Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menelisik Pembuat Grup WhatsApp STM, Polisi Atau Bukan?

Menelisik Pembuat Grup WhatsApp STM, Polisi Atau Bukan? Grup WhatsApp STM. ©2019 Istimewa

Merdeka.com - Pembuat grup WhatsApp STM mulai terbongkar. Semenjak grup WhatsApp STM tersebar ke media sosial, polisi mulai menyelidiki pembuat grup tersebut. Apalagi masyarakat menduga grup WhatsApp itu dibuat oleh oknum kepolisian.

Dalam beberapa grup, para anggota membahas bayaran terkait demo yang dilakukan di Gedung DPR. Mereka bersungut karena duit tidak cair. Koordinator lapangan (Korlap) menghilang tanpa jejak.

Berikut kronologi ditangkapnya admin grup WhatsApp STM dan cara kerjanya hingga beredar di media sosial:

Awal Dugaan Admin Grup WhatsApp Dibuat Oknum Kepolisian

Masyarakat sempat menduga grup WhatsApp tersebut sengaja dibuat oleh oknum kepolisian. Dugaan itu berawal saat masyarakat mengecek nomor-nomor yang tertera di grup tersebut melalui aplikasi pelacak nomor telepon Truecaller atau Get Contact didapati pemilik nomor tersebut adalah anggota kepolisian.

Menanggapi itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, ada upaya propaganda di media sosial menggunakan cara tersebut.

"Nah ini, jadi kita paham betul apa yang ada di media sosial itu. Karena sebagian besar adalah anonymous, narasi-narasi yang dibangun adalah narasi propaganda, tentunya dari direktorat Cyber Bareskrim sudah memprofiling," kata Dedi.

Melacak Anggota Grup WhatsApp STM

Ada 14 grup WhatsApp STM yang beredar di masyarakat. Dalam tangkapan layar, beberapa grup seperti *G30S STM ALLBASE, ANAK STM Kxxxx BACOT, STM SEJABODETABEK, STM/K BERSATU, STM Sejabodetabek, dan ORIGINAL Bxxxx COLLECTION.

Dalam grup-grup itu pula, ada nomor telepon 0813xxxxx dengan nama A berada di dua grup. Lalu nomor telepon +1 (479)xxxxx dan +1 (606)xxxxxx. Setelah ditelusuri nomor pertama ternyata kode untuk wilayah Arkansas dan kedua Kentucky, Amerika Serikat.

Kemudian kami melakukan penelusuran terhadap nomor-nomor tersebut. Hasilnya, salah satu nomor, 0813xxxx di grup *G30S STM ALLBASE. Setelah dicek muncul nama, pangkat dan tempat bertugasnya. Sedangkan nomor 0812xxxxx mencantumkan kata 'polisi' di belakang namanya.

Untuk memastikan sistem pelacakan nomor di Truecaller, kami juga mencoba memasukan tiga nomor awak redaksi. Identitas keluar semuanya sesuai.

Tim Merdeka.com mencoba menghubungi nomor-nomor di *G30S STM ALLBASE dan ANAK STM Kxxxx BACOT. Hanya ada tiga nomor yang aktif. Satu nomor 0852xxxx tersambung. Di ujung telepon terdengar suara seorang pria.

Ketika disebut namanya, dia langsung menjawab, 'siap'. Kami coba menanyakan situasi di DPR, karena sejak sore demonstran berkumpul. Kemudian menjelang tengah malam terjadi bentrok.

Disebut apakah berdinas di salah satu kantor polisi Jakarta, pria itu membenarkan. Lantas, dia bertanya balik, 'izin, ini dengan siapa?'. Setelah tahu dihubungi jurnalis, dia menjawab. "Saya tidak bisa kasih keterangan, silakan dengan yang lain." Telepon pun selesai.

Pelaku Berusia Remaja

Direktorat Tindak Pidana Siber Mabes Polri menangkap tujuh orang terkait WhatsApp Grup Anak STM dan SMK yang berdemo di Kompleks DPR/MPR. Satu orang ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka yang tertangkap adalah kreator Grup WhatsApp STM/SMK Bersatu, berinisial RO (17), MP (18) admin Grup WA STM-SMK se-Nusantara, WR (17) admin Grup WA SMK-STM se-Jabodetabek.

Kemudian, DH (17) admin Grup WA Jabodetabek Demokrasi, Muhamad Amir Muksin (29) admin Grup STM se-Jabodetabek, KS (16) admin Grup WA SMK-STM se-Jabodetabek, dan Dian Affandi (32) admin Grup WA SMK-STM. Penangkapan ini sebagai cara polisi menepis segala tuduhan yang dialamatkan pada korps Bhayangkara.

