Merdeka.com - Gelombang unjuk rasa buruh terjadi di sejumlah lokasi di Sumatera Utara, hari ini. Mereka menentang penetapan revisi upah minimum provinsi (UMP) 2013 yang hanya naik Rp 70 ribu menjadi Rp 1.375.000.

Di pusat Kota Medan, sekitar seribuan buruh yang tergabung dalam Pekerja Buruh Melawan (PBM) berunjuk rasa di Jalan Imam Bonjol, Medan. Akibat aksi ini, perlintasan utama menuju Bandara Polonia, Medan terpaksa ditutup. Polisi memasang barikade kawat duri di tengah jalan dan menyiagakan mobil water canon di sana.

Meskipun jalan itu ditutup, penumpang masih bisa ke bandara melalui Jalan Mustang maupun dari kawasan Avros. Namun, sebagian calon penumpang sempat terjebak dan terpaksa berjalan kaki melewati halaman RS TNI Angkatan Udara untuk menuju bandara.

Selain di Medan, aksi massa juga terjadi Tanjung Morawa dan Mabar. Mereka berencana melumpuhkan Jalan Tol Belmera. Tuntutannya sama, menolak revisi UMP Sumut 2013 Rp 1.375.000.

"Tuntutan kami satu, yaitu agar Plt Gubsu Gatot Pudjonugroho menandatangani UMP 2012 Rp 2,2 juta, seperti di daerah lain," kata Baginda, salah seorang pengunjuk rasa.

Menurut dia, UMP Rp 1.375.000 akan lebih memiskinkan buruh. "Sekarang saja banyak buruh yang sudah menggadaikan kartu jamsosteknya, hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi demi UMP yang layak kami rela mengorbankan nyawa," ucapnya.

Aksi ini merupakan protes dari kebijakan Plt Gubernur Sumut Gatot Pudjonugroho merevisi besaran UMP 2013 dari Rp 1.305.000 menjadi Rp 1.375.000.

UMP yang ditetapkan ini jauh dari tuntutan buruh yang berunjuk rasa beberapa waktu lalu. Saat itu, mereka meminta UMP Sumut minimal Rp 2.000.000.

Buruh sempat berharap Pemprov Sumut merevisi UMP mengikuti langkah DKI Jakarta yang menaikkan besarannya menjadi Rp 2,2 juta. Angka ini naik 48,3 persen dari Rp 1.529.150 pada 2012.