Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

P2TP2A: Bentuk kekerasan terhadap wanita di Aceh makin mengkhawatirkan

P2TP2A: Bentuk kekerasan terhadap wanita di Aceh makin mengkhawatirkan Ilustrasi KDRT. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Rumoh Putroe Aceh mencatat angka kekerasan terhadap perempuan di Aceh mengalami penurunan. Meski menurun, namun bentuk kekerasan yang menimpa perempuan Aceh semakin mengkhawatirkan.

Makin menyedihkan karena tak semua kekerasan yang dialami telah dilaporkan ke penegak hukum. Salah satu sebabnya, karena faktor patriarki yang masih kental dan beranggapan kekerasan terhadap perempuan merupakan aib keluarga yang tidak boleh diketahui oleh orang banyak.

Menyikapi temuan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPP dan PA) Aceh, Nevi Ariyani, mengatakan kekerasan terhadap perempuan di Aceh ibarat fenomena gunung es. Di mana kemungkinan fakta di lapangan yang belum terungkap jauh lebih banyak dari yang sudah terdata.

"Ini ibarat fenomena gunung es, sangat memungkin angkanya jauh lebih banyak dan belum ditemukan," kata Nevi Ariayani di Pendopo Gubernur Aceh, Selasa (13/3).

Pada tahun 2016 total kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 711 kasus, kemudian di tahun 2017 hanya 687 kasus. Dari jumlah itu, mayoritas korban kekerasan terhadap perempuan hanya mengalami kekerasan fisik, namun pada tahun 2017 satu orang perempuan yang menjadi korban kekerasan menimpa banyak bentuk kekerasan.

Nevi mencontohkan, bila ada satu perempuan yang mengalami kekerasan, tidak hanya kekerasan dalam rumah tangga, tetapi juga mengalami kekerasan psikis, penelantaran dan sejumlah kekerasan lainnya. Berbeda pada tahun 2016 lalu, bentuk kekerasan yang menimpa perempuan tidak terlalu banyak seperti yang terjadi pada tahun 2017.

"Bentuk kekerasan yang terjadi tahun 2016 itu 793 bentuk kekerasan, naik drastis pada tahun 2017 mencapai 1153 bentuk kekerasan menimpa perempuan," jelasnya.

Lanjutnya, bentuk kekerasan yang paling dominan menimpa perempuan di Aceh adalah kekerasan psikis 666 kasus, lalu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 519 kasus, kekerasan fisik 382 kasus dan penelantaran 196 penelantaran.

Adapun bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang sering menimpa perempuan di Aceh, selain yang telah disebutkan di atas, adalah pemerkosaan, kekerasan seksual, eksploitasi seksual dan juga traffiking.

"Kondisi ini menggambarkan bentuk kekerasan terhadap perempuan mengalami perubahan dengan fampak yang lebih berat," jelasnya.

Sementara itu istri Gubernur Aceh, Darwati A Gani, menyebutkan kekerasan yang menimpa perempuan di Aceh salah satunya karena faktor ekonomi. Masih banyak masyarakat miskin di pedalaman hingga terjadilah kekerasan.

"Kebanyakan masyarakat masih minim kesadaran dan untuk menyelesaikan kasus itu, mereka lebih suka menyelesaikan secara kekeluargaan agar aib mereka tidak tersebar ke masyarakat luas. Padahal kasus tersebut harus diberikan hukum yang seberat-beratnya," jelas Darwati A Gani.

Darwati A Gani yang juga pembina P2TP2A Rumoh Putroe Aceh mengatakan, kondisi ini semakin membuat korban kekerasan samkin menderita. Bahkan kejahatan itu berulang kali terjadi, apa yang melakukan orang terdekat hingga menambah beban psikologis pada korban.

Ditambah lagi penegakan hukum yang masih lemah, sebutnya, banyak pelaku kekerasan terhadap perempuan dihukum minimal. Bahkan ada yang bisa keluar masuk penjara, pelaku yang masuk sel. Sehingga beban psikologis korban semakin buruk.

"Ditambah lagi kita belum memiliki rumah aman untuk korban kekerasan. Kalau ada rumah aman, korban bisa bercerita dan merasa aman di rumah aman tersebut," tegasnya.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh komponen masyarakat, lintas stakeholder untuk bersama-sama mencegah kekerasan menimpa perempuan di Aceh.

"Keluarga korban juga jangan malu melaporkan kejadian kekerasan, ini penting agar bisa dicegah, karena mencegah itu lebih baik dari pada mengobati," jelas dia.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Polisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).

Baca Selengkapnya
Perludem: Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

Perludem: Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

Angka keterwakilan perempuan dalam hasil Pileg DPR 2024 meningkat menjadi 22,1 persen atau 128 kursi dari 580 kursi DPR

Baca Selengkapnya
Ratusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan

Ratusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan

Hingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Sebanyak sebelas pengungsi Rohingya diperiksa penyidik Polresta Banda Aceh.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Putri Handayani, Wanita Indonesia Pertama yang Jejakkan Kaki di Kutub Selatan, Banjir Apresiasi

Mengenal Sosok Putri Handayani, Wanita Indonesia Pertama yang Jejakkan Kaki di Kutub Selatan, Banjir Apresiasi

Berkat aksinya, Putri menuai apresiasi dari warganet hingga kalangan pejabat.

Baca Selengkapnya
Kasus Penyelundupan di Banda Aceh, Barang Bawaan Etnis Rohingya Digeledah

Kasus Penyelundupan di Banda Aceh, Barang Bawaan Etnis Rohingya Digeledah

Saat penggeledahan, ditemukan 15 unit ponsel dan smartphone. Para pemiliknya rata-rata pengungsi perempuan.

Baca Selengkapnya
Kapolri Sebut Angkat Kejahatan Sepanjang 2023 Meningkat Dibanding 2022

Kapolri Sebut Angkat Kejahatan Sepanjang 2023 Meningkat Dibanding 2022

Listyo secara terpisah memaparkan, ada kurang lebih 8.008 perkara kejahatan terhadap perempuan dan anak yang diselesaiListyo secara terpisahkan pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bakal Akan Tutup 123 Perlintasan Sebidang, Ini Alasannya

Pemerintah Bakal Akan Tutup 123 Perlintasan Sebidang, Ini Alasannya

Pemerintah akan menutup 123 titik perlintasan sebidang antara jalan raya dan jalur kereta api pada 2024.

Baca Selengkapnya
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat

Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat

Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.

Baca Selengkapnya