"Kami tangkap ini kreator maupun adminnya. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada Polri mengkreasi seperti isu yang beredar," kata Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Rickynaldo Chairul, Rabu (2/10).

Apakah Grup WhatsApp STM Mengandung Unsur Pidana?

Total ada 14 grup WhatsApp yang Dibuat. Tujuh di antaranya mengandung unsur pidana. Hal itu diungkap setelah Direktorat Tindak Pidana Siber Mabes Polri menangkap orang-orang yang berperan di balik terbentuknya grup WhatsApp Anak STM dan SMK saat demo di Kompleks DPR/MPR.

Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Rickynaldo Chairul mengatakan, pihaknya menemukan 14 grup yang bermuatan menghasut para peserta grupnya yang rata-rata pelajar untuk berdemonstrasi pada 25 September hingga 30 September.

"Total seluruh Indonesia ada 14 grup STM/SMK. Mulai dari nama yang bermacam-macam tapi di depannya selalu diawali dengan nama STM atau SMK," kata Ricky.

Rickynaldo menyebut tujuh grup dinilai memenuhi unsur pidana. Polisi pun menangkap tujuh orang. Satu di antaranya ditetapkan sebagai tersangka yakni RO, orang yang membuat grup STM/K bersatu.

Cara Kerja Grup WhatsApp STM

Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Rickynaldo Chairul mengatakan salah satu tersangka berinisial RO. Ia membuat grup WhatsApp untuk menghimpun massa agar ikut berunjuk rasa menuju DPR Senayan menolak RUU KUHP.

Rickynaldo melanjutkan, RO mengumpulkan orang-orang untuk masuk ke Grup WhatsApp dengan cara menyebarkan link atau tautan ke media sosial. Hingga kini total peserta mencapai 200 orang.

"Admin juga membagikan link grup di medsos, FB, Instagram dan sebagian di Twitter, seolah diblast di media sosial di indoenesia sehingga mudah untuk memfollow. Jadi apabila di klik langsung masuk jadi membernya," ujar dia.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
240 Nama Grup Kocak untuk WhatsApp, Bisa Jadi Pilihan

240 Nama Grup Kocak untuk WhatsApp, Bisa Jadi Pilihan

Nama grup kocak WhatsApp biasa dipilih agar mudah diingat oleh para penggunanya.

Baca Selengkapnya
Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Berikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Diawali dari Grup Whatsapp, Kabeer Biswas Jadi Orang Kaya dan Kini Punya Harta Rp12 Triliun

Diawali dari Grup Whatsapp, Kabeer Biswas Jadi Orang Kaya dan Kini Punya Harta Rp12 Triliun

Startup pengiriman ini memfasilitasi pengiriman paket tanpa hambatan ke berbagai sudut kota hanya dengan satu klik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Jemput Prabowo

Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Jemput Prabowo

Nana Sudjana menyambut rombongan Prabowo dan tim kampanyenya terlihat dari foto yang beredar melalui aplikasi WhatsApp grup.

Baca Selengkapnya
Guru Besar UI Mengaku Diintimidasi Saat Serukan Petisi ke Pemerintah

Guru Besar UI Mengaku Diintimidasi Saat Serukan Petisi ke Pemerintah

Intimidasi yang didapat berupa kiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp

Baca Selengkapnya
Penyebar Konten Penistaan Agama di Kota Serang Digiring Warga ke Kantor Polisi, Mengaku Disuruh Teman

Penyebar Konten Penistaan Agama di Kota Serang Digiring Warga ke Kantor Polisi, Mengaku Disuruh Teman

Polresta Serang masih menyelidiki kasus tersebut dan berkordinasi dengan tim siber Polda Banten.

Baca Selengkapnya
Polisi Ini Diuji Kesetiaannya dengan Pacar oleh Atasan, Aksinya Sukses Bikin Kekasih Klepek-klepek

Polisi Ini Diuji Kesetiaannya dengan Pacar oleh Atasan, Aksinya Sukses Bikin Kekasih Klepek-klepek

Viral di media sosial sosok polisi yang duji kesetiannya dengan pacar oleh atasannya.

Baca Selengkapnya
Pegawai BUMN Tersangka Teroris Galang Dana Lewat Telegram

Pegawai BUMN Tersangka Teroris Galang Dana Lewat Telegram

DE ditangkap Densus 88 pada Senin, 14 Agustus kemarin.

Baca Selengkapnya
Diamankan Polisi, Remaja Ini Menangis Histeris saat Permintaan Maafnya Ditolak Ibunda

Diamankan Polisi, Remaja Ini Menangis Histeris saat Permintaan Maafnya Ditolak Ibunda

Ia menangis histeris saat ibunya menolak permintaan maafnya pasca diamankan di kantor kepolisian.

Baca Selengkapnya