Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Macam cara Otto patahkan pengakuan saksi dari Jaksa demi Jessica

Macam cara Otto patahkan pengakuan saksi dari Jaksa demi Jessica Sidang Jessica. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Persidangan kasus kopi bersianida hari ini memasuki tahap akhir. Setelah 31 kali bersidang sejak 15 Juni 2016, akhirnya hari ini majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan membacakan vonis terhadap terdakwa Jessica Kumala Wongso.

Sebagaimana diketahui, terdakwa Jessica dituduh menaruh racun sianida ke dalam es kopi Vietnam milik I Wayan Mirna Salihin pada tanggal 6 Januari 2016 di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Atas tuduhan tersebut, terdakwa Jessica Kumala Wongso didakwakan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan tuntutan 20 tahun penjara.

Merasa tak melakukan hal-hal yang dituduhkan, terdakwa Jessica melalui tim penasihat hukumnya berupaya melakukan pembelaan. Ketua tim penasihat hukumnya, Otto Hasibuan menempuh berbagai cara agar kliennya itu mendapatkan vonis bebas dari majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Berikut ini beberapa momen Otto Hasibuan skak mat penuntut umum demi mendapatkan vonis bebas kepada terdakwa Jessica:

Hadirkan ahli Patologi Forensik dari Australia

Kubu Jessica menghadirkan ahli patologi forensic asal Brisbane, Australia Beng Beng Ong. Dalam kesaksiannya Proffesor Doktor Beng Beng Ong menyatakan korban Mirna bukan tewas akibat terpapar racun sianida (NaCN). Sebab dari hasil analisisnya terhadap dokumen hasil pemeriksaan toksikologi Mirna, dia tidak menemukan ciri-ciri kematian akibat sianida."Sangat besar kepastiannya ini kematian bukan karena sianida," kata Beng saat persidangan ke-18, Senin (5/9) lalu.Dia mengatakan, pada pemeriksaan klinis tidak ditemukan ciri khas keracunan akibat sianida. Sebab jenazah korban juga tidak dilakukan autopsi pascameninggal. Hasil pemeriksaan pada empedu dan hati tidak ditemukan adanya dampak dari sianida. Meskipun pada cairan lambung itu ada, tapi kadarnya terlalu rendah untuk menyebabkan kematian."Karena hasilnya negatif untuk empedu dan hati, cairan lambung juga kadarnya rendah," tegasnya.Menurutnya, sianida dalam tubuh manusia bisa terbentuk beberapa waktu setelah orang itu meninggal. Beng menuturkan zat sianida dalam tubuh seseorang yang telah meninggal terbentuk setelah beberapa hari pasca-kematian seseorang. Adapun jumlah sianida yang dihasilkan sekitar 1 mikrogram per mililiter atau bila diterjemahkan sekitar 1 miligram per liter."Dari artikel ini, mungkin 0,2 miligram per liter pada barang bukti 5 (sampel lambung Wayan Mirna Salihin) dapat diakibatkan oleh dihasilkannya sianida pasca-kematian," jelas Beng.Beng juga menambahkan, kalau Mirna meninggal akibat keracunan sianida, seharusnya kadar sianida yang ditemukan dalam sampel lambung Mirna jauh lebih besar. Apalagi sianida yang dimasukan ke dalam tubuh Mirna berasal dari sianida yang ada dalam es kopi vietnam yang diminumnya."Ketika sianida dimasukkan lewat mulut atau ditelan, maka kadar sianida yang ditemukan dalam lambung sangat tinggi. Selain lambung, yang ditemukan dalam empedu dan hati harusnya positif," terang Beng.

Hadirkan saksi fakta bos PT KIA

Pada sidang ke-19, Tim kuasa hukum Jessica yang dipimpin Otto Hasibuan menghadirkan saksi fakta bos PT KIA, Hartanto Sukomo. Kesaksian Sukomo diperdengarkan di muka sidang karena pada 6 Januari 2016, yang bersangkutan tengah mengadakan meeting dengan para koleganya di Kafe Olivier. Secara tak sengaja, meja yang ditempati Hartanto kala itu berdekatan dengan meja 54 tempat Jessica, Mirna dan Hanie bertemu.Pengacara Jessica menilai Hartono mengetahui gerak-gerik Jessica sebelum Hani dan Mirna tiba di Kafe Olivier. Dalam kesaksiannya, Hartanto mengaku tak melihat terdakwa Jessica menuangkan racun sianida ke dalam es kopi Vietnam yang diminum Mirna."Saya pada hari itu memang sedang ada di kafe Olivier, bertemu dengan Pak Saeful dan beberapa orang lainnya. Tapi, saya tidak ingat duduk di meja nomor berapa," kata Hartanto, Rabu (7/9) lalu.Hartanto mengaku tak memperhatikan gerak-gerik Jessica kala itu. Seingatnya, Jessica tengah berbicara lewat telepon. Dia mengaku saat itu dia hanya merasa terganggu ketika Jessica berbicara lewat telepon."Saya duduk, Jessica menelepon. Saya tidak perhatikan dia menelepon pakai tangan yang mana dan membawa tas atau tidak," sambungnya."Saya terganggu karena saya lagi meeting. Saya dengar terdakwa sedang berbicara lewat telepon. Saya cuma nengok, ada yang telepon," tambahnya.Kemudian, dia sempat melihat saat rapat berlangsung, ada seorang barista yang membawakan kopi ke meja Jessica."Yang membawakan laki-laki. Tapi saya tidak perhatikan orang yang sama atau tidak dengan yang ditayangkan dalam persidangan," ujar Hartanto.

Ahli IT sebut CCTV kafe Olivier hasil rekayasa

Pada sidang ke-21, Otto kembali menghadirkan ahli untuk bersaksi di hadapan majelis hakim. Kali ini Otto menghadirkan ahli digital forensic Rismon Sinanipar. Doktor Enginering di Universitas Yamaguchi Jepang itu mencurigai adanya proses tampering atau piksel pada video tersebut."Kita menduga adanya pembuatan tampering. Tampering adalah pemodifikasian ilegal dalam dunia digital yang ditujukan untuk tujuan tidak baik," kata Rismon saat persidangan ke-21, Kamis (15/9) silam.Rismon melanjutkan, proses tampering pada adegan itu terlihat dari panjang jari-jari Jessica terlihat sama."Ini seperti hasil tampering. Jari kelingking juga hampir sama dengan jari lainnya, perlu di buktikan di dunia nyata," ucap Rismon.Rismon pun menunjukkan punggung tangan Jessica dalam video yang ditampilkan lewat proyektor. Kata dia ada bentuk tangan dan sebaran jari-jarinya terlalu melebar dan panjang seperti kuku nenek lampir."Ini kontur tangan seperti kuku nenek lampir. Sebaran jarinya sangat tidak inheren. Panjang jarinya bahkan sangat tidak natural," ucap Rismon.

Otto yakin Jessica tak meracun Mirna dengan sianida

Pada sidang ke-28 dengan agenda nota pembelaan, Otto Hasibuan membacakan rangkuman dari 4.000 halaman pleidoi yang dibuat tim pembela. Otto membuka nota pembelaan atau pleidoinya dengan menyinggung sisi terdakwa Jessica yang menjadi korban ketidakadilan."Dia (Jessica) seorang gadis. Sempat ditahan dalam ruang tikus dengan lampu yang terus menyala sehingga membuat matanya sakit. Dia dituduh karena membunuh Wayan Mirna Salihin karena motif Mirna pernah menasihati Jessica untuk putus dari pacarnya. Ini tidak masuk akal," ungkap dalam sidang agenda pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (12/10) kemarin.Selain itu, kata Otto, pernyataan ayah Mirna, Darmawan Salihin dianggap melakukan segala cara untuk menuduh Jessica sebagai penyebab kematian anaknya. Otto bahkan curiga ada komunikasi antara Darmawan dengan Jaksa. "Ada apa juga antara Darmawan dengan Jaksa yang biasa komunikasi?," ucapnya.Otto merasa kasus ini makin janggal karena penyidik tidak melakukan pemeriksaan terhadap pemilik Kafe Olivier. Bahkan pada gelas kopi Mirna tidak ditemukan sidik sidik jari Jessica."Bahkan pada gelas juga tidak ada sidik jari Jessica. Kalau Jessica memasukkan sesuatu dalam gelas Wayan Mirna. Pasti mereka bisa lihat. Lihat sedotan saja bisa lihat. Masa memasukkan sesuatu tidak bisa lihat," ungkap Otto."Keanehan lain, bagaimana mungkin seorang yang lama tinggal di Australia membunuh berencana di tempat yang tidak baisa dikunjungi. Apalagi di di tempat ramai pula. Jadi sebenarnya itu bukanlah Jessica yang membunuh," ungkapnya.

