MUI: Mayoritas Sudah Selayaknya Merangkul Sebagai Simbol Perdamaian Umat Beragama
Merdeka.com - Perbedaan suku dan agama justru mengajarkan rasa cinta terhadap perdamaian agar semua berjalan berdampingan. Jangan sampai perbedaan justru menimbulkan kebencian sesama anak bangsa.
"Sebagai mayoritas maka sudah selayaknya kita menaungi dan merangkul saudara-saudara kita sebagai simbol perdamaian antar-umat beragama," ujar Ketua bidang Kerukunan Antar-Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yusnar Yusuf Rangkuti dalam keterangannya, Kamis (21/10)
Menurutnya, dalam tiga konsep ukhuwah di mana salah satunya yaitu ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) menjadi hal yang harus didahulukan ketimbang ukhuwah Islamiyah. Pada konsep ukhuwah wathaniyah ini seseorang atau sekelompok masyarakat merasa bersaudara dan membina hubungan baik karena merupakan bagian dari satu bangsa.
"Harus kita tumbuhkan terus wathaniyah antara kita dengan bangsa lain, dengan agama lain juga. Kita tunjukkan bahwa Islam di Indonesia bisa menjadi motor penggerak apa saja," kata anggota Gugus Tugas Pemuka Lintas Agama BNPT ini.
Lebih lanjut Dia mengatakan, sejatinya banyak cara bisa dilakukan untuk menjaga ukhuwah wathaniyah. Misalnya dengan memberikan bantuan-bantuan sosial secara konkret terlebih ketika pandemi Covid-19. Di mana sejatinya masyarakat harus peka untuk menolong orang-orang di sekitarnya tanpa mempedulikan perbedaan suku dan agama.
"Jangan lagi kita pikirkan ini pemerintah belum memberi, jangan kita pikirkan itu. Kita jalan saja. Pemerintah mau mendukung ya silakan. Kalau belum bisa ya apa boleh buat. Sebagai umat Islam, kita akan tetap jalan untuk kebaikan," tuturnya.
Dia memandang pentingnya peran para tokoh agama, tokoh masyarakat dan ormas-ormas dengan terus mengajarkan kepada umat untuk menyayangi semua manusia.
"Maka pertama kali yang harus kita lakukan semua tokoh agama harus sayang kepada rakyat Indonesia, kepada umatnya dan mengajarkan untuk menyayangi. Sayangilah ini, sayangilah orang lain, karena itu adalah puncak semuanya untuk menjadi Wathaniyah kita ini terjaga dengan baik," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Faktanya, konsep makam telah ada sejak lama, ribuan tahun yang lalu bahkan. Yuk, simak makam-makam tertua yang ada di dunia!
Baca SelengkapnyaMayoritas responden menyatakan puas atas penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi penyekapan dan pemerkosaan secara bergiliran selama tiga hari oleh 10 pelaku terhadap siswi SMP di Lampung Utara, Lampung, NA (15), sudah terencana.
Baca SelengkapnyaMomen serah terima jabatan (sertijab) Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI
Baca SelengkapnyaSetelah Mayor Teddy, kini giliran ajudan pribadi Gibran yang bernama Yusuf Islamudin lah yang mencuri perhatian publik.
Baca SelengkapnyaTurki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaAiska Vairana yang biasa dipanggil Kika ini merupakan anak sulung Ersa Mayori. Saat ini Kika sedang kuliah di ITB.
Baca Selengkapnya