Merdeka.com - Rencana peleburan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Cina (Pocin) 1 Depok berlangsung karut marut. Pemerintah Kota Depok berencana merelokasi sekolah tersebut ke sekolah lain, lantaran di lokasi itu akan dibangun Masjid Agung. Namun rencana tersebut ditolak lantaran tidak ada sosialisasi kepada wali murid.
Siswa sudah diminta untuk melakukan belajar dari rumah (BDR) sejak 7-11 November. Namun masih banyak siswa yang datang untuk belajar di sekolah. Sejumlah wali murid pun memprotes kebijakan yang dianggap minim sosialisasi. Bahkan sempat beredar video yang berisi bahwa akses masuk sekolah tertutup proyek trotoar.
"Ya Allah jalanan ke sekolah aja ditutup coba? Gimana coba anak-anak mau masuk sekolah separah inikah sekolah? Ini sekolah loh masih berjalan loh masa jalanannya ditutup," kata seorang wanita yang merekam video tersebut, Kamis (10/11).
Wali murid mengaku tidak mendapat sosialisasi kalau di lokasi akan dibangun Masjid Agung. Wali murid tidak menolak relokasi, asalkan sudah ada lokasi baru yang pasti.
"Jadi dibangun dulu sekolahnya, baru sekolahnya dipindahkan. Jangan ini belum selesai, lalu kemudian ditampung di sekolah yang lain," kata Eci Tuasikal, kordinator orang tua siswa.
Dia menyebutkan, di lokasi tersebut ada dua sekolah yaitu SDN Pondok Cina 4 dan 1. Lalu muncul rencana peleburan sekolah pada tahun 2015 karena sekolah tidak punya lapangan. Informasi yang berbeda didapat wali murid kalau ternyata di lokasi akan dibangun Masjid Raya. Padahal siswa di sekolah tersebut berjumlah 300 lebih. Mereka ditampung sementara di dua sekolah berbeda yang hanya memiliki enam rombongan belajar (rombel). Dan para siswa juga harus belajar siang hari. Hal ini dianggap sangat mengganggu dalam kegiatan belajar.
"Artinya, itu tidak memenuhi tapi dipaksakan dan ada yang masuk pagi dan siang. Di dalam Permendikbub No 36 disebutkan bahwa sekolah tidak boleh ada dobel sif, harus pagi semua. Karena kalau siang anak-anak sudah tidak ada semangat belajar," tegasnya.
Di SDN Poncok Cina 1 ada 12 rombel dan ditampung di SDN Poncok Cina 5 serta SDN Pondok 3. Untuk kelas 1, 2 dan 6 ditampung di SDN Pondok Cina 5. Sedangkan kelas 3, 4 dan 5 ditampung di SDN Pondok Cina 3.
"Padahal awalnya informasi dari Dinas Pendidikan para siswa akan ditampung di satu sekolah," ujarnya.
Kisruh di sekolah ini membuat anggota DPRD Depok turun tangan. DPRD mengaku tidak mengetahui rencana pembangunan Masjid Agung di lokasi tersebut.
"Berkaitan dengan persoalan pembangunan sekolah, kita di DPRD tidak pernah diajak bicara oleh Pemkot apa tujuannya sekolah ini harus diubah menjadi masjid. Apakah memang betul di sini dibutuhkan betul keberadaan masjid itu? seperti itu. Ini juga tidak pernah dibicarakan," kata anggota Komisi D DPRD Depok, Babai Suhaimi.
Menurutnya, Pemkot Depok tidak boleh melakukan kebijakan yang bersifat sepihak. Seharusnya wali murid dilibatkan dalam kordinasi dan komunikasi. Babai menuturkan, Pemkot Depok menyalahi etika dalam penyelenggaraan pemerintahan.
"Dan belum pernah juga dibahas di dalam forum resmi DPRD, anggarannya dari provinsi berapa nilainya. Sudah masuk di APBD 2022 ini berapa nilainya kemudian kapan ditendernya, dan kapan dilaksanakannya, kapan DED-nya dibuat dan seterusnya itu tidak pernah dibicarakan sehingga kalau sekarang terjadi penolakan menurut saya hal yang wajar," tambahnya.
Advertisement
Pihaknya berencana memanggil Dinas Pendidikan Kota Depok dan wali murid pada Jumat (11/11) untuk berdiskusi mengenai masalah yang terjadi. "Kita diskusikan apa masalahnya yang harus kita carikan jalan keluar," tutupnya.
Terkait persoalan ini, Pemkot Depok menjamin siswa SDN Pondok Cina 1 tetap bisa belajar. Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono berkomitmen tetap memenuhi hak belajar semua peserta didik.
"Hak-hak belajar peserta didik tetap terjamin selama dan setelah proses pembangunan," kata Imam. Dikutip dari Antara.
Imam mengatakan bahwa pembangunan trotoar Jalan Margonda Raya tidak melanggar ketentuan, karena pemerintah kota sudah secara resmi menonaktifkan bangunan sekolah tersebut.
Namun, dia mengaku memahami keresahan warga berkenaan dengan trotoar yang menyulitkan siswa masuk ke sekolah selama pekerjaan pembangunan trotoar berlangsung.
Imam menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan Kota Depok telah menyampaikan surat ke SDN Pondok Cina 1 pada 7 November 2022, berkenaan dengan penonaktifan bangunan sekolah tersebut.
