Merdeka.com - Satu pekan setelah lebaran Idul Fitri 1438 H, masih banyak nelayan di Banda Aceh yang belum melaut. Akibatnya harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Samudra Lampulo, Banda Aceh, meroket.

Kondisi ini disebabkan minimnya pasokan ikan dari nelayan, karena banyak dari mereka masih libur lebaran. Sedangkan nelayan yang berangkat melaut, ada sebagian yang belum kembali ke darat, sehingga stok ikan pasca lebaran semakin menipis.

"Ada yang sudah pergi melaut, tetapi kebanyakan belum. Selain itu ada yang belum pulang, sehingga pasokan ikan segar minim," kata seorang pawang kapal nelayan, Mursalin di Banda Aceh, Selasa (4/7).

Sejak kemarin sore ada dua kapal yang sudah bersandar masing-masing kapal 131 GT atau Gross Tonage (tonase kotor) menghasilkan 80 ton ikan dan 45 GT menghasilkan 20 ton. Hasil tangkapan itu tentunya belum mencukupi untuk kebutuhan ikan di Banda Aceh dan sekitarnya. Sedangkan ratusan kapal lainnya masih bersandar di pelabuhan, rata-rata pemiliknya masih libur lebaran.

Akibat minimnya pasokan, harga ikan pun relatif mahal. pemilik kapal menjual ikan perkeranjang isi 30 kilogram dipatok dengan harga Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu. Sedangkan sebelumnya harga ikan bisa lebih murah dari sekarang.

Penjualan ikan per kilogram juga mengalami peningkatan. Seperti ikan tongkol dibanderol kisaran Rp 13 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 15 ribu per kilogram. Demikian juga ikan dencis, sebelumnya hanya Rp 15 ribu, naik menjadi Rp 18 ribu per kilogram.

"Rata-rata harga ikan naik di grosir pelabuhan Lampulo itu sekira 30 persen. Tetapi kalau sudah semua nelayan melaut, harga ikan akan normal kembali," tandasnya.