Manuver Benny Wenda Datangi PBB Buat Suarakan Isu Papua Hingga Berujung Pengusiran
Merdeka.com - Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda tiba-tiba muncul saat Sidang Umum (SU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tujuannya, untuk menyuarakan isu pelanggaran HAM di Papua.
Namun upayanya tersebut pupus setelah ditolak PBB. Berikut manuver Benny Wenda demi bisa menghadiri Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Minggu (29/9):
Datang dengan Delegasi Vanuatu
Saat mencoba menghadiri Sidang Umum PBB, Benny dan rombongannya tidak datang bersama perwakilan Indonesia, melainkan bergabung dengan delegasi Vanuatu. Tapi ternyata, Benny tidak bisa masuk dalam Sidang Umum PBB tersebut.
Delegasi Indonesia yang juga mantan petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nick Messet yang ikut dalam delegasi Indonesia menegaskan, Benny dan rombongannya tidak diizinkan masuk karena yang bersangkutan bukan warga negara Vanuatu.
Minta Perwakilan Anggota PBB Datang ke Papua
Benny Wenda dan rombongan dikabarkan sengaja datang ke New York untuk melobi komisioner HAM PBB, agar dapat mengirim perwakilannya ke Papua. Di New York saat itu sedang berlangsung Sidang Umum PBB yang dihadiri beberapa negara PBB lainnya.
"Saya berharap pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi akan mengizinkan Komisaris Tinggi PBB untuk mengunjungi Papua Barat, karena ini adalah krisis HAM," kata Benny kepada SBS News.
Menjadi negara yang nyaris ditumpangi Benny, Vanuatu menyuarakan isu Papua di tengah Sidang Majelis Umum PBB. Di hadapan majelis, Perdana Menteri Vanuatu Charlot Salwai Tabimasmas mengutarakan kecamannya atas pelanggaran HAM di Papua.
Terkait hal tersebut, delegasi Indonesia yang hadir di PBB menggunakan hak jawab yang berisi kecaman, sekaligus meluruskan komentar yang dibuat PM Vanuatu.
Isu Papua Minim Dibicarakan di PBB
Delegasi Indonesia yang juga mantan petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nick Messet mengatakan bahwa isu Papua sangat minim dibicarakan di SU PBB. Hanya Vanuatu dan Solomon saja yang membahas isu Papua di SU PBB, karena negara pasifik fokus ke isu yang lebih penting buat mereka, yakni perubahan iklim.
Setiap negara yang hadir, menyampaikan masalah yang dialami, dengan harapan menjadi perhatian. Selebihnya, ada sejumlah masalah yang mengemuka dibahas dalam SU PBB, di antaranya perseteruan AS, Arab dengan Iran, lalu isu terkait perubahan iklim, kemudian perang dagang hingga perseteruan pribadi AS-China, Korea Selatan dan Jepang yang menegang, Krisis Venezuela, Perdamaian di Afghanistan, serta Status Otonomi Kashmir.
Dilarang Masuk ke Sidang Umum PBB
Delegasi Indonesia yang juga mantan petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM), Nick Messet mengungkapkan pemimpin gerakan separatis Papua Benny Wenda dilarang masuk dalam Sidang Umum (SU) PBB. Menurut Nick, ada peraturan baru SU PBB kali ini yang sangat ketat, sehingga tidak sembarangan orang bisa masuk dan ikut sidang.
"Aturan ketat yang diterapkan adalah hanya warga negara resmi dari negara itu yang bisa masuk dalam ruangan SU PBB. Aturan ini perlu didukung dan ditaati," kata Nick kepada wartawan, Sabtu (28/9).
Lanjut Nick, contohnya saja delegasi Vanuatu, tidak ada orang lain yang ikut dalam rombongan itu, termasuk Benny Wenda yang sebelumnya dijadwalkan bisa masuk dalam SU PBB, namun tak terlihat batang hidungnya.
"Benny Wenda hanya berdiri di luar gedung pertemuan PBB. Tak jelas kapasitasnya," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini Benny Wenda merupakan warga negara Inggris, setelah mendapat suaka politik dari negara tersebut pada 2003.
Tanggapan Wiranto Soal Gagalnya Benny Wenda ke SU PBB
Benny Wenda ditolak masuk saat Sidang Umum PBB berlangsung. Menanggapi hal tersebut, Menko Polhukam Wiranto bersyukur gagalnya Benny hadir di Sidang Umum PBB.
"Alhamdulillah usaha mereka gagal, di KTT HAM di Swiss enggak dapat perhatian. Sidang PBB sudah selesai, enggak ada negara secara khusus dengarkan aspirasi mereka yang nyata-nyata bertentangan dengan resolusi PBB," tegasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua
Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Baca SelengkapnyaHadir di Acara Polda Bengkulu, Penampilan Wiranto Bikin Syok Ternyata Sekarang Tugasnya Publikasi ke Medsos
Wiranto kini bertugas mengelola akun sosial media Korem Bengkulu. Tujuannya, memberitahu seluruh kegiatan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaCurah Hujan Tinggi, BNPB Minta Masyarakat Waspadi Potensi Banjir dan Tanah Longsong
BNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Baswedan Dilaporkan ke Bawaslu usai Serang Prabowo soal Lahan 340 Ribu Hektare di Debat Capres
Anies dilaporkan atas dugaan menyerang pribadi Prabowo Subianto terkait lahan HGU 340 ribu hektare
Baca SelengkapnyaBaku Tembak di Intan Jaya, TNI-Polri Lukai 3 Anggota KKB
Bayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca SelengkapnyaMengingat Kembali Jebolnya Tanggul Peninggalan Belanda Situ Gintung 15 Tahun Lalu, Telan Korban 100 Orang
Tanggul peninggalan Belanda ini jebol mengejutkan warga karena berlangsung pukul 04:00 WIB dini hari.
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia, Ini Profil Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe
Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe meninggal usia saat dalam perawatan di RSPAD Gatot Subroto
Baca SelengkapnyaNasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaWaketum Gerindra Tuding Soal Kecurangan, Sekjen PDIP Balas Isu Dugaan Intimidasi
Hasto menyebut kehadiran Ganjar di acara pelepasan PMI sebagai tamu yang diundang
Baca Selengkapnya