Menko PMK: Dari 104 Spesimen Virus Korona Diperiksa 102 Negatif
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut, bahwa sudah ada 104 sampel yang diperiksa terkait virus COVID-19 atau corona di Indonesia. Dari pemeriksaan itu, 102 spesimen dinyatakan negatif virus corona dan 2 lainnya masih diperiksa.
"Sampai hari ini berdasarkan laporan Pak Dirjen Kemenkes sudah ada 104 spesimen, atau 104 sample seluruh Indonesia dan sudah diperiksa di laboratorium pusat penelitian penyakit infeksi Kemenkes, dari 104 itu, 102 negatif, dan 2 dalam proses," kata Muhadjir saat jumpa pers di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Senin (17/2).
Muhadjir mengungkapkan, tiap harinya rumah sakit di Indonesia terus mendapatkan sampel pasien yang diduga terjangkit corona. Namun, setelah diperiksa belum ada yang terjangkit virus tersebut.
"Jadi setiap hari kita terus mendapatkan kiriman spesimen dari seluruh Indonesia untuk memastikan bahwa sampai sekarang dan mudah-mudahan sampai terus 0 tidak ada yang terjangkit virus corona untuk di Indonesia," ucapnya.
Muhadjir menambahkan, pemerintah terus intensif memantau virus Corona meski 238 WNI yang diobservasi telah dipulangkan dari Natuna. Bentuk kewaspadaan pemerintah dengan memperketat pengawasan di pintu masuk menuju Indonesia. Di situ akan dilakukan pemeriksaan. Secara komprehensif baik dari sisi kesehatan maupun rekam perjalanan.
"Sekarang yang harus kita intensifkan adalah pemantauan dalam negeri kita yaitu dengan selalu mewaspadai, memonitor seluruh Indonesia," tukasnya.
Ada 102 Hoaks Soal Virus Korona
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mencatat ada 102 hoaks tentang virus COVID-19 (Corona) yang menyebar di media sosial. Moeldoko mengimbau semua pihak untuk menghentikan berita bohong tersebut.
"102 hoaks tentang corona ini. Jadi saya mengimbau kepada semua pihak untuk tidak mengembangkan, supaya dihentikan," kata Moeldoko di Gedung Bina Grahan KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2).
Moeldoko menegaskan, pengaruh penyebaran hoaks sangat tidak baik dalam kondisi sekarang. Pemerintah juga berupaya melakukan langkah kongkrit agar tidak ada WNI yang terjangkit.
"Karena ini nanti tidak baik pengaruhnya untuk masyarakat. Pemerintah punya kepedulian yang sangat tinggi, bisa dilihat dari rapat koordinasi yang terus menerus kita lakukan. Semuanya hanya satu, memikirkan supaya hoaks, supaya korona ini tidak terjangkit," jelas Moeldoko.
Mantan Panglima TNI tersebut pun mengapresiasi proses observasi 238 WNI di Natuna. Dia tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada warga Natuna sudah terbuka menerima ratusan WNI yang diobservasi.
"Masyarakat Natuna ujung-ujungnya bisa menerima kunjungan, luar biasa, telah terjadi komunikasi, relasi human yang sangat baik," tutup Moeldoko.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir: WFH 16-17 April 2024 Hanya untuk ASN
Pemerintah memutuskan untuk menerapkan kebijakan kerja dari rumah untuk Aparatus Sipil Negara (ASN) selama dua hari.
Baca Selengkapnya5 Fakta Sosok Febryanti Mulyadi, Kanit PPA Polres Klaten yang Viral
Penampilannya saat tak memakai seragam polisi tampak berbeda bikin pangling.
Baca SelengkapnyaMantan Ketua KPK Sebut Dinasti Politik Jadi Virus Pembunuh Demokrasi
Busyro menilai jika di Pemilu 2024 etika politik telah dikubur dan diganti dengan syahwat politik.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh
Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaViral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya
Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca Selengkapnya