Mendagri: 71 Indonesia merdeka, negara belum bisa atasi soal pangan
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan selama ini bangsa Indonesia belum bisa mandiri soal kebutuhan pangan, sandang dan papan. Hal ini ditandai dengan masih bergantungnya kebutuhan dalam negeri terhadap impor dari negara luar.
"Selama 71 tahun merdeka, negara ini belum bisa menyelesaikan masalah pangan dan papan. Untuk keperluan pangan saja, masih bergantung pada impor. Misal, Provinsi DKI Jakarta membutuhkan 23 ribu ekor sapi per-bulan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat, namun ketersediaan sapi lokal dari berbagai daerah hanya bisa memenuhi 30 persennya saja. Sedangkan 70 persen nya masih impor dari Australia," ujar Tjahjo dalam acara acara Seminar Nasional Dharma Wanita dengan temaDWP menjadi Motor Penggerak Perempuan sebagai Pelaku Ekonomi untuk Sukses MEA di Auditorium Manggala Wanabakti Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (4/10).
Selain itu soal masalah kesejahteraan, Tjahjo menilai para Pegawai Negeri Sipil (PNS), aparat TNI dan Polri belum semuanya memiliki rumahnya sendiri.
"Setelah lama merdeka, negara ini baru bisa memenuhi kebutuhan sandang, belum pangan dan papannya," tandasnya.
Ditambah lagi masalah pendidikan, dari APBN negara sekitar Rp 200 triliun lebih, sebesar 20 persen dialokasikan untuk anggaran pendidikan. Namun sampai sekarang, kualitas pendidikan Indonesia masih memprihatinkan.
"Tak usah di luar Jawa, di dalam Jawa saja banyak sekolah yang belum layak sarana dan prasarana-nya. Selain masalah kebutuhan masyarakat dan pendidikan," bebernya.
Dia menambahkan, selain soal kesejahteraan dan pendidikan ada juga masalah lainnya yakni ancaman kejahatan dari negara lain di antaranya peredaran narkoba yang semakin merajarela.
"Pertama adalah narkoba, kedua ketimpangan sosial, ketiga masalah korupsi dan keempat persoalan terorisme serta radikalisme. Inilah yang menjadi peran dari DWP melalui ibu-ibu sebagai mitra kerja pemerintah.
"Di dalamnya ada Dharma wanita. Organisasi perempuan ini harus kasih pemahaman ke masyarakat, khususnya ibu-ibu dan anak-anak untuk menghindari masalah tadi. Persoalan soal bahaya-bahaya masalah yang menjadi ancaman negara," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Kalah dari Filipina dalam Pemanfataan Energi Panas Bumi, Cek Faktanya
Filipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca SelengkapnyaGorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?
Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaArea Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya
Areal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu dan Ramadan, Harga Beras di Seluruh Indonesia Kompak Naik dan Langka
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaUsai Libur Lebaran, Mentan 'Tancap Gas' Cetak Sawah 500 ribu Ha di Merauke
Merauke memiliki potensi pertanian yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di Indonesia bagian timur.
Baca Selengkapnya