Merapi meletus Jumat malam, 13 pengungsi lansia dan balita bertahan di pengungsian
Merdeka.com - Letusan beruntun Gunung Merapi kembali terjadi pada Jumat (1/6) malam pukul 20.24 dan 21.00 WIB. Letusan ini menyebabkan sejumlah warga melakukan evakuasi mandiri ke Balai Desa Glagaharjo.
Berdasarkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman diketahui ada 98 warga yang mengungsi secara mandiri ke Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Jumat (1/6) malam. Meskipun demikian sebagian warga yang mengungsi secara mandiri ini sudah pulang ke rumahnya masing-masing pada Sabtu (2/6) pagi.
Saat ini hanya ada 13 pengungsi kategori rentan yang masih bertahan di Balai Desa Glagaharjo. "Hingga pukul 08.00 WIB masih ada 13 jiwa yang berada di Balai Desa Glagaharjo. Ke 13 jiwa ini terdiri dari 12 lansia dan seorang balita," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/6).
Makwan menerangkan untuk pengungsi mandiri di SD Sanjaya Tritis, Desa Purwobinangun, Kecamatan Cangkringan ada 26 orang pengungsi saat terjadi letusan beruntun Gunung Merapi, Jumat (1/6) malam. Tetapi, kata Makwan, semua pengungsi di SD Sanjaya Tritis dipastikan telah kembali ke rumahnya masing-masing dan kembali beraktivitas.
Makwan menjabarkan berdasarkan keputusan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) saat ini belum ada kenaikan status Gunung Merapi. Gunung Merapi saat ini masih berstatus waspada.
"Status aktivitas Merapi pada saat ini tetap pada level Waspada. Rekomendasi, radius 3 Km dari puncak dikosongkan dari aktivitas penduduk seperti mencari rumput dan aktivitas pendakian di area 3 km dari puncak," terang Makwan.
Makwan menambahkan agar warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi dan masuk ke Kawasan Rawan Bencana (KRB) III diminta meningkatkan kewaspadaannya. Warga, lanjut Makwan juga diminta tak panik dalam menanggapi aktivitas kegunungapian Gunung Merapi.
"Masyarakat untuk tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa serta meningkatkan kewaspadaan. Bila terjadi hujan abu gunakan alat pelindung diri (APD) apabila beraktifitas di luar rumah berupa masker, kacamata, jaket, penutup kepala dan alas kaki. Ikuti arahan petugas yang ada di lapangan bila terjadi situasi darurat, berhati-hati dalam berkendara dan utamakan tertib lalu lintas," pungkas Makwan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaAir bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa Tengah punya beragam cara merayakan Lebaran
Baca SelengkapnyaJelang Perayaan Hari Raya PLN mencatat terdapat sebanyak 9 kasus gangguan listrik akibat penjor yang menyentuh kabel listrik di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya