Merdeka.com - Aksi penembakan sipil bersenjata menyebabkan delapan personel TNI dan empat warga sipil tewas di dua lokasi berbeda yakni di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan di Sinak, Kabupaten Puncak, Kamis (21/2) lalu. Penetapan status Darurat Militer belum juga dilakukan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, situasi di tempat rawan konflik di Papua hingga saat ini masih kondusif. Menurutnya penetapan status darurat militer bisa digunakan jika kondisi di Papua dinyatakan mengancam negara.

"Situasi Papua sudah kondusif, status tertib sipil, peningkatan status darurat militer digunakan jika negara memang sudah terancam," jelas Iskandar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (26/2).

Dikatakan Iskandar dengan adanya kasus penembakan ini, dia mengimbau kepada seluruh personel TNI yang sedang bertugas di Papua, untuk tidak terpancing emosinya saat menghadapi konflik di Bumi Cendrawisih tersebut.

"TNI tidak akan membalas dendam, kami juga sudah mengimbau pada prajurit di sana untuk terus melakukan damai. Karena apa yang terbaik untuk rakyat yang terbaik juga untuk TNI," terangnya.

Lebih lanjut Iskandar mengatakan untuk masalah pengusutan kasus penembakan ini TNI akan menyerahkan sepenuhnya kapada Polri untuk penegakan hukumnya.

"Sesuai dengan undang-undang, kasus pembunuhan ini akan ditangani oleh saudara kita polisi. Terkecuali jika memang tadi statusnya sudah darurat militer. Namun Aparat kepolisian dan TNI tetap melakukan kerjasama melakukan penyelidikan atas terbunuhnya 12 orang di Papua," terangnya.