NU minta parpol dan politisi tak lagi berpolitik pakai sentimen agama
Merdeka.com - Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2017 resmi ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Dalam acara tersebut, dihasilkan beberapa rekomendasi untuk pemerintah guna kemajuan bangsa Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, mengatakan pemerintah perlu bersikap dan bertindak tegas untuk mengatasi persoalan radikalisme dengan tetap mengedepankan pendekatan kemanusiaan. Karena itu diperlukan strategi nasional yang komprehensif, meliputi aspek agama, pendidikan, politik, keamanan, kultural, sosial ekonomi, dan lingkungan berbasis keluarga.
"Pemerintah tidak boleh kalah oleh kelompok teroris. Aparat penegak hukum harus menjamin hak konstitusional warga negara dan tidak tunduk terhadap kelompok radikal serta tegas menindak mereka," kata Said Aqil di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (25/11).
Di bidang politik, dia mengimbau agar partai politik dan politisi juga harus berhenti menggunakan sentimen agama dalam pertarungan politik praktis. Memainkan sentimen agama untuk perebutan kekuasaan 5 tahunan ini merupakan tindakan tidak bertanggung jawab yang dapat mengoyak keberlangsungan kehidupan bangsa.
Selain itu, pemerintah juga perlu mengonsolidasikan kekuatan aparatur pemerintah dan partai pendukung pemerintahan untuk memperkuat barisan penegakkan dan penguatan pemberantasan korupsi dan KPK. "Jihad melawan korupsi," imbuhnya.
Sementara di bidang kesehatan, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya promotif pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, khususnya stunting di seluruh wilayah Indonesia demi masa depan generasi bangsa yang lebih berkualitas.
Di bidang pendidikan, NU meminta pemerintah membentuk kementerian urusan pesantren sebagai langkah promotif memajukan pesantren dan pendidikan keagamaan melalui kebijakan program dan anggaran.
"Pemerintah perlu menindaklanjuti Perpres no.87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter melalui kebijakan operasional dan anggaran di sekolah madrasah tanpa membedakan sekolah negeri dan swasta," tandas Said Aqil.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaPengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adin menjelaskan, kegemaran membaca di satuan pendidikan sudah berkembang melalui sekolah maupun perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaBanyaknya tahapan Pilkada 2024 yang akan bersinggungan dengan tahapan Pemilu nasional 2024.
Baca SelengkapnyaPertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain membahas masalah netralitas pemilu 2024
Baca SelengkapnyaHal itu diketahui Dudung setelah menanyakan ke sejumlah kampus seperti UGM yang tidak semua guru besarnya mengkritisi pemerintah dan proses Pemilu.
Baca SelengkapnyaSeruan Dewan Guru Besar UI: Kami Cemas Kegentingan ini Menghancurkan Masa Depan Bangsa
Baca SelengkapnyaKasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.
Baca Selengkapnya