Muncul Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut, Kesbangpol Ungkap Sejumlah Kejanggalan
Merdeka.com - Sebuah paguyuban di Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, tengah menjadi perbincangan hangat. Paguyuban tersebut diduga mirip dengan Sunda Empire dan memiliki anggota ribuan orang.
Pimpinannya diduga menyajikan materi yang kaitannya dengan uang yang tersimpan di Bank Swiss kepada para pengikutnya. Aksi penolakan akan kehadiran paguyuban tersebut sudah sempat dilakukan oleh warga yang tinggal di sekitar berdirinya paguyuban tersebut.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Garut, Wahyudijaya membenarkan adanya paguyuban tersebut. Paguyuban itu, disebutnya memiliki nama lengkap Paguyuban Tunggal Rahayu.
"Beberapa waktu lalu memang sempat datang ke kita mengajukan izin terkait legalitasnya," kata Wahyu, Senin (7/9).
Saat perwakilan paguyuban mengajukan hal tersebut, Wahyu mengaku bahwa pihaknya melihat sejumlah kejanggalan. Karena melihat hal tersebut, pihaknya pun kemudian melakukan penelusuran dan pemantauan terkait aktivitas paguyuban tersebut.
"Di antara kejanggalan yang kami lihat, paguyuban ini berani menggunakan burung Garuda yang diubah. Kepalanya jadi menghadap ke depan, dan tulisan Bhineka Tunggal Ika diganti dengan kalimat lain," ucapnya.
Atas logo tersebut, Wahyu mengaku sempat menanyakan langsung kepada perwakilan paguyuban yang datang ke pihaknya mengajukan legalitas. Namun sayangnya, perwakilan paguyuban itu tidak bisa menjelaskan. Pihaknya pun sempat menanyakan kelengkapan administrasi lainnya, namun tidak ada jawaban yang pasti.
Wahyu mengaku bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Camat Caringin untuk mengetahui lebih jauh terkait paguyuban tersebut. "Dari informasi sementara, mereka ini baru sebatas melakukan pengajian seminggu sekali. Namun memang jumlah pengikutnya dikabarkan sudah ribuan. Mereka bukan hanya dari Kecamatan Caringin saja, ada juga dari kecamatan lainnya, termasuk dari luar Garut," ungkapnya.
Kehadiran paguyuban Tunggal Rahayu, menurutinya rawan menimbulkan konflik. Aksi penolakan warga sempat dilakukan terhadap aktivitas. Apalagi dalam kegiatannya, sang pemimpin paguyuban selalu menjanjikan materi dalam bentuk uang kepada para pengikutnya. Bahkan kepada pengikutnya yang memiliki utang, paguyuban berjanji akan melunasi utang-utangnya.
Ia menjelaskan, uang yang dijanjikan akan diberikan kepada pengikut paguyuban adalah uang dari Bank Swiss.
"Sepintas, paguyuban ini mirip dengan organisasi Amalillah yang beberapa tahun lalu juga sempat menghebohkan Garut. Hanya saja, kami belum bisa memastikan apakah anggota paguyuban diwajibkan membayar iuran sebagaimana yang terjadi pada anggota Amalillah atau tidak," jelasnya.
Ia memastikan bahwa pengikut paguyuban ini bukan hanya dari Garut saja, namun ada juga dari luar. Hal tersebut diketahui setelah beberapa hari kemarin ia kedatangan tamu dari Bakesbangpol Majalengka yang mempertanyakan keberadaan Paguyuban Tunggal Rahayu.
Pihak Bakesbagpol Majalengka, kepadanya menyebut bahwa di sana terdapat pengikut paguyuban yang jumlahnya ribuan. "Mereka juga menyebut bahwa pusat kepengurusan paguyuban ini ada di Garut sehingga mereka pun datang langsung ke Garut," sebutnya.
Di Majalengka, pusat kegiatan Paguyuban Tunggal Rahayu rupanya di kampung halamannya Bupati Majalengka. Keberadaan paguyuban tersebut pun rupanya juga menimbulkan keresahan kepada warga lainnya.
"Dengan adanya hal ini, kami mengimbau kepada warga untuk tidak mudah tergiur dengan janji-janji yang diberikan pihak-pihak tertentu, termasuk janji pemberian materi dalam bentuk uang atau pelunasan utang dengan dana berasal dari Bank Swiss. Selain itu, warga juga diharapkan tidak mudah masuk organisasi atau paguyuban yang belum jelas mempunyai perizinan. Dan untuk paguyuban ini, saat ini masih kita telusuri lebih jauh," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga Tunjuk Gus Haris Jadi Cabup Probolinggo, Misbakhun Yakin Golkar Kembali Berjaya
Kabupaten Probolinggo membutuhkan figur bupati yang bisa diterima semua kalangan.
Baca SelengkapnyaTampang Kakak-Adik Pembunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama
Kedua tersangka diduga sudah lama merencanakan aksinya.
Baca SelengkapnyaNahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian
Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaGeliat Para Pengrajin Sangkar Burung di Bantul, Berjuang Demi Mempertahankan Eksistensi
Konon kerajinan sangkar burung di sana sudah ada sejak zaman Penjajahan Jepang. Namun kini eksistensinya makin redup.
Baca SelengkapnyaKampanye Perdana di Sabang dan Merauke, Ganjar-Mahfud Ingin Ciptakan Keadilan Sosial
Kampanye Perdana di Sabang dan Merauke, Ganjar-Mahfud Ingin Ciptakan Keadilan Sosial
Baca SelengkapnyaPuan di Kampanye Ganjar-Mahfud: Saya Dipanggil Solid karena Putrinya Emak Banteng
Puan dalam orasinya menyatakan, jika nantinya pasangan Ganjar-Mahfud menang, maka ada tiga hal yang akan dimintanya.
Baca Selengkapnya5 Petugas KPPS di Kabupaten Tangerang Meninggal, Diduga Kelelahan
Lima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.
Baca SelengkapnyaBerendam di Sejuknya Curug Ngumpet Gunung Salak, Dipercaya Bikin Enteng Jodoh
Selain mendapat kesegaran, berendam di Curug Ngumpet dipercaya bikin enteng jodoh
Baca Selengkapnya