Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menanti Jokowi turun gunung percepat penuntasan kasus Novel

Menanti Jokowi turun gunung percepat penuntasan kasus Novel Jokowi pimpin upacara HUT Bhayangkara. ©2017 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Belum lepas dari ingatan kita saat Presiden Joko Widodo memerintahkan kepolisian mencari pelaku dan mengusut tuntas penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Itu disampaikan Jokowi di hari yang sama saat Novel disiram air keras, Selasa (11/4). Perintah itu setelah Jokowi mendapat laporan atas peristiwa yang menimpa Novel.

"Karena ini kriminal urusan Polri untuk cari," tegas Jokowi di Istana Negara.

Tiga bulan berselang, polisi belum berhasil menangkap pelaku dan membongkar aktor intelektual di belakangnya. Desakan mulai muncul. Salah satunya dari Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. Dia meminta agar Presiden Joko Widodo membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kasus penyiraman terhadap Novel yang masih buntu. Pihaknya mengaku tak bisa berharap kepada instansi lain, selain Presiden Jokowi, dalam kasus Novel tersebut. Sebab, Komnas HAM juga hingga kini tak bisa diandalkan.

"Yang kami sampaikan dugaan dan kalau-kalau yang bisa menyampaikan pesan kepada presiden untuk segera bentuk TGPF dan pihak kepolisian termasuk ke KPK," kata Dahnil, Rabu (26/7).

jokowi kirim bantuan untuk rohingya

Tak berselang lama, Presiden Jokowi memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian ke Istana. Secara khusus Jokowi memerintahkan Kapolri menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

"Perintah dari beliau dituntaskan sesegera mungkin," kata Jenderal Tito di Istana, Senin (31/7).

Tito mengaku sempat menyampaikan perkembangan penyidikan kasus ini. Dia menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi. Salah satunya tidak ada sidik jari pelaku yang ditemukan di lokasi. Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi. Namun belum ada yang secara jelas mengarah ke pelaku. Polisi pun siap menggandeng KPK menuntaskan kasus ini.

"Tadi kita sampaikan juga beberapa kendala. Beliau minta sesegera mungkin," kata Tito.

Presiden memerintahkan Kapolri agar segera menuntaskan kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. "Sudah disampaikan Pak Kapolri kemarin itu ya. Saya sampaikan untuk segera, saya perintahkan untuk segera dirampungkan," ujar Jokowi di Yogyakarta, Selasa (1/8).

Perintah dari Jokowi itu juga disampaikan melalui media sosial. "Kasus yang menimpa Pak Novel Baswedan harus segera dituntaskan," kata Jokowi melalui akun resmi twitternya, Selasa (1/8).

kode iriana agar jokowi rapikan rambut

Menurut Jokowi, kasus yang menimpa Novel Baswedan telah mengalami kemajuan. Hal ini terlihat dari langkah Kapolri yang mengumumkan sketsa dugaan pelaku.

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas angkat bicara usai Jokowi menyatakan telah memerintahkan Kapolri segera menuntaskan kasus ini. Busyro menuturkan, kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan menjadi pertaruhan reputasi Jokowi.

"Enggak ada celah lain, kalau presiden mau apresiatif tinggi. Kalau tidak, ya catatan besar untuk presiden untuk 2019 nanti kalau mau maju lagi. Catatan serius," ujar Busyro, Selasa (1/8).

Desakan lain juga datang dari pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar. Presiden Jokowi diminta turun tangan. Terutama setelah Novel menyebut ada anggota Polri berpangkat jenderal terlibat dalam teror fisik terhadapnya. Jokowi bahkan didesak membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) guna mengurai benang merah kasus tersebut.

