 bulan Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Semakin hari kasus semakin bertambah. Pemerintah jadi sorotan penangan virus yang sudah membunuh jutaan manusia di dunia.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun menuai dikritik lantaran kinerjanya tak nampak. Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, tugas Terawan selama ini tidak bisa dievaluasi. Sebab tugas Terawan dalam komite penanganan Covid-19 tidak jelas.

"Tidak bisa dievaluasi, karena tidak tahu apa saja yang sudah dikerjakan. Tidak eksplisit tugas detail Menkes di Komite," kata Pandu saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/9).

Apalagi, kata Pandu, sejak Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menangani pandemi Covid-19 di sembilan provinsi dengan kasus terbanyak di Indonesia. Kinerja Terawan semakin tidak terlihat.

"Sekarang semuanya kan sudah diambil alih Pak Luhut Binsar Pandjaitan (LBP). Ya semua nya tidak jelas tidak ada plan of action," ungkap Pandu.

Kurangnya Testing dan Tracing Covid-19

Sementara itu, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Windhu Purnomo mengatakan, hingga saat ini kinerja penanganan percepatan Covid-19 belum mencapai standar maksimum. Hal tersebut terlihat dari adanya penemuan kasus yang sangat kurang.

"Kelemahan kita pada kinerja tentang testing dan tracing. Bagaimana kita tahu penularan tanpa tahu hal tersebut?" ungkap Windhu.

Windhu menjelaskan selama 7 bulan, Indonesia belum bisa mencapai 10.000 per hari. Seharusnya kata Windhu, pemerintah bisa melakukan tes untuk 270 ribu orang.

"Jadi kalau dibagi 7 hari 40 ribu kurang, per hari. Nah sampai hari terakhir kita masih ngetes 26 ribu/hari. Jadi kurang separuh. 14 ribu tes itu sampai 7 bulan aja enggak sampai segitu," ungkap Windhu.

Tidak hanya itu, kebijakan yang dilakukan pemerintah pun tidak tuntas. Salah satunya kebijakan Pembatasan sosial berskala besar Indonesia (PSBB) dan penerapan sangsi pada pelanggar protokol kesehatan.

"Jadi selama 7 bulan ini serta tanggung, awal Mei-sudah ada new normal life, jadi orang menganggap sudah bergerak," ungkap Windhu.

Sementara itu Windhu mengatakan evaluasi bukan hanya untuk salah satu menteri saja. Tetapi keseluruhan, terutama untuk pemimpin yang mengomandoi para Menteri yaitu Presiden.

"Karena kemenkes ini cuma pembantu Presiden, apa pun itu tetap komando tetap pada Presiden," kata Windhu.

(mdk/ded)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Menuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas

Menuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas

Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Polio yang Wajib Diketahui, Kenali Gejalanya

Cara Mencegah Polio yang Wajib Diketahui, Kenali Gejalanya

Dengan upaya pencegahan, diharapkan dapat mengurangi kasus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.

Baca Selengkapnya
Kasus Ibu Lahiran di Pinggir Jalan Karena Ditolak Bidan, Faskes di Jember jadi Sorotan

Kasus Ibu Lahiran di Pinggir Jalan Karena Ditolak Bidan, Faskes di Jember jadi Sorotan

Buntut kejadian itu, Apdesi Jember hari ini akan melakukan aksi ke Dinas Kesehatan dan DPRD Jember untuk mencari solusi konkret.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Usus Buntu pada Anak, Jaga Asupannya tetap Sehat

Cara Mencegah Usus Buntu pada Anak, Jaga Asupannya tetap Sehat

Usus buntu pada anak adalah kondisi medis di mana apendiks, organ kecil yang menempel pada usus besar mengalami infeksi dan peradangan.

Baca Selengkapnya