Menko Airlangga: Kasus Positif dan Aktif Covid-19 Masih Terkendali
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas tentang Penanganan Pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta. Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga terkait hadir dalam rapat tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, seusai mengikuti rapat terbatas mengatakan ada sejumlah pesan yang disampaikan Kepala Negara kepada publik. Pertama, kasus positif harian dan kasus aktif Covid-19 masih terkendali.
"Bahwa secara umum, perkembangan kasus konfirmasi harian dan kasus aktif masih terkendali," ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6).
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) ini menyebut, jika dilihat dari persentase kasus aktif Covid-19, Indonesia lebih baik dari global. Per 6 Juni 2021, kasus aktif Covid-19 Indonesia hanya 5,3 persen, sedangkan global mencapai 7,5 persen.
Persentase kasus sembuh dari Covid-19 juga lebih baik dari dunia. Data kemarin, persentase kasus sembuh dari Covid-19 mencapai 91,9 persen, sementara dunia hanya 90,3 persen.
"Kematian memang masih tinggi dari global yaitu 2,8 persen. Sedangkan global 2,1 persen," sambungnya.
Meski kasus positif harian dan kasus aktif masih terkendali, Airlangga menyebut dalam dua pekan ke depan kemungkinan kasus yang disebabkan SARS-CoV-2 itu bertambah. Penambahan kasus ini dampak dari libur Lebaran Idulfitri 2021.
"Kalau kita lihat bahwa nanti disampaikan juga sesudah liburan Idulfitri diperkirakan tetap ada kenaikan hingga dua minggu ke depan," ujarnya.
Selain kasus positif dan kasus aktif, Airlangga juga menyampaikan apresiasi Jokowi kepada TNI dan Polri yang bekerja keras melakukan penyekatan dan mengawasi masyarakat nekat mudik.
"Kami berterima kasih kepada jajaran TNI, Polri bahwa penyekatan selama Lebaran dan pasca Lebaran kemarin telah berjalan dengan optimal," ucap dia.
Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan banyak kasus Covid-19 di Indonesia yang tidak tersentuh testing. Bahkan, data yang dilaporkan pemerintah saat ini, hanya sepersepuluh dari total kasus Covid-19 sesungguhnya.
"Semua ahli sudah mengatakan kasus-kasus yang dilaporkan sekarang ini hanya sekadar 1/10 atau 1/8 dari kasus yang sesungguhnya," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (7/6).
Windhu menyebut, pemerintah daerah tidak transparan soal data Covid-19. Selain itu, pemerintah daerah tidak melaporkan data kasus positif dan kematian Covid-19 secara utuh kepada pemerintah pusat.
"Jadi kalau datanya sekian, mungkin yang dilaporkan cuma sekian. Separuhnya, seperempatnya. Belum lagi yang dicicil-cicil itu, baik positif maupun kasus kematiannya," jelasnya.
Tidak akuratnya data Covid-19 di Indonesia membuat para ahli kesulitan memprediksi puncak lonjakan kasus dan gelombang kedua. Terlebih lagi, Indonesia tidak memiliki kurva epidemik.
Padahal, kurva epidemik sangat penting untuk menentukan kapan kasus Covid-19 mulai terdeteksi dan pasien mengalami gejala terpapar virus SARS-CoV-2 itu.
"Anda tanya saja ke Satgas pusat itu, mana kurva epidemiknya. Nggk ada, kita nggk punya kurva epidemik. Kalau kita nggk punya kurva epidemik, kita nggk akan pernah bisa memprediksi. Jadi itu masalahnya kita ini," ujarnya.
"Data kita ini kalau mau jujur, tidak akurat. Dipakai untuk prediksi juga akan susah, bisa salah," sambungnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet
Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Airlangga Minta Rakyat Jangan Golput, Penting untuk Masa Depan Indonesia
Fenomena golput masih banyak ditemui dan menjadi salah satu tantangan yang serius di setiap pemilu
Baca SelengkapnyaGibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaAirlangga: Survei Internasional, Jokowi dan Soeharto Presiden Terbaik Indonesia
Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyebut Jokowi dan Soeharto menjadi dua presiden terbaik Indonesia.
Baca SelengkapnyaReaksi Airlangga Diminta Hakim MK Bersaksi di Sidang Sengketa Pilpres: Kami Tunggu Panggilannya
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi panggilan sebagai saksi oleh MK dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMKGR Minta Banyak Jatah Menteri Golkar di Kabinet Prabowo: Jangan Kita Kerja Keras yang Dapat Orang Lain
MGKR mengatakan berpolitik adalah untuk merebut kekuasaan yang tujuannya untuk menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya