Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Orangutan albino bergenetik langka ditemukan di Kalimantan

Orangutan albino bergenetik langka ditemukan di Kalimantan Orang utan albino. ©handout/Borneo Orangutan Survival

Merdeka.com - Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, menyelamatkan Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) bergenetik langka, yang sebelumnya ditemukan warga Desa Tenggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas. Orangutan langka itu, kini dalam proses treatment di pusat rehabilitasi BOS Nyaru Menteng.

Orangutan betina usia 4-5 tahun itu, memiliki ciri berkulit dan berbulu putih, dan bermata biru. Dia dijemput oleh tim Yayasan BOS Nyaru Menteng, di Polsek Kapuas Hulu, 29 April 2017 lalu. Sebelumnya, warga menginformasikan kepada aparat kepolisian setempat bahwasanya seorang warga telah mengamankan orangutan tersebut.

"Dikatakan ini orangutan langka, mungkin juga bisa. Untuk Kalimantan, ini temuan pertama kali. Kalau di Sumatera, masih sebatas rumor soal orangutan ini. Kami sebut orangutan albino," kata Juru Bicara Yayasan BOS Nyaru Menteng, Monterado Fridman, saat berbincang bersama merdeka.com, Selasa (2/5).

"Jadi, tidak ada yang salah dengan warga yang menemukan pertama kali itu. Dia sudah melapor ke kami di BOS, dan BKSDA juga. Jadi ketika kami dalam perjalanan ke lokasi warga itu selama 6 jam dari Nyaru Menteng, ternyata dia sudah diamankan di Polsek," ujar Monterado.

"Bukan hal yang aneh untuk albino ini. Tapi, untuk kasus orangutan, ini pertama kali. DNA-nya 97 persen sama dengan manusia, dan akhirnya, kita lihat sendiri wujud dan fisiknya. Selama ini, memang cuma dengar cerita-cerita orangtua," tambahnya.

Diterangkan Monterado, meski saat ini orangutan albino itu berada di pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, namun tidak sedang menjalani rehabilitasi.

"Ya, orangutan ini usia 5 tahun. Dia masih liar karena ditangkap warga dari hutan. Tidak ada alasan untuk direhabilitasi karena dia memang liar," ungkap Monterado.

"Hanya saja kita masih perlukan data, observasi, soal kesehatannya, kita lakukan treatment. Ada memang beberapa luka di tangannya, karena kulit orangutan albino ini kan rentan luka. Secepatnya, kita berencana translokasi, dilepasliarkan kembali karena dia memang liar," terangnya.

orang utan albino

Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan orangutan kondisi serupa ditemukan kembali.

"Ya kami pikir itu ditemukan warga, lalu bagaimana induknya? Apakah juga albino? Dari orang pertama yang mengamankannya, dia lihat orangutan itu sendirian. Kami pikir itu mungkin alasan klasik karena kita tidak tahu apakah induknya dibunuh atau bagaimana," sebut Monterado.

Yayasan BOS sendiri, menurut Monterado, mengapresiasi masyarakat Kapuas Hulu, yang sigap melapor ke aparat. Kapuas Hulu sendiri, sebelumnya, merupakan lokasi pembantaian orangutan yang sempat bikin heboh.

"Kapuas Hulu ini, memang padat populasi orangutan. Masyarakat setempat sudah bagus. Sosialisasi untuk melindungi orangutan, terdengar baik oleh masyarakat setempat, cuma beda desa dengan lokasi pembantaian sebelumnya. Kasus pembantaian sebelumnya, jadi pembelajaran masyarakat, bersama-sama melindungi orangutan," jelas Monterado.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
8 Cara Membentuk Kecerdasan Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua Sejak Anak Masih Kecil

8 Cara Membentuk Kecerdasan Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua Sejak Anak Masih Kecil

Orangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.

Baca Selengkapnya
Perlu Dikenali Orangtua, Kenali Tanda Anak Membutuhkan Pemeriksaan Mata

Perlu Dikenali Orangtua, Kenali Tanda Anak Membutuhkan Pemeriksaan Mata

Mengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.

Baca Selengkapnya
Mengupas Mitos Orang Bunian, Makhluk Bertubuh Pendek yang Dipercaya Tinggal di Kaki Gunung Kerinci

Mengupas Mitos Orang Bunian, Makhluk Bertubuh Pendek yang Dipercaya Tinggal di Kaki Gunung Kerinci

Keberadaan Orang Bunian ini menjadi sebuah pertanyaan besar dan memantik orang-orang untuk melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan mereka.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Arkeolog Temukan Anak Panah Berusia 3.600 Tahun di Gunung, Sosok Pemiliknya Terungkap

Arkeolog Temukan Anak Panah Berusia 3.600 Tahun di Gunung, Sosok Pemiliknya Terungkap

Mata panah terbuat dari kuarsit asli dan masih utuh.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Benih Tanaman Beracun dalam Tulang Hewan, Narkotika Orang Romawi Kuno

Arkeolog Temukan Benih Tanaman Beracun dalam Tulang Hewan, Narkotika Orang Romawi Kuno

Benih ini ditemukan di desa permukiman Romawi kuno di Belanda.

Baca Selengkapnya
Momen Mengerikan Istri Jenderal Maruli Simanjuntak Kena Pedang Dayak oleh Suami 'Sakit Banget'

Momen Mengerikan Istri Jenderal Maruli Simanjuntak Kena Pedang Dayak oleh Suami 'Sakit Banget'

Istri Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak kesakitan saat terkena pedang Dayak di kakinya, ekspresi orang-orang jadi sorotan.

Baca Selengkapnya
Kalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak

Kalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak

Kalimat tertua di dunia yang ditulis menggunakan abjad pertama berhasil ditemukan pada sebuah sisir yang terbuat dari gading binatang.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Sedotan Tertua di Dunia Berusia 5.500 Tahun, Panjangnya Hampir 1 Meter

Arkeolog Temukan Sedotan Tertua di Dunia Berusia 5.500 Tahun, Panjangnya Hampir 1 Meter

Studi terbaru menemukan, tabung ramping yang terbuat dari emas dan perak yang diciptakan pada Zaman Perunggu menjadi sedotan minuman tertua di dunia.

Baca Selengkapnya
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya