Nasir Djamil minta proyek pembuangan tinja di makam ulama dihentikan
Merdeka.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Nasir Djamil meminta proyek Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) antara gampong Pande dan Gampong Jawa harus dihentikan.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, tidak pantas kawasan makam ulama dijadikan tempat pembuangan tinja manusia. Apa lagi itu merupakan situs sejarah peradaban Islam terbesar di Asia Tenggara.
"Sungguh tidak pantas lokasi makam ulama dijadikan tempat pembuangan kotoran manusia," kata Nasir Djamil, Rabu (30/8) via telepon genggamnya.
Menurutnya, bangsa yang besar adalah menghargai peninggalan sejarah yang ada di suatu daerah, bukan malah dihancurkan untuk dibangun bangunan lain. Sehingga situs sejarah itu bisa hilang tanpa jejak.
Apa lagi, kata anggota Komisi III DPR RI ini, lokasi pembangunan IPAL di Banda Aceh masih banyak di lokasi lain. Tak mesti dibangun di kawasan yang memiliki banyak peninggalan sejarah, yang merupakan identitas peradaban suatu bangsa.
"Harus segera dihentikan, masih banyak lokasi lainnya," tegasnya.
Penolakan pembangunan IPAL di lokasi situs sejarah ini mendapat penolakan dari sejumlah pihak. Warga Gampong Pande pun terus menyuarakan agar situs sejarah itu tidak dirusak. Karena mereka menilai, makam yang ada di lokasi pembangunan IPAL itu adalah nenek moyang mereka masa lalu yang harus dirawat dengan baik.
"Tak boleh lagi ada perusakan, ini sungguh sangat sedih makam ulama digali dan dibangunan tempat pembuangan kotoran manusia," kata Ketua Khasanah Kerajaan Aceh, Teuku Raja Zulkarnaeni.
Katanya, kawasan pembangunan IPAL itu pada masa Badan Rebilitasi dan Rekontruksi (BRR) sudah dibebaskan seluas 61 hektare untuk cagar budaya. Seharusnya, kawasan cagar budaya tidak dibolehkan dipergunakan untuk alasan apapun.
"Dulu di sana itu (lokasi IPAL), pusat kerajinan, pusat perdagangan, pabrik dan bahkan tempat cetak uang dulunya," jelasnya.
Menurutnya, ada banyak bukti lokasi itu pusat kerjaan peradaban Islam terbesar di Asia Tenggara. Diantaranya, kawasan tersebut beberapa tahun lalu pernah heboh dengan ditemukan koin emas dalam rawa-rawa.
"Koin emas itu adalah alat tukar masa itu," tutupnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Dinas di Mamuju Terjaring OTT, Kantor Digeledah Polisi
Penggeledahan dilakukan setelah Kepala Dinas PMD Mamuju Jalaluddin tertangkap tangan diduga menerima suap proyek Dana Alokasi Khusus di Disdikpora Mamuju.
Baca SelengkapnyaWarga Depok Teriak, Proyek Jembatan Mampang Tak Kunjung Selesai Bikin Macet Makin Menggila
Dampak lain dari proyek itu adalah bangunan masjid yang ikut retak.
Baca SelengkapnyaMasjid 10 Lantai di Malang Berdiri Megah tanpa Arsitek, Dibangun Malam Hari Didesain Seorang Kiai
Ada anggapan bahwa masjid ini tiba-tiba ada dan pembangunannya dibantu jin
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ulama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi Balok Satu Tipu Teman SMA Janjikan Proyek Pengerasan Jalan, Kerugian Rp225 Juta
Ketua majelis hakim Budiman Sitorus menunda sidang pekan depan dengan agenda keterangan saksi
Baca SelengkapnyaTemui Buruh, Cak Imin Janji Tidak Ada Undang-Undang Simsalabim Jika Menang Pilpres 2024
Kebijakan diputuskan sesuai dengan aspirasi publik.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaCak Imin Banggakan SlepetNomic, Pembangunan Pakai Hati dan Otak
Proyek menyedot uang rakyat yang hanya untuk selera tertentu akan dislepet.
Baca Selengkapnya