Merdeka.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan survei terhadap peserta ujian nasional (UN). Hasilnya, sebanyak 79,1 persen siswa mengaku cemas.

"Cemas jangan diartikan sebagai sesuatu yang menakutkan. Pengertian cemas di survei adalah cemas bukan karena tertekan tetapi adanya tekanan dan tuntutan. Yang penting dia mampu atau mau belajar," kata Menteri Pendidikan M Nuh di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Jumat (20/4).

Nuh menilai, kecemasan yang dialami oleh siswa adalah wajar. Kebanyakan mereka cemas takut tidak lulus.

Mendikbud menambahkan, salah satu unsur kecemasan siswa adalah kondisi mental individu karena adanya tantangan, tekanan dan tuntutan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam kesempatan itu, Nuh juga meluruskan soal tugas polisi. "Polisi bertugas mengawasi naskah. Mulai cetak, kirim soal sampai ke titik rayon," jelas Nuh.

Kemarin adalah hari terakhir pelaksanaan UN bagi siswa SMU sederajat. UN sebelumnya dimulai pada Senin (16/4).