Merdeka.com - Rencana pembangunan tol Solo Selatan terus bergulir. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun buka suara terkait proyek jalan bebas hambatan yang bakal melintas di Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo dan Klaten itu.

Basuki juga meluruskan informasi yang sebelumnya beredar mengenai rencana pembangunan jalan lingkar Solo timur selatan, Menurutnya, bukan jalur lingkar, melainkan tol lingkar selatan.

Basuki menyebut, saat ini pihaknya masih mengkaji wacana ini dengan kepala daerah terkait. Dia juga menyebut jika proyek tersebut masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Lingkar selatan Solo nanti kita kaji dulu, kita buka untuk prakarsa, karena apa pun untuk pengembangan wilayah. Tentu saja ada yang gaduh. Tol atau nontol," ujar Basuki di sela Kunjungan Kerja Bersama inspeksi lapangan dan diskusi dengan penerima uang ganti untung Jalan Tol Solo-Jogja di Boyolali, Senin (27/2).

Menurut Basuki, rencana tersebut masih akan dikaji lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal Bina Marga bersama para kepala daerah. "Setelah kita kaji nanti, pasti kita berkonsultasi dengan wali kota, bupati-bupati, dan gubernur Jawa Tengah," katanya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menambahkan, dipilihnya jalan tol karena dinilai lebih menghemat biaya. Alasannya, proyek tersebut tak menggunakan APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara).

"Sebentar ya, kalau pingin 2025 ya tol. Nanti dulu, nunggu dari pak menteri ya. Kalau nontol itu kan harus pakai APBN, besar biayanya," katanya.

Gibran tak setuju adanya anggapan ada penolakan dari para kepala daerah terdampak. Menurut putra sulung Presiden Jokowi, mereka masih mencari opsi lain agar pembangunan tol tersebut tidak berdampak negatif.

"Bukan penolakan, tapi ada opsi-opsi lain yang perlu dipertimbangkan. Opsi nontol, dan lain-lain," terangnya.

Gibran menyampaikan, dengan adanya jalur tol lingkar selatan Solo, diharapkan akan mengurangi kemacetan di dalam kota. Selain itu, lanjut dia, jalan tol lingkar selatan juga akan mempermudah distribusi barang.