Mengenali Gejala dan Bahaya Covid-19 Varian Arcturus

Kamis, 30 Maret 2023 14:37 Reporter : Supriatin
Mengenali Gejala dan Bahaya Covid-19 Varian Arcturus Vaksinasi Booster kedua untuk masyarakat umum resmi dimulai. ©2023 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Dunia kembali dihebohkan dengan munculnya Covid-19 varian Arcturus atau XBB 1.16. Kini, tercatat ada lebih dari 75 sampel terkonfirmasi positif varian tersebut.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, gejala varian ini sama seperti Covid-19 varian Omicron sebelumnya.

"Ini sebetulnya yang berkaitan dengan gejala hampir mirip, semua tidak ada perbedaan dengan subvarian-subvarian sebelumnya," kata Dicky kepada merdeka.com, Kamis (30/3).

Menurut Dicky, fatalitas yang dipicu varian Arcturus di bawah 2 persen. Sama seperti varian Omicron sebelumnya.

"Sementara keparahan belum diketahui. Namun kenapa ini menjadi perhatian adalah karena di India dan Amerika misalnya kasusnya cepat sekali peningkatannya," jelas dia.

Meski muncul varian baru Covid-19, Dicky menyebut imunitas yang terbentuk masih efektif menekan kematian. Sejumlah produsen vaksin kini sedang mengembangkan vaksin penangkal Arcturus.

"Kabar baiknya para produsen vaksin saat ini sedang mengembangkan generasi terbaru vaksin Messenger RNA yang bisa mengaddres subvarian XBB 1.16," ujarnya.

Laman The Health Side melaporkan, India menjadi negara yang paling banyak ditemukan kasus varian Arcturus di dunia. Kemudian urutan kasus varian Arcturus terbanyak kedua adalah Amerika Serikat.

Adapun beberapa gejala yang timbul dari varian Arcturus di antaranya demam dan menggigil, batuk, hidung tersumbat dan pilek, sakit kepala, nyeri otot, dan sakit tenggorokan.

Pada Januari 2023, terdapat dua sampel positif Arcturus. Kemudian 59 sampel pada Februari 2023, dan 15 sampel varian ditemukan pada bulan Maret 2023.

2 dari 2 halaman

Kemenkes Jaga Ketat Pintu Masuk Negara

Kementerian Kesehatan RI meningkatkan kewaspadaan di seluruh pintu masuk negara. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi importasi varian baru Covid-19 Arcturus.

"Kami langsung melakukan rapat internal, memperketat untuk daerah-daerah yang ada orang dari negara yang terinfeksi," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Rabu (29/3).

Maxi mengatakan, Kemenkes bersama kementerian terkait akan menjaga pintu masuk untuk mengantisipasi penyebaran varian Covid-19 jenis apapun.

"Saya kira varian apapun, setiap hari pekerjaan kami di Kementerian Kesehatan bersama teman-teman di kementerian terkait menjaga pintu masuk," katanya.

Respons Indonesia terhadap munculnya Covid-19 Arcturus ini berbeda India, negara yang mendeteksi varian tersebut pertama kali. India justru tidak memberlakukan pengetatan.

"Kami juga baru pulang dari India, di sana tidak ada pengetatan," katanya.

Maxi menambahkan, jika nantinya ditemukan warga yang bergejala Covid-19 Arcturus maka akan dilakukan prosedur pemeriksaan kesehatan mulai dari karantina, swab PCR, dan langsung diperiksa Whole Genome Sequencing (WGS).

Reporter Megawati: Alya Fathinah [tin]

Baca juga:
Muncul Covid-19 Varian Arcturus, Kemenkes Jaga Ketat Pintu Masuk Negara
Dinkes DKI Jamin Covid-19 Varian Arcturus Belum Masuk ke Jakarta
Pramono Anung Minta Masyarakat Jaga Prokes Selama Ramadan Agar Tak Ada Pandemi Baru
Sumut Raih Penghargaan Penanganan Covid-19, Edy Rahmayadi Apresiasi Pahlawan Pandemi
PPKM Award, Jokowi Apresiasi Peran Platform Digital Kesehatan Selama Pandemi
TPU Khusus Covid-19 di Rorotan Ramai Peziarah Jelang Ramadan

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini