Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mahfud MD: Semua cita-cita sudah saya lewati, cuma kemarin gagal jadi Cawapres

Mahfud MD: Semua cita-cita sudah saya lewati, cuma kemarin gagal jadi Cawapres Mahfud MD. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menceritakan perjalanan hidupnya di hadapan para mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sekian posisi dan profesi sudah disandang sebagai pertanda sukses mewujudkan cita-cita hidupnya.

Cita-cita hidup Mahfud MD selalu dinamis setiap waktu, dari sekadar ingin menjadi guru agama hingga kemudian menjadi seorang hakim. Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu pernah mengabdikan diri hidupnya menjadi guru agama, hakim, anggota DPR, dosen dan menteri. Ia juga pernah menolak sejumlah jabatan bergengsi yang pernah ditawarkan.

"Semua yang saya cita-citakan itu sudah saya lewati semua. Saya jadi dosen, hari ini saya ceramah di sini lebih karena saya sebagai dosen. Saya dosen, guru, saya guru besar. Guru agama juga ya, saya sering ceramah di masjid-masjid. Saya jadi hakim, jadi menteri pernah, jadi DPR pernah, cuma kemarin gagal jadi calon Wakil Presiden," kisah Mahfud MD disambut tepuk tangan di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (3/9).

Mahfud menceritakan tentang kehidupannya semasa kecil di sebuah desa di Madura. Sama sekali tidak pernah terbayang akan menduduki posisi sebagai seorang pejabat negara.

"Pokoknya saya sekolah di situ masuk pondok pesantren. Saya sekolah, pagi di SD, sorenya di madrasah, malam di pondok pesantren nginep," katanya.

Mahfud yang anak seorang pegawai negeri di sebuah kecamatan awalnya bercita-cita menjadi seorang guru agama. Karena orang di kampungnya, selalu menghormati guru agama, hingga akhirnya masuk Pendidikan Guru agama (PGA).

"Karena pikiran orang Madura, guru agama itu hebat, tampil di kondangan dapat berkat dapat amplop. Hebat sudah kalau jadi guru agama," katanya.

Tetapi, ketika menuntut ilmu di PGA wawasan Mahfud bertambah hingga kemudian bercita-cita berubah, tidak sekadar sebagai seorang guru. Ia pun menjadi satu dari tiga murid lulusan terbaik di PGA, yang kemudian mengantarkannya dikirim ke Yogyakarta guna menempuh pendidikan hakim negeri, PHIN.

"Ini setelah SMA, bukan untuk menjadi hakim beneran. Hanya untuk menjadi pegawai di kantor pengadilan agama. Pegawainya, bukan jadi hakimnya," tegasnya.

Saat itu, Mahfud kagum dengan para pengajarnya dari kalangan hakim, dosen, pengacara, dan lain-lain. Cita-citanya pun berubah, dari jadi guru agama berubah menjadi seorang hakim. Lulus PHIN, mendaftar di kantor Kepaniteraan Pengadilan Agama.

Karena orang tunya hanya pegawai di kantor kecamatan, untuk sekolah sebagai hakim tidak punya uang. Mahfud mendaftar di departemen agama di bagian kepaniteraannya, meski kemudian tidak lulus.

"Nilai saya bagus, tapi saya enggak lulus, teman saya yang nilainya jelek-jelek, masuk semua. Karena enggak lulus, cita-cita saya jadi hakim saya lanjutkan, saya masuk ke fakultas hukum," kisahnya.

Mahfud pun berburu beasiswa di antaranya Supersemar, Dharmasiswa, sehingga bisa bebas tidak membayar biaya kuliah. Selama menjadi mahasiswa otaknya semakin terbuka. Kuliah dengan dosen-dosen terbang dengan segala keahliannya, membuat cita-citanya pun berubah menjadi dosen.

"Cita-cita itu bisa berubah-ubah untuk saya. Saya kagum kepada dosen muda, dosen terbang dari Jakarta, Surabaya, setiap datang memberi kuliah dengan enak, membawa buku-buku besar. Saya ingin menjadi dosen," ungkapnya.

Mahfud lulus kuliah 1983, yang dalam beberapa tahun kemudian melihat suasana politik nasional yang bergejolak. Tahun 1987, banyak demo menolak Soeharto kembali menjadi presiden sehingga saat itu membuka ruang perubahan.

"Kalau ada rapat kabinet itu ada menteri, lalu menterinya pakai jas, enaknya jadi menteri, lalu saya lihat anggota DPR. Saya dulu ingat Ridwan Saidi, kalau bicara ke masyarakat hebat sekali," kisahnya.

Mahfud menegaskan, cita-cita apapun dalam situasi zaman sudah merdeka sekarang ini, bisa diwujudkan, sepanjang disertai dengan niat dan kesungguhan. Namun diingatkan, kalau menjadi pejabat agar tidak korupsi uang negara.

