Murid SMA Muhammadiyah di Lamongan buat baterai dari kotoran kambing
Merdeka.com - Murid SMA Muhammadiyah 1 Babat Lamongan, Jawa Timur, Annisa Tiara Madani bersama dua temannya Erika Mei Rosalinda dan Ariffaturrizqi Al Khoiry berhasil membuat baterai dari serat kotoran kambing. Ide pembuatan energi alternatif tersebut berawal dari banyaknya baterai bekas yang terbuang.
"Baterai banyak yang udah kepakai dibuang, itu kan mengandung logam berat. Kalau dibiarkan menumpuk bahaya. Makanya kami cari solusi energi alternatif selain baterai yang dijual di pasaran," kata Tiara mengawali pembicaraan dengan merdeka.com, Selasa (10/11).
Tiara menjelaskan, secara teori bahan kimia pembuatan baterai bisa digantikan dengan segala sesuatu yang mengandung serat, termasuk dari rumput yang jadi makanan kambing.
Menurutnya, dalam setiap kotoran kambing menyisakan serat yang memang tak hancur selama proses pencernaan. Serat-serat inilah mengandung berbagai unsur yang bisa membentuk zat elektrolit.
"Kambing itu makannya enggak bersih, kadang ada unsur tanah, ada unsur hara, kandungan NPK ikut kemakan. Itu masuk elektrolit," lanjutnya.
Untuk penelitian, Tiara bersama dua temannya mengambil kotoran dari kambing yang digembala warga sekitar sekolahan. Dari situ, kotoran lantas dibersihkan, diambil seratnya dan dikeringkan selama dua sampai tiga hari.
Setelah itu, serat dicampur dengan rangkaian katoda dan anoda berupa lempeng seng dan tembaga. Sedangkan untuk pembungkus, Tiara menggunakan pipa paralon yang bersifat bukan penghantar listrik baik.
Dari hasil penelitiannya, satu rangkaian baterai ukuran jumbo mampu menyimpan listrik 0,9 volt. Listrik mampu tersimpan dengan baik hingga 2 sampai 3 hari. Nilai ini otomatis akan terakumulasi jika rangkaian baterai ditambah.
"Kalau menggunakan dua rangkaian baterai, bisa untuk menghidupkan jam digital," terangnya.
Sedangkan tiga rangkaian seri baterai bisa untuk menghidupkan kalkulator. Empat baterai mampu untuk menyalakan lampu LED.
Ketika habis dipakai, baterai alternatif ini bisa kembali diisi ulang dengan menggunakan material lama dan baru. Namun memang diakui Tiara bahwa daya baterai akan konstan jika menggunakan serat kotoran kambing yang baru.
Berkat penelitian selama tiga bulan ini, Tiara bersama dua temannya diganjar juara 1 di lomba karya ilmiah remaja Pekan Ilmiah Biologi Terpadu XXI, yang digelar di Universitas Negeri Semarang medio Oktober kemarin.
"Tim kami dapat piala juara satu dan piala bergilir," pungkas Tiara.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun letaknya tidak jauh dari Atambua ibu kota Kabupaten Belu, namun dusun ini belum menikmati infrastruktur jalan, air bersih apalagi listrik.
Baca SelengkapnyaObjek yang menembus rumah Otero tersebut diperkirakan sebagai objek dibuang atau dijatuhkan dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Baca SelengkapnyaSelama disekap korban tidak diberi makan dan minum, hanya disuruh menenggak minuman keras
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ilmuwan ini berhasil membuat terobosan baterai sekali ngecas bisa 1000 km.
Baca SelengkapnyaArifin juga angkat suara terkait wacana Kementerian Perindustrian yang akan membatasi penggunaan kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbasis LFP.
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaLangkah ini untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sekaligus membantu perusahaan mendapatkan sumber energi alternatif.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca Selengkapnya