Merdeka.com - Toleransi adalah kunci menyikapi keberagaman di Tanah Air. Masyarakat perlu didorong mendapatkan informasi tentang keragaman yang ada. Jangan sampai perbedaan justru menimbulkan permusuhan.

"Perlu memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang keragaman dan keyakinan yang tumbuh di Indonesia karena globalisasi dan lain-lain," kata Peneliti senior bidang toleransi dan keberagaman The Wahid Foundation, Alamsyah M Djafar di Jakarta, Rabu (4/8).

Alamsyah menyebut diperlukan usaha melalui pendidikan mengenai keragaman. Oleh karena itu, dia mengatakan, masyarakat harus mengembangkan pola pikir terbuka sekaligus kritis. Ketika menemukan informasi baru tidak mudah langsung berburuk sangka.

"Nah kalau orang itu tidak merasa terancam hidupnya dan terlihat damai maka intoleransi itu tidak akan terjadi. Begitu juga kalau dia tidak memiliki rasa kebencian tentu intoleran itu juga tidak akan terjadi," ungkapnya

Menurutnya, penyebaran informasi ini perlu melalui media mainstream, media sosial, tokoh agama dan juga pemerintah. Pemerintah adalah sumber informasi resmi dan lebih banyak didengar oleh masyarakat.

"Untuk kalangan masyarakat bahwa kita mungkin butuh tokoh agama yang lebih dekat dengan mereka. Bisa juga dengan pendekatan lokal, bisa dengan Desa damai misalnya atau Desa Pancasila," tuturnya.

Alamsyah sangat menyayangkan terkadang persaingan elite politik memainkan isu sensitif untuk menarik dukungan. Untuk mencegahnya, kata Alamsyah, dengan menggunakan penegakan hukum bagi tindakan intoleransi dengan bobot sangat berbahaya.

"Sampai menimbulkan kekerasan misalnya. Atau tokoh agama atau pejabat publik berpidato di depan massa melakukan ujaran kebencian atau kata-kata yang bisa melegitimasi kekerasan itu bisa dikenakan penegakan hukum," tandasnya.