"Jadi apa saja bisa, yang kaya juga banyak, yang koruptor juga banyak. Zaman Belanda apa yang mau dikorupsi. Sekatang tinggal akhlak saja, pejabat mau korupsi tinggal korupsi saja, bisa. Perlunya akhlak di situ, karena koruptor itu punya otak tapi tidak berwatak. Tidak berwatak baik," jelasnya.

Mahfud berpesan, agar tidak sekadar ingin menjadi sarjana, tetapi harus menjadi cendekiawan, yang disebutnya sebagai Sarjana yang Sujana (baik).

"Bukan hanya pintar otaknya, tetapi juga mulia hatinya. Tidak sombong, tidak sewenang-wenang, tidak mabuk kekuasaan," terangnya.

Setiap massa, dalam perjalanan Indonesia selalu muncul cendekiawan yang patut dicontoh. Massa orde baru yang disebut sangat otoriter, dicontohkan, muncul tokoh-tokoh yang patut diteledani.

Akhir 70-an, kata Mahfud dikenal tokoh Jenderal Mochammad Jusuf, orang yang paling diakui, jujur, tegas tulus kepada negara. Setelah itu muncul nama ekonom Mari'e Muhammad, Malik Fajar dan lain sebagainya. Sikap mereka itulah menjadi inspirasinya selama menduduki berbagai posisi itu.

"Bukan apa-apa, bukan dibuat-buat, bukan pencitraan. Karena apa, itulah tugas kita sebagai cendekiawan, bukan sewenang-wenang pada rakyat, tetapi melayani sehingga rakyat senang. Inilah contoh yang baik," ungkapnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahfud Dilaporkan ke Bawaslu gara-gara Bilang Jawaban Gibran Ngawur

Mahfud Dilaporkan ke Bawaslu gara-gara Bilang Jawaban Gibran Ngawur

Cawapres nomor urut 3, Mahfud Md dilaporkan ke Bawaslu, karena mengatakan Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saat debat, Minggu (21/1), ngawur.

Baca Selengkapnya
Mahfud Md: Program Kami Lebih Dari Sekedar Makan Siang

Mahfud Md: Program Kami Lebih Dari Sekedar Makan Siang

Selama berkampanye pun, Mahfud turut dititipkan semangat memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya
Ditanya Alasan Tidak Pernah Korupsi, Mahfud MD Berikan Jawaban Menohok

Ditanya Alasan Tidak Pernah Korupsi, Mahfud MD Berikan Jawaban Menohok

Mahfud mengakui ada hal yang ditakutinya apabila dirinya terlibat dalam kasus korupsi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Kondisi Menteri Jokowi Usai Mahfud Ungkap Bakal Mundur

Begini Kondisi Menteri Jokowi Usai Mahfud Ungkap Bakal Mundur

Mahfud sendiri telah menemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada Senin, 29 Januari 2024 malam.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Tegaskan Hak Angket Diperbolehkan untuk Usut Kebijakan Pemerintah Terkait Pemilu

Mahfud MD Tegaskan Hak Angket Diperbolehkan untuk Usut Kebijakan Pemerintah Terkait Pemilu

Menurut Mahfud, KPU maupun Bawaslu tidak bisa dilakukan angket.

Baca Selengkapnya
Mahfud Tanggapi Kapolri Soal Estafet Kepemimpinan: Enggak Apa-apa, Kita Semua Akan Melanjutkan

Mahfud Tanggapi Kapolri Soal Estafet Kepemimpinan: Enggak Apa-apa, Kita Semua Akan Melanjutkan

"Ya, itu enggak apa-apa. Kita semua akan melanjutkan, kan tidak akan membubarkan negara," kata Mahfud

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahfud Gerah Bicara Kondisi Ekonomi Digerogoti Korupsi di Debat Cawapres

VIDEO: Mahfud Gerah Bicara Kondisi Ekonomi Digerogoti Korupsi di Debat Cawapres

Mahfud mengakui kondisi ekonomi banyak dipengaruhi karena maraknya korupsi.

Baca Selengkapnya
Mahfud Siapkan Surat Pengunduran Diri dari Menko Polhukam: Saya akan Pamit Baik-Baik ke Presiden

Mahfud Siapkan Surat Pengunduran Diri dari Menko Polhukam: Saya akan Pamit Baik-Baik ke Presiden

Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menyiapkan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi dari jabatan Menko Polhukam.

Baca Selengkapnya
Terungkap Alasan Mahfud Ingin Antarkan Surat Pengunduran Diri ke Jokowi Secara Langsung

Terungkap Alasan Mahfud Ingin Antarkan Surat Pengunduran Diri ke Jokowi Secara Langsung

Rencananya, Mahfud akan mengantarkan surat tersebut pada Kamis (1/2) besok.

Baca Selengkapnya