Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masuki Puncak Kemarau, Banyak Sungai di Sumsel Alami Kekeringan

Masuki Puncak Kemarau, Banyak Sungai di Sumsel Alami Kekeringan Musim Kemarau. © ibtimes

Merdeka.com - Memasuki puncak musim kemarau September 2020, banyak sungai di Sumatera Selatan mulai mengalami kekeringan. Hal ini menyulitkan satgas pemadam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto mengatakan, situasi itu didapat dari pantauan langsung di lapangan. Air di sungai cepat menyusut lantaran cuaca panas ditambah lama tak diguyur hujar hampir di seluruh provinsi itu.

"Kondisi air memang saat ini mengering dan memang cepat berkurangnya karena tidak ada hujan lagi," ungkap Ferdian, Kamis (27/8).

Terkait upaya teknologi modifikasi cuaca (TMC), Ferdian menyebut telah maksimal melakukan penyemaian garam di udara yang memiliki awan comulonimbus. Hanya saja, awan yang dimaksud tidak ditemukan sehingga hujan gagal dilakukan.

"Perlu dipahami bahwa TMC bertugas melakukan modifikasi cuaca, artinya harus ada potensi awan cumulonimbusnya. Jangan sampai kita klaim itu menafikan anugerah Tuhan," kata dia.

Dikatakan, operasi TMC ditargetkan selama 20 hari sejak 12 Agustus 2020. Hanya saja dua hari ini tidak dilakukan penyamaian garam karena pesawat yang digunakan sedang diperbaiki.

"Besok baru datang lagi dan bisa beroperasi. Selama sepuluh hari ini ada 21.400 kilogram garam yang sudah disemai," ujarnya.Dari prediksi BMKG, potensi hujan untuk beberapa hari ke depan sangat kecil. Puncaknya pada September yang merupakan puncik musim kemarau tahun ini.

"Mudah-mudahan TMC ini bisa menghasilkan hujan agar karhutla bisa diminimalisir," pungkasnya.

(mdk/ray)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada

Ada "Sungai" yang Panjang dan Berkelok-kelok di Atmosfer Bumi, Ini Penjelasan Ilmuwan

Sungai atmosfer ini memiliki lebar berkisar antara 400 hingga 600 kilometer dan biasanya terbentuk di lautan tropis.

Baca Selengkapnya
Airnya Jernih, Momen Mayjen Kunto Tergoda Langsung Nyemplung ke Sungai Bareng Prajurit TNI

Airnya Jernih, Momen Mayjen Kunto Tergoda Langsung Nyemplung ke Sungai Bareng Prajurit TNI

Momen Mayjen Kunto Arif Wibowo ikut nyemplung ke sungai saat kunjungan kerja ke Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya
Cara Mengatasi Air Sumur yang Keruh, Bau dan Berminyak

Cara Mengatasi Air Sumur yang Keruh, Bau dan Berminyak

Sumur air memberikan keberlanjutan pasokan air, terutama saat terjadi gangguan pasokan air dari pihak ketiga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.

Baca Selengkapnya
Sungai Tuntang Meluap Sebabkan Jalur Semarang - Grobogan Lumpuh Total, Ini Penampakannya

Sungai Tuntang Meluap Sebabkan Jalur Semarang - Grobogan Lumpuh Total, Ini Penampakannya

Air bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Baca Selengkapnya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Baca Selengkapnya
Kini Diapit Kebun Tebu, Ini Potret Saluran Air Bukti Kemasyhuran Kota Majapahit

Kini Diapit Kebun Tebu, Ini Potret Saluran Air Bukti Kemasyhuran Kota Majapahit

Selain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kondisi Pos Pantau Pintu Air Palmerah Ambruk ke Sungai

FOTO: Kondisi Pos Pantau Pintu Air Palmerah Ambruk ke Sungai

Hingga saat ini puing bangunan tersebut masih belum diangkat dari Kali Inspeksi Grogol karena menunggu datangnya alat berat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya