Menteri Yuddy klaim tim ahli sukarela, ternyata digaji Rp 54 juta
Merdeka.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN dan RB) Yuddy Chrisnandi membantah telah melakukan pemborosan anggaran negara terkait pembentukan tim ahli menteri yang berisi 24 orang yang diketuai politikus Golkar Indra Jaya Piliang. Klaim itu ternyata tidak sesuai fakta. Nyatanya, untuk membayar tim ahli, dia mengeluarkan anggaran sebesar Rp 54 juta.
Fakta itu berdasarkan salinan dokumen yang diperoleh merdeka.com, Rabu (21/1) kemarin. Dalam dokumen yang ditujukan kepada Kasubag TU Menteri, tertulis permohonan dana operasional menteri dengan total dana Rp 65.750.000. Dokumen permohonan itu dibuat pada 14 Januari 2015.
Perinciannya, honor tim ahli sebesar Rp 54.000.000. Kemudian bantuan untuk Gemura Rp 10.000.000, bantuan untuk masjid di Ambon Rp 1.000.000, bantuan untuk Bpk Abas (Hanura) Rp 500.000, dan biaya pasang sound sistem (ADC) Rp 250.000.
"Demikian permohonan kami, kiranya permohonan tersebut ... (tidak terbaca) dalam waktu yang tidak terlalu lama." tulis petikan isi permohonan dana operasional tersebut.
Fakta ini membantah pernyataan Yuddy di gedung Kompleks DPR kemarin. Dia menyatakan anggota tim ahli tersebut adalah orang yang mau berkomitmen ikut membangun bangsa tanpa pamrih. Sehingga, negara tidak terbebani dengan keberadaan mereka.
"Pemborosan itu kalau pakai uang negara, menggunakan fasilitas pemerintah. Mereka datang dengan patriotic call," kata Yuddy.
"Mereka orang yang punya kompetensi, punya keahlian dan mereka mau tidak digaji itu yang penting. Kalau ada yang mau lagi bagus, seratus gak apa-apa yang penting negara tidak menambah pengeluaran," terang dia.
Ketua Tim Ahli Indra Piliang yang dihubungi terpisah sebelumnya mengaku mendapat honor dari kementerian. Namun jumlahnya menurut dia tidak seberapa. "Dihitung berdasarkan kehadiran. Tiap rapat dibayar Rp 250.000, itu juga rapatnya tidak tiap hari. Kalau benar dana operasional dianggarkan Rp 54 juta, tinggal dibagi saja 24 orang, cuma dapat Rp 2 jutaan kan," jelasnya.
Indra menjelaskan, selama bekerja sebulan terakhir, tim ini tidak mendapat fasilitas khusus. "Kita disediakan cuma satu ruang, isinya 5 kursi dan meja untuk rapat. Kita lebih banyak kerja di luar, tidak seperti PNS," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rincian Upeti Rp44,5 Miliar Diterima SYL Hasil Peras Anak Buah di Kementan
Dari sejumlah uang tersebut ada yang mengalir untuk keperluan pribadi SYL, keluarga dan ke Partai NasDem.
Baca SelengkapnyaPolisi: Santri asal Tebo Dianiaya Karena Menagih Utang Rp10 Ribu
Andri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaAhli Nuklir Tersangka Penggelapan dan TPPU Ini Diburu Polda Jatim
Penyidik menetapkan tersangka YUI masuk DPO yang tertera pada surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (P2HP) ke-8.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaDalih Sengatan Listrik di Pondok Pesantren
Penganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.
Baca SelengkapnyaPengamat Yakin Sri Mulyani Tak akan Mundur dari Menkeu, Dampaknya Bisa Besar
Isu mundurnya Sri Mulyani dari Menteri Keuangan dinilai hanya ‘digoreng’ pihak tertentu
Baca SelengkapnyaPj Bupati Sumedang Herman Suryatman Main Burung di Tengah Sawah, Ternyata Ngelepek Merpati Susah
Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman tertarik mencoba kegiatan ngelepek burung merpati. Momennya pun jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaYusril Anggap Keterangan Saksi dan Ahli Dihadirkan Kubu Anies di Sidang Sengketa Pilpres Tidak Relevan Dijadikan Bukti
Yusril meyakini MK bakal menolak permohonan kubu pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin (AMIN) dengan melihat pernyataan yang disampaikan ahli dan saksi.
Baca SelengkapnyaYusril Minta Kasus Pemerasan Firli Bahuri Dihentikan, Ini Alasannya
Dengan tidak adanya bukti yang kuat dalam kasus pemerasaan ini, seharusnya kasus Firli dihentikan.
Baca Selengkapnya