Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

LIPI Latih Petani Banyuwangi Bikin Produk Pupuk Organik dan Agen Hayati

LIPI Latih Petani Banyuwangi Bikin Produk Pupuk Organik dan Agen Hayati LIPI Latih Petani Banyuwangi Bikin Produk Pupuk Organik dan Agen Hayati. ©2019 Merdeka.com/Ulil Albab

Merdeka.com - Lembangan Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang memberikan pemahaman kepada puluhan kelompok tani di Kabupaten Banyuwangi untuk memahami pentingnya penggunaan pupuk organik dan manfaat jangka panjang secara ekonomi hingga keberlangsungan lingkungan hidup.

Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Sarjiya Antonius mengatakan, para petani bakal mendapatkan materi pentingnya penggunaan hingga praktek pembuatan pupuk organik dan agen hayati dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

"Para petani akan mendapatkan pembekalan, pemahaman organik dan akan ada praktek. Paling penting dahulu memberika pemahaman pentingnya penggunaan organik, karena itu yang jadi persoalan," kata Sarjiya saat memberikan pelatihan kepada petani di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuwangi, Selasa (5/11).

Dia melanjutkan, setelah mendapatkan pemahaman pentingnya beralih ke pupuk organik dan penanganan hama dengan agen hayati petani bakal prakter memproduksi sendiri untuk kemudian diuji di laboratorium LIPI."Nanti prakternya bisa menghasilkan 200 liter untuk 40 hektar. Dari produk tadi dikirim ke kami (LIPI) untuk kendali mutu agar produknya bisa sesuai dengan hasil laboratorium. Selanjutnya agar petani bisa produksi sendiri, yang mau membikin sendiri," terangnya.

Dari hasil studi LIPI, penggunaan bahan organik di bidang pertanian bisa mengurangi biaya produksi pupuk hingga 50 persen bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia. Selain bisa mengurangi ongkos pupuk, sistem organik juga bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian 25 hingga 30 persen.

lipi latih petani banyuwangi bikin produk pupuk organik dan agen hayati

lipi latih petani banyuwangi bikin produk pupuk organik dan agen hayati©2019 Merdeka.com/Ulil Albab

"Dan bisa bebas dari pupuk kimia, secara ekonomi akan lebih menguntungkan karena biaya produksinya sangat murah," terangnya.

Sarjiya kembali menegaskan, persoalan penting yang harus dihadapi bersama saat ini terkait pemahaman pentingnya sistem organik kepada petani.

"Program organik tidak hanya nasional tapi juga internasional, yang menjadi tugas kami bagaimana maju bersama, memberi pemahaman pupuk organik secara ilmiah, penyadaran dari pola pikir. Karena petani banyak yang menganggap pupuk organik tidak semanjur seperti kimia, padahal perlu proses, waktu, ketekunan dan kesabaran agar manfaat bisa dirasakan," jelasnya.

"Ini kajian tidak sederhana. Kami sudah lakukan ini lebih 15 tahun. Bionik (produk organik), tidak hanya meningkatkan produksi pertanian tapi juga menjaga lingkungan lebih baik lagi," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Banyuwangi, Arief Setiawan menambahkan, kerjasama dengan LIPI ke depannya tidak hanya di bidang pertanian, namun juga diperluas di budidaya peternakan.

"Kerjasama kami ke depan, tidak hanya organik, ada peternakan di kami, bagaimana percepatan pembuahan ..akan perluas kerjasama kami dengan LIPI," katanya.

Pelatihan dari LIPI mulai dari pemahaman hingga praktik produksi pupuk dan agen hayati organik dinilai sangat penting karena sebagian besar petani belum memiliki standarisasi yang teruji secara ilmiah.

"Ini penting bagi petani untuk pemahaman jelas dan tegas, karena petani tidak punya standarisasi pupuk organik dan agen hayati seperti apa," kata Arief.

Banyuwangi sendiri, kata Arief, memiliki target untuk pengembangan lahan pertanian organik seluas 200 hektar di tahun 2020. Dari target tersebut saat ini sudah terdapat 102 hektar yang sudah organik dan diantaranya tersertifikasi dari total luasan 65.259 hektar.

"Target 200 hektar tahun 2020 untuk lahan pertanian organik, sekarang baru 102. Kendala kemauan masyarakat, sulitnya menjadi lahan organik, karena butuh proses, minimal butuh waktu 4 tahun," terangnya.

Lebih lanjut, kata Arief, sebagian besar lahan pertanian di Indonesia khususnya di Banyuwangi telah mengalami dampak dari penggunaan pupuk kimia sejak era Orde Baru sehingga menurunkan unsur hara tanah.

"Kita tahu sebagian besar daerah di Indonesia rusak di era orde baru, saat itu untuk meningkatkan produksi pertanian dengan pupuk kimia, nah itu ada imbas, hampir sebagian besar tanah di sawah unsur haranya berkurang, dan itu butuh bakteri untuk dikembangkan (pemulihan)," katanya.

(mdk/paw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Caleg PDIP 3 Tahun Keliling 600 Desa hingga Bikin Pupuk Organik untuk Petani

Cerita Caleg PDIP 3 Tahun Keliling 600 Desa hingga Bikin Pupuk Organik untuk Petani

Enam ton pupuk diproduksi untuk mengatasi persoalan petani

Baca Selengkapnya
Ciptakan Peluang Usaha, Ratusan Warga Banyuwangi Ikuti Kursus Gratis Aneka Keterampilan

Ciptakan Peluang Usaha, Ratusan Warga Banyuwangi Ikuti Kursus Gratis Aneka Keterampilan

Pemkab Banyuwangi setiap tahunnya menggelar berbagai program peningkatan kemampuan bisnis.

Baca Selengkapnya
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen

Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen

Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pastikan Pupuk Subsidi Aman, Mentan Amran Dorong Petani Konawe Wujudkan Swasembada

Pastikan Pupuk Subsidi Aman, Mentan Amran Dorong Petani Konawe Wujudkan Swasembada

Petani yang akan menanam lebih dari satu kali maka akan diberi kuota yang juga lebih dari satu kali.

Baca Selengkapnya
60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari

60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari

Merdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti

Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti

Kuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.

Baca Selengkapnya
Prabowo Subianto: Tiga Tahun Lagi Kita akan Jadi Lumbung Pangan Dunia

Prabowo Subianto: Tiga Tahun Lagi Kita akan Jadi Lumbung Pangan Dunia

Prabowo menyatakan bahwa dengan upaya yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi alamnya untuk meningkatkan produksi pangan secara signifikan.

Baca Selengkapnya
Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 %, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 %, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Mentan Andi Amran Sulaiman menambah alokasi kuota pupuk subsidi untuk petani di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Berkantor di Desa Bumiharjo, Bupati Ipuk Gali Berbagai Potensi Pertanian

Berkantor di Desa Bumiharjo, Bupati Ipuk Gali Berbagai Potensi Pertanian

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, kembali melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).

Baca Selengkapnya