Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Jenderal (Purn) Tito Karnavian membantah jika dirinya melarang aparat penegak hukum (APH) seperti kejaksaan, polisi, dan KPK untuk memeriksa kepala daerah. Dia mengatakan, komentarnya saat Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Inpektorat dihadiri Kejaksaan Agung (Kejagung) RI dan Kabareskrim dipelintir.
Dia melihat komentarnya saat acara tersebut tidak lengkap dan salah mengutip. Akibatnya, perkataannya itu viral karena dianggap tidak mendukung pemberantasan korupsi dan penegakan hukum.
"Saya lihat ada yang salah, mengutipnya dipotong. Jadi judulnya Mendagri minta agar kepala daerah tidak diselidiki. Saya tidak mengatakan seperti itu," katanya usai Rakor Penanganan Pemulihan Ekonomi dan Inflasi di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat, (27/1).
Akibat salah kutip dan memotong pernyataannya, terjadi miss leading atau salah tanggap. "Itu namanya mengutip sepotong dan mengomentari dari komentar sepotong. Akhirnya miss leading," tegas Tito.
Mantan Kapolri ini menerangkan, pada saat itu dirinya menjelaskan agar belanja pemerintah, termasuk pemerintah daerah bisa maksimal. Ia menyebut pemerintah sudah seharusnya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan berdampak pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Kalau PAD-nya meningkat, APBD-nya naik, maka kalau bisa belanjanya juga meningkat. Belanja yang optimal itu akan bergerak," sebutnya.
Dengan belanja maksimal, uang yang beredar di masyarakat juga banyak. Tak hanya itu, swasta juga bergerak untuk pertumbuhan ekonomi.
"Kalau belanjanya bisa maksimal, uang dari masyarakat, swasta bergerak maka pertumbuhan ekonomi akan membaik," ujarnya.
Tito mengungkapkan pada saat itu, dirinya memohon kepada jaksa agung dan kapolri agar penegakan hukum kepala daerah merupakan upaya terakhir. Ia berharap APH juga memberikan pendampingan, agar kepala daerah tidak ragu-ragu dalam eksekusi program.
"Karena ada beberapa daerah yang kita cek kenapa belanjanya rendah sekali. Salah satu permasalahannya adanya moril yang jatuh," bebernya.
Turunnya moril kepala daerah dan staf-stafnya, kata dia, karena dipanggil terus menerus oleh APH untuk penyelidikan. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpa-RB) tidak akan mempermasalahkan jika ada bukti kuat dan akurat.
"Kalau memang butiknya kuat, akurat, enggak masalah. Tindak, berikan efek jera. Kalau memang ada butki untuk OTT (operasi tangkap tangan), enggak apa-apa untuk berikan efek jera yang memang punya niat yang buruk," tegasnya.
"Tapi kalau permasalahannya kemudian kepala daerah itu niatnya bagus, berikan pendampingan supaya jangan sampai dia ada ragu-ragu untuk membelanjakan. Karena kalau dia takut membelanjakan, yang korban jadi masyarakat," imbuhnya.
Akibat program tidak jalan, uang beredar di masyarakat tidak maksimal. "Karena uang tidak beredar, lebih baik cari aman aja, engga usah dieksekusi program-program dalam perencanaan. Akhirnya yang dirugikan masyarakat. Jadi bukan berarti melarang diselidiki," tutup Tito. [fik]
Baca juga:
Mendagri Soal Usulan Jabatan Kades Diperpanjang: Kami Kaji Dulu Positif Negatifnya
CEK FAKTA: Hoaks, Mendagri Tito Pecat Pj Gubernur DKI Heru Budi
Rakornas Kepala Daerah, Mendagri Tito Berharap Tidak Ada yang Kabur
Sekda Papua jadi Plh Gubernur Gantikan Lukas Enembe
Mendagri: Pemerintah Tidak Endorse Sistem Proporsional Terbuka atau Tertutup
Advertisement
Artis Ardhito Pramono Bikin Keributan di Malang, Ini Penjelasan Pihak Kafe
Sekitar 3 Menit yang lalu2 WN India Curi Gelang Mutiara dan 2 Boneka di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Sekitar 8 Menit yang laluPolisi Pukul Seniornya Gara-Gara Antrean ATM, Ini Penjelasan Polda Sumut
Sekitar 11 Menit yang laluKunjungi Pos Perbatasan RI-PNG, Mensos Risma Diberi Marga Numberi
Sekitar 27 Menit yang laluKIB Belum Tentukan Capres-Cawapers, PPP: Bukan Jalan Buntu Tapi Banyak Tokoh Merapat
Sekitar 27 Menit yang laluJerit Pedagang di Sumbar Imbas Pelarangan Impor Pakaian Bekas
Sekitar 34 Menit yang laluSendratari Meras Gandrung Banyuwangi Pikat Wisatawan
Sekitar 42 Menit yang laluMeriahnya Malam Inaugurasi Akulturasi Budaya, Tampilkan Seni dan Budaya Kota Pasuruan
Sekitar 47 Menit yang laluJalan Sehat HUT Gerindra di Jayapura Ricuh, Pemukul Panitia Ditangkap
Sekitar 48 Menit yang laluAksi Heroik Serka Sunardi Gagalkan Peredaran Ganja, Diganjar Penghargaan dari Kasad
Sekitar 56 Menit yang laluGus Ipul: Ayo Hemat Air untuk Keberlangsungan Hidup Generasi Mendatang
Sekitar 1 Jam yang laluJokowi: Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi Seluruh Umat Islam
Sekitar 1 Jam yang laluHendak Perang Sarung, 5 Anak Diamankan
Sekitar 1 Jam yang laluGrand Final Pemilihan Cak dan Ning Kota Pasuruan 2023, Gus Ipul Titip Pesan Penting
Sekitar 1 Jam yang laluMomen 2 Jenderal Polisi Latihan Menembak Bareng, Dua-duanya Angkatan Kapolri di Akpol
Sekitar 3 Menit yang laluPolisi Pukul Seniornya Gara-Gara Antrean ATM, Ini Penjelasan Polda Sumut
Sekitar 7 Menit yang laluPesan Religius Irjen Polri Lulusan Terbaik ke Anggota 'Ngejar Dunia Tak Ada Habisnya'
Sekitar 1 Jam yang laluSegini Besaran Gaji Polisi Sempat Disentil Jokowi soal Hidup Hedon
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 2 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Ramadan Datang, Aidil Sharin Pastikan Aktivitas Persikabo 1973 Berjalan Normal
Sekitar 50 Menit yang laluBRI Liga 1: Arema FC Hadapi Borneo FC Modal Kekompakan Tim
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami