Merdeka.com - Meski berstatus tahanan BNN Provinsi Kalimantan Timur, Sandi Fadli (41), warga Loa Kulu, Kutai Kartanegara, yang juga tersangka pemilik 13 batang tanaman ganja, tetap berharap ganja dilegalkan.

Sekira pukul 12.30 WITA, Sandi dihadirkan, sekaligus membakar sendiri 13 batang tanaman ganja sitaan BNN yang mengering, di halaman BNN Provinsi Kaltim, Jalan Rapak Indah, Samarinda. Nyaris tidak ada rasa penyesalan, tanaman ganja yang dia tanam, akhirnya dia bakar sendiri.

"Ya, mau bagaimana lagi?" kata Sandi, di sela membakar barang bukti tanaman ganja.

Meski meringkuk di penjara, Sandi tetap menyimpan harapannya agar ganja dapat dilegalkan.

"Kita lihat ke depannya. Teman-teman lagi berjuang di LGN (Lingkar Ganja Nusantara)," ujar Sandi.

"Yang ada sekarang ini, kan disalahgunakan. Banyak manfaatnya ganja ini Pak," kata Sandi sambil kembali masuk ke dalam kantor BNN menuju ruang tahanan.

Kabid Pemberantasan BNN Provinsi Kalimantan Timur AKBP Halomoan Tampubolon sedikit terkejut saat dikonfirmasi pernyataan Sandi. Meski begitu, dia tidak menampik, ada saja upaya berbagai pihak untuk melegalkan ganja.

"Bisa jadi, tidak menutup kemungkinan ada upaya mengarah ke sana, upaya melegalkan ganja," ujar Tampubolon.

Selain pemusnahan ganja, BNN Kaltim juga memusnahkan barang bukti narkoba lainnya, yang masuk dalam golongan I berupa 4,76 gram sabu dan 21 butir ekstasi, yang disita dari 3 wanita dan 2 pria tersangka pengedar narkoba.

Barang haram itu disita petugas mulai tanggal 12 Juli hingga 24 Agustus 2017. Pemusnahan pun disaksikan Kejari Samarinda, Polresta Samarinda serta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Samarinda.

Usai sabu dan ekstasi diblender dan larut di dalam air, satu per satu tersangka kemudian membuangnya di toilet, disaksikan petugas, agar tidak terjadi penyalahgunaan barang bukti.

"Ke semua barang bukti yang dimusnahkan, sudah mendapatkan izin pengadilan," tukas Tampubolon.