Merdeka.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Jogja dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Yogyakarta, menggelar aksi penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM oleh Presiden Jokowi di titik nol, Yogyakarta, Senin (10/11).

Menurut mereka, kenaikan harga BBM bukanlah hak yang mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil. Sebab dengan kenaikan harga BBM akan disusul kenaikan harga bahan pokok lain yang bisa dirasakan langsung oleh rakyat.

Koordinator Aksi Mumuh Muhammad Abdul Muhshi menilai kenaikan hanya meningkatkan pengangguran dan maraknya TKI yang bekerja ke luar negeri.

"Orang-orang kecil jadi sengsara, pengangguran semakin tinggi, TKI semakin banyak. Karena itu kami meminta Jokowi menghentikan intervensi asing, sumber daya alam harus dikelola rakyat, sehingga tidak ada alasan menaikkan BBM," kata Mumuh saat ditemui di titik nol.

Sementara itu kebijakan pemerintahan Jokowi yang akan memberikan sejumlah 'kartu sakti' seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Sejahtera dan Kartu Indonesia Pintar dinilai sama saja dengan cara pemerintahan SBY yang memberikan bantuan langsung tunai.

"Tidak ada gunanya, sama saja, program kartu indonesia tidak jauh beda ketika zaman SBY yaitu BLSM. Isinya sama kedoknya beda," ujarnya.

Setelah menggelar aksi, mereka lakukan Salat Gaib sebagai bentuk keprihatinan atas kebijakan pemerintah yang justru membuat rakyat sengsara. "Kami menuntut agar Jokowi membatalkan rencana ini, menaikkan harga BBM bukan cara menyejahterakan rakyat," terang Mumuh.