Merdeka.com - Mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka masih terparkir di halaman SD Negeri Nusukan Barat 113 Banjarsari, Rabu (10/11). Mobil Toyota Kijang Innova warna putih berpelat nomor AD 1 A belum diambil jika permasalahan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan para guru belum selesai.

"Tunggu kepala sekolahe dievaluasi. Kemarin langsung dievakuasi," kata Gibran usai mengikuti upacara Hari Pahlawan di TMP Kusuma Bakti.

Yang lebih penting, lanjut Gibran, hasil swab para siswa negatif Covid-19. Dia meminta kepala sekolah bersangkutan berkoordinasi dengan kepala Dinas Pendidikan setempat.

Gibran menyampaikan, selama mobil dinas diparkir di sekolah, ia menggunakan mobil milik Pemkot. Sedangkan mobil dinas berwarna hitam, Toyota Camry, sedang digunakan Ketua Tim Penggerak PKK, yang juga istrinya, Selvi Ananda.

"Mobil Camry kayaknya lagi dibawa Ketua Tim Penggerak PKK. Sak enekke sik (seadanya dulu)," tuturnya.

Gibran mengaku tidak menugaskan siapapun untuk mengawasi mobil dinasnya selama ditinggal di suatu tempat. Demikian juga puluhan paket beras yang ada dibagasi untuk dibagikan ke warga. Ia membiarkannya di dalam mobil.

"Berasnya ya ditinggal to, masak aku suruh usung-usung (angkat-angkat)," ujarnya.

Gibran menandaskan, untuk mengantisipasi terjadinya klaster sekolah akibat pembelajaran tatap muka, pihaknya terus melakukan surveilans. Dia juga meminta kesadaran para guru untuk tertib mengenakan masker, apalagi para siswa SD khususnya belum divaksinasi.

"Yen ngajar ra nganggo masker, murid-muride tiru-tiru gurune (kalau ngajar enggak pakai masker, muridnya ikutan) itu wis parah. Kemarin teriak-teriak PTN pingin dibuka, setelah dibuka malah pada enggak pakai masker," keluhnya.

Sebelumnya diberitakan, Gibran memarkirkan mobil dinasnya di depan SD Negeri Nusukan pada Selasa (9/11) pagi. Mobil yang ditempel stiker tengkorak itu terparkir menghadap selatan membelakangi ruang kelas di halaman sekolah.

Ditemui di Balai Kota Solo, Gibran mengaku sengaja meninggalkan mobil dinasnya. Penyebabnya banyak siswa dan guru di sekolah tersebut yang melanggar protokol kesehatan (prokes).

"Do ra nganggo (tidak pakai) masker guru dan siswa. Kebetulan saya mau ke balai kota lewat sana sebelum saat perjalanan dimulai," ujarnya.

Gibran menegaskan jika PTM harus dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Ia menyesalkan guru yang seharusnya memberikan contoh pada muridnya malah tidak taat prokes. Saat ini pihaknya melakukan tes swab kepada para siswa dan guru di sekolah tersebut.

"Yang penting itu kan gurunya. Kalau guru tidak memberikan contoh yang baik, muridnya juga bakal seenaknya. Kita tunggu hasil swabnya saja," tandasnya.

Sebelum di SD Nusukan, Gibran pernah beberapa kali meninggalkan mobil dinasnya. Di antaranya di Makam Mojo Pasarkliwon, SMA Batik 2 Solo dan SMK N 2.