Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD meminta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menindak prajuritnya yang melakukan tindakan di luar batas saat tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Merujuk pada video yang beredar, prajurit TNI menendang pendukung Arema FC yang memasuki lapangan.

Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema FC VS Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10) malam. Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya.

Massa Singo Edan pun turun ke lapangan setelah derby Jawa Timur itu tuntas. Kemudian, terjadi kericuhan yang membuat aparat turun tangan.

"Kepada Panglima TNI juga diminta melakukan tindakan cepat sesuai aturan yang berlaku karena dalam video-video yang beredar ada juga TNI yang nampaknya melakukan tindakan berlebih dan di luar kewenangannya," kata Mahfud saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (3/10).

Mahfud meminta Panglima TNI mencermati video-video yang beredar saat kerusuhan. Kemudian, apa yang dilakukan prajurit di stadion Kanjuruhan bisa diungkap ke publik.

"Apakah video itu benar atau tidak Panglima TNI segera meneliti dan mengumumkannya kepada kita semua," ucap Mahfud.

Saat ini pun pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengungkap insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Ada 125 orang korban jiwa akibat tragedi itu.

Gabungan Independen Pencari Fakta tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD. Tim itu terdiri dari perwakilan kementerian terkait, organisasi sepak bola, akademisi, hingga media.