Nadiem: Asesmen Nasional Tak Bisa Dibimbelkan
Merdeka.com - Pemerintah telah mengganti Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional. Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Asesmen Nasional ini tidak bisa dipelajari di bimbingan belajar alias bimbel seperti Ujian Nasional.
Hal itu disampaikan dalam Launching Aksi Moderasi Bergama. Nadiem mengatakan, Kemendikbud Ristek berupaya membasmi tiga dosa di sistem pendidikan. Yaitu, intoleransi, perundungan dan kekerasan dan pelecahan seksual.
"Jadinya biar diperjelas saja posisi Kemendikbud Ristek dan pemerintah pusat terhadap tiga dosa ini, ini adalah yang akan kita basmi dari sistem pendidikan kita. Tentunya akan memakan waktu untuk melaksanakan ini, tapi itu adalah aspirasi dan tidak ada abu-abu dalam mencapai aspirasi ini," kata Nadiem, Rabu (22/9).
Transformasi sistem pendidikan itu diupayakan melalui Merdeka Belajar. Pendidikan karakter diutamakan sehingga, Nadiem mengubah sistem pemetaan mutu pendidikan.
"Betapa pentingnya pendidikan karakter dalam Merdeka Belajar sampai kita merubah sistem pemetaan mutu pendidikan kita untuk bisa mengukur nilai-nilai Pancasila di dalamnya," ujar Nadiem.
Ujian Nasional pun diubah menjadi Asesmen Nasional. Kata Nadiem, stres orang tua dan murid sudah hilang.
"Yang dulunya Ujian Nasional, yang semua orang tua dan murid stres. Sekarang hilang dan sudah diganti oleh Asesmen Nasional," katanya.
Terlebih Asesmen Nasional itu tidak bisa dipelajari melalui Bimbel. Asesmen ini memiliki numerasi dan literasi, serta survei karakter dan survei lingkungan belajar.
"Asesmen nasional ini tidak bisa dibimbelkan, jadi ini kaya tes visa internasional. Ada numerasi dan literasi, tapi yang penting lagi bahkan adalah ada survei karakter dan ada survei lingkungan belajar," kata Nadiem.
Dia mengatakan, melalui asesmen ini juga melakukan asesmen nilai Pancasila, kebhinekaan, nilai toleransi, nilai keamanan.
"Dari survei-survei ini kita melihat, mengases nilai-nilai Pancasila yang ada yaitu nilai-nilai kebhinekaan, nilai toleransi, nilai keamanan di dalam lingkungan sekolah dan dari situlah kita akan mengukur peta mutu pendidikan di Indonesia tidak hanya berbasis kemajuan atau pencapaian kognitif, tetapi terhadap nilai-nilai yang disemai di dalam budaya pembelajaran di sekolah-sekolah kita," ujar Nadiem.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendikbudristek Nadiem Makarim menegaskan bahwa ekstrakulikuler tak dihapus.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaKwarnas Pramuka menyayangkan keputusan Nadiem yang mencabut pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi memerintahkan Mendikbudristek Nadiem Makarim menambah anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaHal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca SelengkapnyaBerdemokrasi sehat berarti mengerti jika Pemilu sarana untuk bersatu bukan bermusuhan.
Baca SelengkapnyaPonpes Al-Anwar Sarang menawarkan sistem dan model pendidikan yang beragam
Baca SelengkapnyaSekjen NasDem menilai ambang batas parlemen merupakan bagian dari konsolidasi demokrasi.
Baca SelengkapnyaAhmad Ali menyebut, kedatangannya tidak mewakili Partai NasDem.
Baca Selengkapnya