Merdeka.com - Modus penipuan kerapkali terjadi pada masyarakat, melalui pesan singkat, broadcast messenger, telepon dan berbagai cara lainnya. Cara penipuan terbaru yaitu seseorang yang mengaku ingin membeli rumah yang telah di-upload melalui situs internet yang mencantumkan nomor telepon, rekening, dan lokasi rumah.

Seperti cerita salah satu orang yang mengaku H Ridwan sudah melihat seluruh rumah yang ingin dibelinya. Orang yang mengaku H Ridwan menghubungi sang penjual membicarakan masalah harga rumah itu.

Di saat hari itu juga, sang pembeli ingin memberikan uang muka sebesar Rp 10 juta sebagai tanda niatnya. Dia pun langsung mengirimkan uang sejumlah Rp 10 juta ke rekening pemilik rumah di Bank CIMB NIAGA.

Tak hanya itu, handphone pemilik rumah terus berdering dari pembeli rumah yang mengaku H Ridwan ini. Saat perjalanan pulang kerja, pemilik rumah diminta untuk melihat ATM yang dimilikinya. Sebab uang ditransfernya bernilai nominal puluhan juta.

Tanpa berpikir negatif, pemilik rumah pun langsung cek ATM-nya demi kenyamanan sang pembeli. Setelah dicek di aplikasi mobile salah satu bank swasta itu, pemilik rumah tak merasa ada perubahan dalam jumlah saldo tabungannya.

Namun sang pembeli rumah kembali menanyakan perihal uang yang ditransfernya sudah diterima atau belum. Kemudian, dia pun menanyakan saldo tabungannya saat ini dan sebelumnya ada berapa.

Sementara itu, pemilik rumah sudah mulai curiga dengan perihal pertanyaan sang pembeli. Sang pemilik menyebutkan pada si pembeli itu tidak ada perubahan dalam saldonya.

Dengan nada keras, sang pembeli minta dengan cepat untuk cek ATM pemilik. Kendati demikian, sang penjual rumah itu menuruti perintah sang pembeli. Namun lagi-lagi, saldo tabungannya tak mengalami perubahan.

Tak berhenti di situ, sang pembeli menelepon kembali ke handphone sang pemilik rumah. Namun, istri sang pemilik rumah tersingung dengan pernyataan sang pembeli lantaran berbicara kasar dan tak kurang nyaman.

Meski sang pemilik rumah sudah mulai merasa curiga dengan adanya modus penipuan ini, tapi sang pemilik rumah ini belum yakin bahwa kejanggalan yang dialami merupakan modus penipuan.

Lanjut cerita, sang pembeli kembali lagi menelepon dengan niatnya mau mengadu pada 'Mandiri Call' dan juga meminta sang pemilik rumah untuk mengunjungi ATM Mandiri agar dipandu untuk cek saldo dan transfer.

Saat di ATM Mandiri, sang pembeli akan melakukan conference call atau percakapan tiga sambungan sekaligus untuk mengadu uang yang ditransfernya tak bisa diterima oleh sang pemilik rumah ini.

Namun saat itu juga sang pemilik rumah merasa kuat adanya penipuan. Sebab, jika pernah menelepon Mandiri Call dengan operator yang sama tidak dimungkinkan. Sang pembeli mengaku sebelumnya menelepon Mandiri Call atas pengaduan transfer uang.

Saat bicara dengan Mandiri Call, operator meminta sang pemilik rumah melihat saldo tabungannya ATM NIAGA ke ATM Mandiri. Bahkan diminta untuk menyebutkan saldo yang tersisa lantaran sistem transfer Mandiri sedang mengalami masalah teknis.

Akhirnya, sang pemilik rumah sadar bahwa sedang mengalami penipuan yang dilakukan sang pembeli. Pasalnya, saat diminta menarik dananya melalui transaksi bank lain untuk mengetik jumlah nominal yang ingin ditransfernya.

Untungnya, sang pemilik rumah tak menekan tombol ok saat memasukan nominal transfer dan tujuan rekening yang akan diterimanya. Sang pemilik rumah langsung mematikan handphonenya lantaran adanya keanehan terhadap proses penjualan rumahnya.

Si penipu juga membuat Mandiri Call dan operator palsu untuk menjebak orang agar memberikan seluruh uangnya. Lebih anehnya, sang penipu juga membuat lagu Mandiri Call yang mirip dengan aslinya.

Semoga modus penipuan berhasil diungkap oleh polisi. Hati-hati untuk masyarakat agar tidak gegabah menanggapi penawaran, pembelian atau apapun.