"Sudah disosialisasikan oleh Dinas Pendidikan melalui kepala sekolah kepada seluruh orang tua dan wali murid," katanya.
Pemerintah Kota Depok menyatakan bahwa SDN Pondok Cina 1 bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar via daring dari 7 sampai 11 November 2022.
Mulai 14 November 2022, Imam mengatakan, kegiatan belajar mengajar tatap muka bagi siswa sekolah itu dilaksanakan di SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5.
Dia mengatakan bahwa pemerintah kota berencana menggunakan lahan tempat SDN Pondok Cina 1 berada untuk membangun Masjid Raya Margonda.
"Rencana pengalihan fungsi lahan SDN Pondok Cina 1 telah dicanangkan sejak tahun 2016. Hal ini mempertimbangkan keamanan peserta didik, karena lokasi bangunan sekolah berada di depan ruas jalan besar," katanya.
"Sekolah (SDN Pondok Cina 1) pinggir Margonda direlokasi ke dalam, lokasi lebih oke dan nyaman, aman," ia menambahkan.
Pemerintah Kota Depok, menurut Imam, akan menggelar dialog dengan orang tua siswa SDN Pondok Cina 01 untuk mencari solusi terbaik. [cob]
Baca juga:
Pembangunan Trotoar Jalan Margonda Depok Halangi Pintu Masuk SDN Pondok Cina 1
Perbaikan Trotoar Jalan Raya Margonda Depok Telan Anggaran Rp23,5 Miliar
Potret Jalan HZ Mustofa di Kota Tasikmalaya, Rapi, Bersih dan Mirip Malioboro Jogja
Dinas Bina Marga Targetkan Revitalisasi Trotoar di Jakarta Rampung Bulan Ini
Pemprov DKI Jakarta Kejar Target Revitalisasi Trotoar
Advertisement
Kantor NasDem Bekasi Dibobol Maling, Uang Ratusan Juta Raib
Sekitar 35 Menit yang laluDari Luar Tampak Seperti Toko Baju, Ternyata Lapak Prostitusi di Tangsel
Sekitar 1 Jam yang laluGanjar Ajak Kades Entaskan Stunting di Banjarnegara dan Wonosobo
Sekitar 1 Jam yang laluBPS: Jumlah Wisman ke Indonesia Tahun 2022 Mencapai 5,47 Juta Kunjungan
Sekitar 1 Jam yang laluJaksa Ungkap Teddy Minahasa Bagi Hasil Uang Penjualan Narkoba
Sekitar 1 Jam yang laluTerungkap Skenario Palsu Pegawai dan Office Boy Tilap Rp671 Juta Milik SPBU di Bali
Sekitar 2 Jam yang laluSambut Pendaratan Pesawat Airbus A380, Ini Persiapan Bandara I Gusti Ngurah Rai
Sekitar 2 Jam yang laluMotor Terbakar Setelah Isi Bensin
Sekitar 2 Jam yang laluSedang Berkebun, Dua Petani Diserang Harimau sampai Kritis
Sekitar 3 Jam yang laluReaksi Anies Baswedan soal Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh
Sekitar 3 Jam yang laluPKS Merapat, Anies: Melanjutkan yang Selama Ini Sudah Terbangun
Sekitar 3 Jam yang laluCerita Kontraktor Diminta Setor Ratusan Juta untuk Suap Auditor BPK
Sekitar 3 Jam yang laluKasus Anak Anggota DPRD Wajo Aniaya Juru Parkir Naik Penyidikan
Sekitar 3 Jam yang laluGanjar Luncurkan Program Beras Fortifikasi untuk Ibu Hamil Demi Tekan Stunting
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Janji Kapolda Metro Tuntaskan Kasus Mahasiswa UI Meninggal Jadi Tersangka
Sekitar 9 Jam yang laluKapolri Akui Banyak Anak Buahnya Minim Pengetahuan soal Pengamanan Olahraga
Sekitar 9 Jam yang laluJaksa Ungkap Teddy Minahasa Minta AKBP Doddy Pisahkan Sabu Untuk Bonus Anggota
Sekitar 10 Jam yang laluPolda Metro Jaya Mutasi Besar-besaran, 30 Kapolsek Diganti
Sekitar 11 Jam yang laluKY Turunkan Ahli Usut Video Diduga Hakim Wahyu Bahas Kasus Sambo dengan Temannya
Sekitar 6 Jam yang laluSidang Vonis Bripka RR Digelar Selasa 14 Februari
Sekitar 1 Hari yang laluKubu Bripka RR Tanggapi Replik JPU: Ragu dan Tidak Bersungguh-sungguh Menuntut
Sekitar 1 Hari yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluPose Bripda Reza Hutabarat Adik Brigadir J di Polda Jambi, Jadi Penyidik Ditreskrimum
Sekitar 17 Jam yang laluSidang Vonis Bripka RR Digelar Selasa 14 Februari
Sekitar 1 Hari yang laluKubu Bripka RR Tanggapi Replik JPU: Ragu dan Tidak Bersungguh-sungguh Menuntut
Sekitar 1 Hari yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluDuplik Ferdy Sambo, Pengacara: Penuntut Umum Serampangan Sampaikan Tuduhan Kosong
Sekitar 1 Hari yang laluTatapan Mata Ferdy Sambo Saat Penasehat Hukum Bacakan Duplik atas Replik JPU
Sekitar 1 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 2 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami