Napi Sukamiskin dilarang gunakan laptop, Fahri Hamzah tuding Kemenkum HAM langgar HAM
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, Hak Asasi Manusia (HAM) harus tetap dihormati termasuk kepada para narapidana korupsi. Fahri mengkritisi beberapa kebijakan dilakukan Kemenkum HAM membongkar gazebo serta merazia fasilitas dalam sel di Lapas Sukamiskin.
Hal itu disampaikan oleh Fahri Hamzah usai meninjau Lapas Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung bersama Komisi III, Sabtu (28/7).
Seperti diketahui, dalam razia yang dilakukan petugas Kemenkum HAM beberapa hari lalu, sejumlah barang elektronik seperti laptop, handphone, AC hingga kulkas disita di sel narapidana.
Menurut Fahri, di zaman Belanda sekalipun narapidana boleh membaca dan menulis. Pramoedya Ananta membuat tetralogi pulau buruh, Bung karno membuat Indonesia menggugat dengan mesin ketik dan sebagainya.
"Jadi jangan itu (buku dan laptop) dihilangkan. Karena itu bagian dari hak manusia, di situ ada guru besar. Pa Jero Wacik mengeluarkan dua buku di sini. Pa Oce (Kaligis) juga menulis buku di sini. Bagus orang menulis buku. Lebih ideal lagi dibuatnya supaya lebih manusiawi lagi. Tugas kita, perbaiki Lapas yang ada di Indonesia supaya lebih manusiawi lagi. Jangan yang sudah baik kita cela," kata Fahri.
Dari hasil tinjauan pun ia mengetahui bahwa kulkas berfungsi untuk menyimpan obat. Masyarakat diminta untuk berpikir jernih dan tidak termakan dendam.
"(Kulkas) karena ada (narapidana) yang punya obat, kalau dia enggak minum obat nanti dia mati. Memang sih di luar sana inginnya kalau bisa koruptor itu mati enggak usah minum obat, kan begitu otaknya," tegasnya.
Lebih lanjut ia mengaku menyayangkan adanya pembongkaran gazebo yang dibangun secara swadaya oleh para napi. Fahri menjelaskan, gazebo atau saung yang tadinya lapangan kosong itu dibangun untuk yempat menerima keluarga. Sebab, ruangan kunjungan yang ada tidak cukup untuk menampung keluarga dengan jumlah banyak. Apalagi, gazebo itu pun dimanfaatkan untuk pengajian, membaha banyak sampai buka puasa bersama.
"Tadinya bagus itu. Tapi tiba-tiba kemudian itu disuruh dibongkar, sekarang saya lihat tadi di bawah sana keluarga itu terima tamu di karpet di lorong," ucapnya.
"Kita mungkin dengan perasaan dendam mengatakan, rasain. Enggak boleh kita begitu. Hak manusia harus kita jaga, jangan kita lebih tidak beradab dari Belanda. Ini demokrasi, masa lampau sudah kita tinggal," tegasnya.
Dengan dibongkarnya fasilitas itu, kata Fahri, negara jadi rugi karena Kementerian membutuhkan uang hampir Rp 6 miliar untuk membuat tempat-tempat pertemuan.
"Nah akhirnya rugi. Sudah ada dijaga aja diatur dipelihara. Malah dibongkar, malah minta uang Rp 6 miliar. Yang tekor rakyat jadinya. Seharunya enggak usah dibongkar. Dijaga saja," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wanita ini Ratapi Nasib Rumahnya Terendam Banjir, Nangis Histeris Lihat Ijazah hingga Laptop yang Jadi Korban
Ia begitu terkejut melihat rumahnya yang sudah terendam banjir. Terlebih ia begitu menyayangkan saat barang-barang pentingnya jadi korban.
Baca SelengkapnyaKomputer Berusia 50 Tahun Lebih Ditemukan saat Bersih-bersih Rumah, Tanpanya Mustahil Ada Macbook dan Android, Ini Penampakannya
Ditemukan tak sengaja saat sedang bersih-bersih rumah. Tanpa komputer ini tak akan muncul Apple dan Android.
Baca SelengkapnyaTak Tinggal Diam ketika HP Dijambret, Emak-Emak di Serang Kejar Pelaku hingga Tertangkap
Aksi berani ditunjukkan seorang emak-emak bernama Eni (54). Dia mengejar dua penjambret handphonenya hingga salah seorang di antara mereka tertangkap.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaHandphone Disita Penyidik, Aiman Ketar-Ketir Pemberi Info Netralitas Aparat Terbongkar
Aiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Baca SelengkapnyaGara-gara Ada Ancaman Nuklir Teknologi Internet Muncul, Begini Kisahnya
Kemunculan internet tak bisa dilepaskan dari keberadaan ancaman nuklir dan perang.
Baca SelengkapnyaMulanya Dibuntuti dengan Motor, Wanita di Makassar Dirampok & Berlian 50 Gram Raib
Berlian itu dia disimpan di dalam tas bersama uang dan laptop yang dibawa seusai perjalanan dari luar kota.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi Layanan, Kemendagri Bagikan Laptop ke Pemda Seluruh Indonesia
Pemerintah tengah gencar memperbaiki birokrasi dan pelayanan optimal kepada masyarakat
Baca Selengkapnya