Masih PPKM Level 2, Keraton Surakarta Tiadakan Sekaten
Merdeka.com - Meski banyak pelonggaran saat PPKM level 2, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih belum bisa menggelar tradisi Sekaten dan Grebeg Maulud (Gunungan). Kedua tradisi Jawa tahunan tersebut diadakan dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pengageng Parentah Keraton Surakarta, KGPH Dipokusumo mengatakan selain sekaten dan grebeg, keramaian pasar malam menjelang peringatan puncak juga ditiadakan.
"Kondisinya sekarang ini masih pandemi Covid-19. Masih PPKM level 2 kita tidak bisa menggelar acara dengan jumlah orang yang banyak," ujar Dipokusumo, Selasa (19/10).
Pria yang akrab Gusti Dipo mengatakan, rangkaian peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan tradisi Sekaten yang ditandai dengan ditabuhnya dua gamelan pusaka, Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari. Kedua gamelan itu ditabuh selama tujuh hari di halaman Masjid Agung Keraton Surakarta.
"Dua pekan sebelum kedua gamelan pusaka tersebut ditabuh di Bangsal Pradonggo selatan dan utara di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat," bebernya.
Dikatakan Gusti Dipo, untuk tradisi pasar malam biasanya digelar di kawasan alun-alun utara. Masyarakat bisa menikmati berbagai hiburan, permainan rakyat dan kuliner hingga satu pekan setelah gamelan sekaten selesai ditabuh.
Sebagai puncak peringatan digelar Grebeg Maulud yang ditandai diaraknya dua gunungan. Yakni gunungan jaler (pria) dan setri (istri) dari Kori Kamandungan Keraton menuju halaman Masjid Agung untuk diperebutkan masyarakat.
"Tahun 2020 Sekaten dan Grebeg Maulud juga tidak diadakan karena masih pandemi. Kalau tetap diadakan pasti akan menimbulkan kerumunan," katanya.
"Pertimbangannya karena masih situasi pandemi, jadi Sinuhun memerintahkan untuk ditiadakan lagi tahun ini,” imbuhnya.
Kendati tak ada kegiatan yang melibatkan massa, untuk tradisi jamasan pusaka dan wilujengan (selamatan) akan tetap digelar secara internal. Prosesi jamasan pusaka hingga wilujengan diadakan dengan peserta sangat terbatas di lingkungan Keraton Solo.
"Untuk jamasan nanti di Bangsal Maligi, wilujengan (selamatan) di dalam keraton dengan peserta 50 sampai 100 orang saja. Wilujengan ini juga untuk mengganti Grebeg Maulud," terangnya.
Dipo mengakui keputusan meniadakan deretan prosesi tersebut cukup berat. Ia berharap masyarakat bisa memakluminya karena dikhawatirkan berpotensi muncul klaster baru.
"Kita tidak mau prosesi ini justru menambah kasus corona baru. Kami ingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," pungkas dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar
1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaIni Rincian "Malam Muda Mudi" pada Perayaan Tahun Baru 2024 di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar "Malam Muda Mudi" untuk menyambut pergantian tahun dari 2023 ke 2024. Kali ini kegiatan itu dibagi dalam enam segmen.
Baca Selengkapnya5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaPesan Hari Raya Nyepi dari Klungkung Bali
Hari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan suci umat Hindu ditandai dengan meninggalkan segala aktivitas duniawi dalam keheningan selama sehari.
Baca SelengkapnyaKala Gibran Ikut Tanggapi Marak Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Kala Gibran Ikut Tanggapi Maraknya Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaMengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah
Ulama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaAda yang Digelar Sederhana hingga Super Mewah, Ini Momen Perayaan Ultah Deretan Artis di Bulan Ramadan
Ada berbagai konsep perayaan diterapkan beberapa artis ini di momen spesial ulang tahun mereka.
Baca SelengkapnyaSambut Ramadan dengan "Perang Air", Ini Makna di Balik Tradisi Gebyuran Bustaman di Semarang
Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca Selengkapnya