Megawati, Gus Dur, hingga Ronaldo bergaya khas Belanda

Sabtu, 14 Juni 2014 16:47 Reporter : Wisnoe Moerti
Megawati, Gus Dur, hingga Ronaldo bergaya khas Belanda Gus Dur. ©Reuters

Merdeka.com - Berkunjung ke negeri kincir angin, Belanda, kurang lengkap tanpa mampir ke Volendam. Jarak tempuhnya hanya sekitar 30 menit dari Bandara Schiphol, Amsterdam. Kota ini dikenal sebagai perkampungan nelayan karena letaknya di pinggir laut dan sebagian besar warganya bekerja sebagai pencari ikan. Tapi jangan terburu-buru membayangkan kawasan nelayan kumuh. Sebab, pemerintah Belanda menata kawasan ini dengan rapi sebagai salah satu destinasi wisata. Dengan begitu wisatawan lebih nyaman berkeliling Volendam.

Rumah-rumah di kawasan Volendam sejajar dengan garis laut, bahkan ada pula yang dibangun di bawah garis laut. Meski berdiri di bawah garis laut, perumahan di kampung ini tidak pernah mengalami banjir. Sebab, sistem drainase tertata dengan baik, sehingga tidak masuk ke area perumahan.

Sebagai salah satu tujuan wisata, Volendam tidak hanya memanjakan turis asing dengan indahnya pemandangan laut dan tata kotanya, tapi ada beragam tempat menarik. Mulai dari restoran bernuansa hotel tua hingga deretan toko penjual suvenir khas negeri kincir angin. Di antara itu semua, ada satu tempat yang jadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Volendam. Sebuah rumah bercat merah bertuliskan ‘Foto Zwarthoed. Photos In Dutch Costume’.

Di bagian depan rumah itu terdapat display kaca berisi puluhan foto orang-orang berkostum khas Belanda. Uniknya, foto-foto orang Indonesia mendominasi. Ada presiden keempat Indonesia Gus Dur dan keluarga, presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri , Wakil Gubernur Banten Rano Karno pun ikut nampang di sana dengan pakaian khas Belanda. Ada pula pengacara kawakan OC Kaligis, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, hingga artis sepanjang zaman Titik Puspa. Pemain sepakbola terbaik dunia, Ronaldo Luis Nazario pun menanggalkan jersey Brasil dan bergaya dengan pakaian khas Belanda.

Kesibukan mulai terlihat saat memasuki rumah itu. Turis laki-laki sibuk menyulap diri menjadi sinyo Belanda. Sementara pengunjung perempuan, sambil menghadap ke cermin dan tersenyum, bergaya khas nyonya Belanda. “Untuk satu kali foto dikenakan 15 Euro,” ujar salah seorang wanita penjaga toko itu.

Di bagian belakang rumah itu, disulap menjadi sebuah studio mini. Tiga orang wanita saling berbagi tugas. Seorang menjadi pengatur gaya, perempuan lain sibuk di belakang lensa kamera, dan satu perempuan lagi bertugas di proses akhir yakni pencetakan. Sebuah keluarga beranggotakan enam orang, siap dengan gaya masing-masing. Tiga orang lelaki duduk di sebuah kayu berbentuk bulat, mereka memagang properti seperti jaring untuk memancing ikan dan alat musik. Sedangkan tiga perempuan berdiri di belakang mereka dengan menjinjing keranjang berisi buah.

Senyum tersungging di wajah mereka saat perempuan di balik lensa kamera memberi aba-aba tanda pemotretan dimulai. “Cherrss,” ujarnya disambut keceriaan keluarga tersebut.

Tidak butuh lama untuk menikmati hasil pemotretan. Hanya dalam waktu 20 menit, hasil pemotretan sudah dicetak dan bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan pernah menjejakkan kaki di Volendam, kota nelayan favorit wisatawan.

“Kalau wisatawan datang ke Belanda tapi tidak mampir ke Volendam dan foto pakai pakaian khas, itu namanya belum afdol,” kata Burhan, salah seorang warga Belanda berdarah Indonesia. [war]

Baca juga:
Melirik Gang Dolly, memandang Red Light District
Seksinya para pelacur di dalam 'akuarium' Red Light District

Ini 10 fakta menarik tentang Brasil!

5 Objek wisata paling terkenal di Rio de Janeiro

Kastil Koral, monumen bergaya megalitikum yang misterius di AS

5 Hutan paling indah di seluruh dunia

5 Struktur megah yang dibangun oleh satu orang

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini