Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masyarakat Rukun dan Hargai Keberagaman Bisa Redam Maraknya Hoaks di Media Sosial

Masyarakat Rukun dan Hargai Keberagaman Bisa Redam Maraknya Hoaks di Media Sosial Ilustrasi Media Sosial. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Media sosial harusnya diisi dengan konten menyejukkan, meneduhkan dan mendamaikan. Jika medsos dipakai untuk menyebar hoaks, provokasi, kebencian dapat memecah belah masyarakat. Untuk itu harus dihindari.

Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho mengatakan jika ingin damai dalam bermedia sosial tidak boleh fanatik baik itu kepada tokoh politik atau kepada siapapun yang berpotensi membuat kita tidak toleran terhadap perbedaan.

"Jangan buru-buru menghakimi ketika ada suatu permasalahan, harus dilihat dari berbagai prespektif. Sehingga kita akan berhati-hati dalam setiap unggahan atau status di media sosial dengan tidak menghakimi orang lain," ujar Eko dalam keterangannya, Jumat (25/12).

Menurutnya, sejatinya hoaks, misinformasi dan disinformasi hanya akan tumbuh subur di tengah ketidakpercayaan, kecurigaan, ketidakrukunan. Maka ia menyebut, kalau masyarakatnya rukun, saling pengertian maka secara umum hoaks juga tidak akan mudah beredar.

"Maka kalau kita lihat di Indonesia, setiap upaya baik itu literasi digital atau pemberian pemahaman kepada masyarakat itu perlu untuk merangkul para tokoh masyarakat. Apalagi kalau terkait dengan isu kerukunan, bentuk forum-forum silaturahmi untuk meredam berbagai isu yang meresahkan di masyarakat," jelasnya.

Dia menambahkan media sosial adalah teknologi yang memungkinkan kita untuk mudah bersosialisasi dengan orang lain, dengan teman ataupun saudara. Tapi yang juga perlu diingat bahwa sosial media bisa membuat orang-orang menjadi berkelompok yang mengarah kepada homogen.

"Maka ketika sebuah kelompok menjadi sangat homogen, dia akan cenderung menjadi tidak toleran terhadap yang berbeda, baik itu suku, agama hingga pilihan politik. Hal ini menjadi masalah ketika fanatisme itu menjadi tumbuh subur dalam kelompok-kelompok itu," tuturnya.

Selain itu, menurutnya, salah satu tantangan yang ada di media sosial adalah banyaknya informasi yang sangat mungkin disalahpahami. Misalnya ada foto atau tulisan yang tidak lengkap atau sudah diedit lalu di-share di aplikasi WhatsApp Grup (WAG) atau media sosial lain. Sehingga masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya begitu saja, namun pastikan dulu kebenarannya.

"Apalagi kalau sampai hal ini kemudian ditambah dengan rasa tidak suka terhadap sesuatu hingga akhirnya dia terbiasa dan mentolerir disinformasi yang dia terima. Maka selain kita harus punya kemampuan untuk menyaring informasi, kita juga harus bisa menjaga suasana hati," ujarnya.

Menurut Eko, literasi digital harus dibarengi dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk bisa bersikap toleran kepada yang berbeda. Karena, lanjutnya, literasi digital adalah tidak hanya bicara mengenai skill dalam menyaring informasi yang ada, tapi juga melihat kecenderungan suka dengan narasi-narasi damai atau malah nyaman dengan narasi provokatif.

"Keduanya perlu didorong bersama, suasana rukun kita dengan orang yang berbeda dibarengi dengan skill untuk bermedia sosial. Jadi secara psikis kita juga harus membangun kesadaran keberagaman itu," tutupnya.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks di Media Sosial Terkait Pemilu
Menkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks di Media Sosial Terkait Pemilu

Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.

Baca Selengkapnya
Datangi Warga, Polres Kampar Sosialisasi Tahapan Pemilu 2024 dan Ingatkan Jangan Terpancing Hoaks
Datangi Warga, Polres Kampar Sosialisasi Tahapan Pemilu 2024 dan Ingatkan Jangan Terpancing Hoaks

Warga diminta tidak terpancing berita hoaks dan SARA terkait Pemilu.

Baca Selengkapnya
Cara Mudah Melawan Stres di Media Sosial
Cara Mudah Melawan Stres di Media Sosial

Penggunaan medsos tidak selalu memberikan dampak positif tapi juga negatif.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks
Polresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks

Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.

Baca Selengkapnya
Blusukan ke Brebres, Ganjar Minta Warga Bijak Pakai Media Sosial
Blusukan ke Brebres, Ganjar Minta Warga Bijak Pakai Media Sosial

"Yang suka bermedsos tolong kalimatnya yang baik ya," pesan Ganjar

Baca Selengkapnya
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Polri Ajak Masyarakat Lawan Hoaks Terkait Pemilu
Begini Cara Polri Ajak Masyarakat Lawan Hoaks Terkait Pemilu

Polisi mengajak masyarakat untuk melawan hoaks terkait Pemilu.

Baca Selengkapnya
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya