Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Makna di Balik Nama Ibu Kota Baru Nusantara: Melekat dengan Indonesia Sejak Dulu Kala

Makna di Balik Nama Ibu Kota Baru Nusantara: Melekat dengan Indonesia Sejak Dulu Kala Desain Istana Kepresiden Ibu Kota Baru. Instagram@nyoman_nuarta

Merdeka.com - Nama Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur sudah diumumkan. Yakni Nusantara. Pemilihan dilakukan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Nusantara menggugurkan 79 calon nama ibu kota negara yang diusulkan. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, menjelaskan alasan Presiden memilih nama Nusantara.

"Alasannya adalah nusantara sudah dikenal sejak dulu dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua, republik Indonesia, dan saya kira kita semua setuju dengan istilah Nusantara itu," jelas Suharso dalam rapat panitia kerja RUU IKN, di Gedung DPR, Senin (17/1) kemarin.

Asal Usul Nusantara

Nusantara dan Indonesia seperti dua kata saling bertaut. Bicara Indonesia pastilah melekat kata Nusantara. Seolah, kata Nusantara tepat untuk menggambarkan Indonesia sebagai negara memiliki ribuan pulau. Tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Penyebutan Nusantara semakin menggambarkan Indonesia dengan segala sejarah dan keberagaman yang tumbuh di dalamnya. Lalu apa makna sebenarnya dari kata nusantara?

Jika mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Nusantara adalah sebutan atau nama bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Sementara mengacu wikipedia, nusantara adalah sebuah istilah yang berasal dari perkataan dalam bahasa Jawa kuno. Nusa berarti pulau dan antara dimaknai sebagai luar.

Di berbagai sumber lainnya, kata Nusantara tercatat dalam literatur berbahasa Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit. Nusantara berasal dari dua kata bahasa Sansakerta, yaitu nusa yang berarti 'pulau' dan antara yang berarti 'luar'. Nusantara digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar Majapahit (Jawa).

Bukti penggunaan nusantara sejak zaman Majapahit terlihat dari naskah Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gaja Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M).

Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi :

"Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Terjemahannya:

"Kamu Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Kamu Gajah Mada, "Jika telah menundukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".

Setelah sempat terlupakan, pada awal abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka pelanjut Hindia Belanda yang belum terwujud.

Ketika akhirnya "Indonesia" ditetapkan sebagai nama kebangsaan bagi negara independen pelanjut Hindia Belanda pada Kongres Pemuda II (1928), istilah Nusantara tidak serta-merta surut penggunaannya. Istilah ini kemudian tetap dipakai dalam berbagai hal yang utamanya berkaitan dengan kebangsaan

Sejarawan JJ Rizal menilai menilai penggunaan nama Nusantara mencerminkan bias Jawa yang dominan. Sebab menurutnya, Nusantara adalah produk cara pandang Jawa di masa Majapahit yang mendikotomi antara negara gung (kota Majapahit) dengan mancanegara (luar kota Majapahit). Sehingga terhadap kawasan di luar kota Majapahit disebutlah Nusantara.

"Sebab itu sebutan Nusantara ini bukan hanya dikotomis dalam artian kewilayahan tetapi juga peradaban," papar JJ Rizal, kepada merdeka.com, Selasa (18/1).

Dalam konteks Jawa, sebutan mancanegara untuk menjelaskan wilayah yang tidak beradab, kasar tidak teratur atau sesuatu yang sebaliknya dari negaragung yang beradab, harmonis.

"Sebab itu sejak zaman pergerakan ketika istilah ini muncul untuk digunakan sebagai nama wilayah bangsa dan negara yang hendak didirikan, maka nama Nusantara segera tersingkir karena dianggap Jawa sentris," kata Rizal.

Dalam konteks penamaan ibu kota baru, dia kembali menurut kembali gagasan ibu kota negara baru untuk memutus ketimpangan antara Jawa dengan luar Jawa. Sehingga kemudian dipindah ke tengah yaitu pulau Kalimantan. Tetapi ketika dilakukan pemilihan nama, dia melihat justru yang terjadi bertolak belakang.

"Maka pemberian nama Nusantara itu otomatis bertolak belakang dengan gagasan pokok memutus kesenjangan itu," tegas JJ Rizal.

Ditambahkan Sejarawan sekaligus Ketua Asosiasi Sejarah Lintas Batas (Sintas), Andi Achdian mengatakan, kata nusantara itu sudah dipakai sejak abad ke14 era Kerajaan Majapahit. Bukan hanya itu saja, pada tradisi Melayu, nusantara bisa ditemukan bukan hanya di Indonesia modern tapi juga ditambah tetangganya seperti Malaysia, Brunei, Singapura.

"Jadi emang kata itu sudah ditemukan sejak abad ke14 populer. Apalagi nusantara itu istilah perdagangan, jadi saya kira memang akhirnya menjadi acuan yang meluas meliputi wilayah Indonesia sekarang dan juga beberapa wilayah tetangga kita," kata Andi kepada merdeka.com, Selasa (18/1).

Andi menjelaskan kenapa nusantara bisa begitu populer di Indonesia. Hal ini karena makna atau arti dari nusantara yang sangat melekat dengan Indonesia sebagai negara kepulauan. Nusantara sendiri berasal dari dua kata bahasa Sansakerta, yaitu nusa yang berarti 'pulau' dan antara yang berarti 'luar'.

"Karena bayangan nusantara itu artinya mendekati realitas tentang kepulauan, negara kepulauan. Kalau kita pakai konsep itu, di kepala kita kan yang muncul keberagaman pulau-pulau," katanya.

Sedangkan kalau menyebutkan Indonesia itu adalah suatu negara yang berdaulat. Namun, jika nusantara artinya bisa lebih luas, karena menggambarkan tentang orang yang tinggal dalam kepulauan Indonesia.

"Jadi ada semacam makna itu yang lekat di dalam masyarakat itu," ujarnya.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nama Produk Sama dengan Nama Anaknya, Nasabah Mekaar Ini Dipuji Jokowi

Nama Produk Sama dengan Nama Anaknya, Nasabah Mekaar Ini Dipuji Jokowi

Dalam kunjungannya Jokowi menemui 3.000 ibu-ibu nasabah Mekaar di GOR Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya
Menutup Akhir Tahun 2023, OIKN Bagikan Perkembangan Pembangunan Ibu Kota Nusantara

Menutup Akhir Tahun 2023, OIKN Bagikan Perkembangan Pembangunan Ibu Kota Nusantara

OIKN menggelar diskusi terbuka bersama media dalam rangka membagikan informasi perkembangan terbaru pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Baca Selengkapnya
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Makna Kalimat Beri Aku 10 Pemuda Niscaya Akan Kuguncangkan Dunia dari Presiden Soekarno

Makna Kalimat Beri Aku 10 Pemuda Niscaya Akan Kuguncangkan Dunia dari Presiden Soekarno

Kutipan ini mencerminkan semangat kepemimpinan Soekarno yang percaya pada peran penting pemuda.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.

Baca Selengkapnya
Lukisannya Dikoleksi Presiden Soekarno, Ini Sosok Nasjah Djamin Sang Maestro dan Penulis dari Tanah Batak

Lukisannya Dikoleksi Presiden Soekarno, Ini Sosok Nasjah Djamin Sang Maestro dan Penulis dari Tanah Batak

Nasjah bukanlah keturunan seniman, bahkan tidak ada keluarganya satupun yang miliki bakat di bidang seni.

Baca Selengkapnya
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam

500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam

Menamai anak dengan bahasa Jawa yang bermakna indah bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda.

Baca Selengkapnya