"Presiden seharusnya tidak membiarkan keadaan tersebut dan Kapolri seharusnya menjawab harapan masyarakat. Karena itu disarankan agar Presiden membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kasus Novel Baswedan secara tuntas," kata Bambang Widodo Umar.

jokowi soal rohingya

Dorongan membentuk TPF juga datang dari Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto. Menurutnya, sudah seharusnya Presiden membentuk TPF untuk mengungkap siapa aktor intelektual yang menyerang Novel Baswedan.

"Kalau saya melihat, bahwa dari dulu saya sampaikan untuk kasus Novel rasanya presiden harus membuat TPF, tapi saya liat sampai saat ini belum juga dibentuk. Karena ini persoalannya sangat susah dan menyita waktu cukup lama," kata Agus.

Kini, sudah lima bulan berlalu, kasus ini masih gelap. Polisi belum berhasil membongkar aktor di balik penyerangan Novel. Bahkan belum diketahui pelaku penyerangan. Anggota Tim Advokasi Novel Baswedan, Yati Andriyani meminta Presiden Jokowi menegur Kapolri.

"Lima bulan tidak ada perkembangan penanganan kasus ini. Seharusnya waktu lima bulan sudah cukup bagi Presiden untuk melakukan evaluasi dan menegur ‎Kapolri atas kinerja yang buruk dalam kasus ini," kata Yati di Jakarta, Selasa (12/9).

Karena kinerja polri yang lamban, dia menyarankan Jokowi segera membuat TGPF. Pasalnya, sambungnya, dengan terbentuknya TGPF dapat menelusuri pelaku maupun dalang peneror Novel Baswedan.

"Hasil TGPF bisa memperkuat dan memperkaya temuan untuk pengungkapan kasus ini yang mandek di tangan Polri," tegasnya.

Yati berharap Jokowi konsisten mendukung pemberantasan korupsi, yang salah satunya dengan menuntaskan kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

"Harusnya Presiden tidak perlu ragu terkait pernyataannya mendukung KPK, salah satunya dapat ditunjukkan secara nyata dengan mendukung penuntasan kasus NB (Novel Baswedan). Penyerangan terhadap NB, sejatinya adalah penyerangan terhadap KPK. Jika kasus seperti NB tidak diselesaikan, ‎maka pelemahan KPK dari segala sisi sebagaimana terjadi seperti sekarang ini akan terus terjadi," kata Yati.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami

Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami

Potret lawas Presiden SBY saat hadir di Hari Pramuka beberapa tahun lalu sempat mencuri perhatian, terlebih ada sosok Presiden Jokowi yang menerima penghargaan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Buntut Pantun Sindir Jokowi, Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi

Buntut Pantun Sindir Jokowi, Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi

Butet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.

Baca Selengkapnya
Jokowi Benar-Benar Tak Ikut Kampanye, Ini Respons Ganjar

Jokowi Benar-Benar Tak Ikut Kampanye, Ini Respons Ganjar

Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang tidak langsung terlibat dalam kampanye salah satu paslon Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta TNI-Polri Proaktif Netralisir Residu Politik Sampai Pelantikan Presiden Baru

Jokowi Minta TNI-Polri Proaktif Netralisir Residu Politik Sampai Pelantikan Presiden Baru

Jokowi meminta TNI-Polri menyiapkan langkah proaktif untuk menetralisir residu-residu politik dan memitigasi disinformasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi usai Nyoblos: Kita Harap Pemilu 2024 jadi Pesta Rakyat, Berlangsung Jurdil

Jokowi usai Nyoblos: Kita Harap Pemilu 2024 jadi Pesta Rakyat, Berlangsung Jurdil

Presiden Jokowi telah mencoblos surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir

Baca Selengkapnya
Jokowi Dituding Tidak Netral, TKN Jelaskan Aturan Hukum Perbolehkan Presiden Dukung Capres

Jokowi Dituding Tidak Netral, TKN Jelaskan Aturan Hukum Perbolehkan Presiden Dukung Capres

Jokowi memiliki hak individu untuk mendukung paslon manapun.

Baca Selengkapnya