Mensos Risma Cuci Mobil Dinas, Demokrat Nilai Pencitraan Tak Lagi Relevan
Merdeka.com - Aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini mencuci mobil menjadi sorotan publik. Dalam video beredar sejak Minggu (26/2), Risma terlihat mengenakan baju putih sambil mengguyurkan mobil berplat merah dengan selang.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai wajar jika publik mempersepsikan aksi Risma sebagai bentuk pencitraan. Menurutnya, model pencitraan seperti itu sudah tidak relevan.
"Cukup berdasar kiranya jika publik mempersepsikan ini sebagai bentuk pencitraan. Model pencitraan seperti ini memang tak lagi relevan," kata Kamhar lewat pesan tertulis, Selasa (28/2).
Kamhar mengatakan, publik sudah semakin kritis tak lagi bisa diperdaya dengan pencitraan picisan seperti itu.
Kata dia, memori publik kembali teringat dengan Jokowi yang dulu masuk gorong-gorong sampai mobil Esemka yang banyak disebut gaib.
"Banyak janji yang sekadar janji, tak bisa ditunaikan, apalagi dilunasi," kata Kamhar.
"Jadi sejatinya apa yang dilakukan Bu Risma ini justru melecehkan kewarasan publik," ujarnya.
Hingga kini, Kementerian Sosial belum memberi penjelasan terkait aksi Risma tersebut. Waktu dan lokasi mantan Wali Kota Surabaya itu mencuci mobil juga belum diketahui.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mensos Risma Nangis Dengar Kesusahan Warga saat Rapat dengan Komisi VIII DPR RI
Risma menangis bahkan sampai menundukan kepalanya, wajahnya pun memerah. Dia terlihap mengucap air matanya dengan tisu.
Baca SelengkapnyaCiri Pemilu yang Demokratis adalah Bebas, Adil, dan Rahasia, Berikut Penjelasannya
Pemilu yang demokratis sangat penting untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi dan memastikan bahwa warga negara memiliki suara.
Baca SelengkapnyaRamai Petisi Selamatkan Demokrasi, Forum Rektor Indonesia Pilih Deklarasi Pemilu Damai
Ramai Petisi Selamatkan Demokrasi, Forum Rektor Indonesia Pilih Deklarasi Pemilu Damai
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaMaklumat Ganjar-Mahfud di Semarang: Demokrasi Makin Gelap, Konstitusi Dipermainkan Penguasa
Suara rakyat yang merupakan roh demokrasi dinilai semakin tidak terdengar ke telinga elit penguasa.
Baca SelengkapnyaMenteri Risma Dipuji Usai Beberkan Strategi Indonesia Tangani Krisis Pangan, Gempa Bumi hingga Banjir di Forum OECD Perancis
Penjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.
Baca SelengkapnyaPolitik Dinasti Disebut Tak akan Berdampak Buruk ke Ekonomi, tapi Ada Syaratnya
Syaratnya adalah ada orang lain yang bukan bagian keluarga Kepala Negara tadi juga mendapatkan porsi dan hak yang sama.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Debat Panas! Mensos Risma Skakmat Anggota Komisi VIII Soal Bansos Jelang Pemilu
Anggota DPR Fraksi PKS bertanya ke Mensos Risma soal penyaluran bansos di Februari jelang pemilu
Baca Selengkapnya