Merdeka.com - Banyak jemaah Indonesia mengalami disorientasi atau kebingungan saat pertama kali tiba di Kota Madinah. Penyebabnya adalah jemaah belum terbiasa dengan lingkungan baru di Kota Madinah.

Ditambah, sebelumnya jemaah melakukan perjalanan jauh dari Indonesia menuju Arab Saudi. Sehingga jemaah mengalami disorientasi karena mengalami perubahan lingkungan.

"Sampai ada jemaah ga berani makan dan minum. Sehingga mengalami perubahan drastis. Belum lagi suhu panas dan melihat jumlah jemaah yang besar. Dan pola perubahan aktivitas, yang sebelumnya di pedesaan sekarang dan belum pernah beraktivitas jauh," kata Kepala Sub Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah, dr. Ika Nufrida Shaleh di Kantor KKHI Madinah, Rabu (2/8).

Menurut Ika, agar jemaah tidak mengalami disorientasi dibutuhkan dukungan semua pihak. Yang terpenting adalah dukungan dan pengawasan oleh ketua regu.

"Ya mudah-mudahan yang muda sabar menunggu yang tua. Karena banyak jemaah tua ditinggal karena tidak sabar menunggu," ujarnya.

Dampak dari jemaah yang mengalami disorientasi adalah gangguan perilaku. "Pengobatannya adalah kita lakukan pendekatan pasien dan pendekatan sosial. Kami juga berikan obat-obatan," jelasnya.

Hari ini sebanyak 11 jemaah tengah menjalani perawatan di KKHI Daker Madinah. "Terbanyak pertama karena penyakit jantung, kedua penyakit saluran napas, ketiga penyakit kencing manis," tuturnya.

Sementara data hari ini, 35.000 lebih jemaah sudah tiba di Madinah dan menempati hotel di sekitar Masjid Nabawi. Pemberangkatan jemaah gelombang pertama dari Tanah Air ke Madinah ini akan terus berlangsung hingga 11 Agustus mendatang. Daker Madinah akan mulai memberangkatkan jemaah haji menuju Makkah pada 6 Agustus 2017.