Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Netizen bikin petisi tolak kenaikan BBM yang ditujukan ke Jokowi

Netizen bikin petisi tolak kenaikan BBM yang ditujukan ke Jokowi jokowi presentasi di depan pebisnis dan pengusaha tiongkok. ©REUTERS/Feng Li/Pool

Merdeka.com - Pemerintah secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 500 per liter pada Sabtu (28/3). Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kenaikan tersebut disebabkan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

"Kita tahu Rupiah sekarang masih Rp 13.000 lebih per dolar AS, minyak juga naik lagi."

Naiknya harga BBM kemudian mendapat tentangan dari berbagai pihak. Salah satunya seperti yang ditulis seseorang yang bernama Ismed Matahari. Dia membuat petisi yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo agar menolak kenaikan tersebut.

Petisi yang dibuat pada Sabtu (28/3), menyebut kenaikan BBM dipastikan berdampak langsung terhadap kelas buruh, pedagang, profesional dan pelaku industri kreatif. Sedangkan kelas pengusaha besar, konglomerat, pejabat, kepala daerah dan anggota legislatif tidak terkena dampak.

Berikut isi petisi tersebut.

Kepada YTH:

Bapak Ir. Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia

Ditempat

Merdeka !!!

Pada tanggal 3 November 2014, Surat Terbuka Pertama telah disampaikan secara terbuka, bahkan telah dikirimkan langsung melalui Sekretariat Negara, namun sangat disayangkan Joko Widodo belum memberikan respon positif atas Substansi Surat tersebut bahkan kebijakan yang sama terulang lagi maka surat yang sama dilayangkan kembali.

Setiap kenaikan harga BBM akan selalu diikuti kenaikan kebutuhan hidup secara otomatis, dari kenaikan tarif listrik, tarif transport hingga naiknya harga kebutuhan pokok. Apakah Kenaikan BBM menjadi satu-satunya solusi bangsa ini? Apakah kenaikan harga BBM mampu meningkatkan nilai mata uang rupiah? Apakah kenaikan harga BBM bisa mengurangi angka kemiskinan rakyat?

Lapisan Rakyat menengah ke bawah yang sangat terkena dampak langsung dari kenaikan harga BBM, dari kelas buruh, pedagang, profesional dan pelaku industri kreatif, sedangkan kelas pengusaha besar, konglomerat, pejabat, kepala daerah dan anggota legislatif tidak terkena dampak.

Para pejabat negara, kepala daerah, birokrat dan anggota legislatif biasanya akan meminta revisi anggaran alias kenaikan gaji, padahal uang yang dipakai berasal dari negara. Mereka inilah yang harus di revolusi mental, motivasinya bukan untuk mengabdi kepada rakyat dan negara, lelang saja jabatan mereka selama tidak berpihak kepada rakyat.

Pemerintah harus berani mengambil langkah efisiensi Biaya, Waktu dan SDM, bahkan perlu juga mengambil keputusan 'Vivere Pericoloso', seperti Hukum Mati dan Sita Harta Koruptur, Potong Anggaran Gaji Pejabat termasuk DPR, Naikkan Pajak Kendaraan Pribadi hingga 100% dan sebagainya. Langkah-langkah yang terkait dengan 'Hidup Sederhana' sebagai bagian dari agenda ‘Revolusi Mental’.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada yang tidak berkenan, terimakasih atas waktu dan perhatiannya. Merdeka!

Jakarta, 28 Maret 2015

Ismed Matahari, ST.

(mdk/amn)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Presiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak akan Naikkan Harga BBM

Presiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak akan Naikkan Harga BBM

Jokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Jokowi Puji BRI: Sekarang Agen BRILink Ambil Alih Peran Rentenir

Jokowi Puji BRI: Sekarang Agen BRILink Ambil Alih Peran Rentenir

Kepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.

Baca Selengkapnya
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat

Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat

Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat

Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat

Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya
Orang Berobat Tidak Dipungut Biaya, Jokowi: Kita Bersyukur Ada KIS

Orang Berobat Tidak Dipungut Biaya, Jokowi: Kita Bersyukur Ada KIS

Jokowi memastikan JKN-KIS dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk semua jenis penyakit

Baca Selengkapnya
Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman

Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman

Jokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Tak Ada Arahan Khusus, Beliau Tahu yang Baik untuk Negara

Jokowi Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Tak Ada Arahan Khusus, Beliau Tahu yang Baik untuk Negara

Jokowi tidak memberi arahan khusus kepada pasangan nomor urut 02 itu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tekan Aturan Percepatan Transformasi Digital, Begini Isinya

Jokowi Tekan Aturan Percepatan Transformasi Digital, Begini Isinya

Pertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain

Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain

Jokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan

Baca Selengkapnya