Kubu Jessica munculkan saksi Amir Papali & curigai suami Mirna

Di sidang duplik pekan lalu, kubu Jessica mengungkap fakta baru. Salah satu anggota tim pembela terdakwa Jessica, Hidayat Boestam mengungkapkan sebuah kesaksian seorang wartawan bernama Amir Papalia. Pada duplik tersebut, Boestam membacakan transkrip pembicaraan dirinya dengan Amir pada 18 Oktober 2016.Dalam transkrip tersebut Amir mengatakan sempat bertemu dengan orang yang mirip dengan barista Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra bertemu dengan suami Mirna Arief Soemarko di kawasan Sarinah Thamrin sehari sebelum Mirna tewas di kafe Olivier. Kala itu, dia melihat orang yang mirip dengan Arief memberikan kantong plastic berwarna hitam yang diduga uang senilai Rp 140 juta sebagai bayaran untuk menaruh racun sianida dalam minuman Mirna.Kepada Boestam, Amir mengakui ingat wajah Rangga dan mengenali Rangga di tayangan televisi. Namun dia mengaku tidak tahu wajah Arief. Sebab saat itu posisi Arief membelakangi dirinya. Saat itu Amir mengaku jaraknya hanya 5 meter saat keduanya bertemu."Kemudian saya lihat di televisi kejadian di Kafe Olivier. Saya enggak lupa. Kan baru kejadiannya kemarin. Saya lihat 5 Januari. Lalu saya ikuti sidang. Yang naruh racun itu si Rangga. Kan saya bilang saya siap jadi saksi," kata Boestam membacakan transkrip ucapan Amir.

Amir pun mengaku telah dibawa ke Mapolda Metro Jaya karena melihat pertemuan tersebut. Namun, saat itu dia tidak diperiksa.

 

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mitos Orang Jawa Menikah dengan Orang Sunda, Disebut Banyak Perselisihan

Mitos Orang Jawa Menikah dengan Orang Sunda, Disebut Banyak Perselisihan

Mitos orang Jawa menikah dengan Orang Sunda disebut sulit bersatu.

Baca Selengkapnya
50 Kata-kata Bikin Salting, Gombalan Maut untuk Menaklukan Hati Lawan Jenis

50 Kata-kata Bikin Salting, Gombalan Maut untuk Menaklukan Hati Lawan Jenis

Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bikin salting, sebuah gombalan maut untuk menaklukkan hati lawan jenis.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jalani Mudik Tanpa Otot Kaku dengan Tujuh Gerakan Peregangan Otot Berikut

Jalani Mudik Tanpa Otot Kaku dengan Tujuh Gerakan Peregangan Otot Berikut

Perjalanan mudik yang jauh bisa menyebabkan berbagai masalah otot. Atasi dengan sejumlah gerakan peregangan berikut.

Baca Selengkapnya
50 Kata-Kata Sindiran Halus Buat Orang yang Suka Membicarakanmu di Belakang

50 Kata-Kata Sindiran Halus Buat Orang yang Suka Membicarakanmu di Belakang

Berikut kata-kata sindiran halus buat orang yang suka membicarakanmu di belakang kalian.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Mitos Kejatuhan Cicak di Pundak Kanan, Ini Penjelasannya

Mitos Kejatuhan Cicak di Pundak Kanan, Ini Penjelasannya

Banyak orang meyakini, kejatuhan cicak dianggap "sesuatu" alias menjadi pertanda sesuatu akan terjadi.

Baca Selengkapnya
Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi

Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi

Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi

Baca Selengkapnya
Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.

Baca Selengkapnya