Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lindungi petani tebu, pemerintah stop gula impor untuk rumah tangga

Lindungi petani tebu, pemerintah stop gula impor untuk rumah tangga Gula. agro.kemenperin.go.id

Merdeka.com - PT Pekebunan Nusantara (PTPN) X akan utamakan produksi gula berbasis tebu petani untuk konsumsi rumah tangga. Sebab, gula rafinasi berbahan baku gula mentah (raw sugar) impor dilarang masuk ke pasar rumah tangga.

Menurut General Manager Pabrik Gula (PG) Toelangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Benny Basuki Suryo, hal ini sesuai regulasi dari pemerintah. Gula rafinasi hanya ditujukan ke pasar industri, seperti pabrik makanan dan minuman serta farmasi.

Untuk itu, tahun ini (2015), PG Toelangan kembali siap memproduksi gula berbahan tebu petani secara penuh setelah melakukan serangkaian perbaikan mesin tahun lalu.

"Kapasitas giling PG Toelangan adalah 1.300 ton tebu per hari. Tahun ini (2015) PG Toelangan menargetkan bisa menggiling sekitar 229.000 ton," kata Benny di Surabaya, Rabu (15/4).

Sementara itu, Direktur PTPN X, M Sulthon menambahkan, tahun ini pihaknya akan fokus melakukan upaya dengan tiga strategi, yaitu efisiensi, diversifikasi, dan optimalisasi. Strategi itu, sengaja dipilih untuk meningkatkan kinerja perusahaan di tengah situasi yang masih penuh tantangan.

Sulthon menyontohkan, harga gula tahun lalu (2014) yang turun drastis hingga kisaran Rp 8.500 per kilogram, berpengaruh pada kinerja perusahaan.

"Harga gula tahun lalu jauh di bawah tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9.500 per kilogram, bahkan menembus angka di atas Rp 10.000 per kilogram di tahun 2012," katanya.

Diungkapkannya, merosotnya harga gula, karena rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi, penawarannya. Gula rafinasi jenis raw sugar impor, mestinya untuk pasar industri makanan-minuman.

"Kenyataannya, masuk ke pasar gula konsumsi. Sehingga menekan penjualan gula berbahan tebu petani. Kami mendukung pemerintah untuk menertibkan peredaran gula rafinasi," tegas Sulthon.

Untuk menyiasati penurunan harga gula, PTPN X banyak melakukan efisiensi. Biaya pokok produksi gula di PTPN X, berhasil ditekan menjadi Rp 5.758 per kilogram di tahun 2014, menurun dibanding 2013 yang mencapai Rp 6.376 per kilogram.

"Biaya produksi gula kami termasuk yang terendah. Tahun ini kami ingin lebih rendah lagi. Dengan menekan biaya produksi, kami masih bisa mendapatkan margin meski harga gula melemah," ucapnya.

Tahun 2015 ini, PTPN X menargetkan produksi gula 538.000 ton gula dengan tingkat rendemen (kadar gula dalam tebu) 8 persen. "Berbagai upaya kami lakukan, termasuk memperluas mekanisasi budidaya tebu," ungkap Sulthon.

Sulthon juga menyampaikan, untuk membantu upaya PTPN X, Menteri BUMN, Rini Soemarno juga telah berjanji, ikut menjaga harga gula berbasis tebu. Saat berkunjung ke PTPN X, Selasa kemarin, kata Sulthon, Menteri Rini sempat mengatakan, untuk konsumsi rumah tangga, gula berbasis tebu petani harus selalu diutamakan.

"Menteri BUMN akan benar-benar menjaganya. Termasuk pengaturan harga yang saat ini masih dibicarakan dengan menteri perdagangan dan menteri pertanian. Kata beliau (Rini) konsumsi gula rumah tangga ya harus gula petani, bukan gula rafinasi. Karena untuk rumah tangga, stok gula kita mencukupi," ucapnya menyampaikan janji Menteri Rini.

Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan dua BUMN, yaitu Perum Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk memiliki bumper stock gula agar harga gula di pasar tetap terjaga.

"Kita belajar dari pengalaman dua tahun terakhir ini. Harga gula saat itu benar-benar turun, kita siapkan Bulog dan PPI untuk jadi bumper stock gula," ujarnya.

Yang penting saat ini, bagaimana menjaga petani tetap untung. Biaya tanam dan budidaya tebu bisa tetap lebih rendah dibanding laba yang dihasilkan.

"Biaya tanam tertutupi plus tetap dapat margin. Kalau untung, petani semangat tanam. Ini penting karena tanpa petani, pabrik gula BUMN tidak akan bisa berbuat apa-apa," tandasnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhat Pengusaha: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Minuman Tinggi Gula Dibanding Rendah Kalori

Curhat Pengusaha: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Minuman Tinggi Gula Dibanding Rendah Kalori

Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia

Pengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia

Gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.

Baca Selengkapnya
Bertemu Petani Tebu di Nganjuk, Ganjar Dicurhati soal Impor Gula

Bertemu Petani Tebu di Nganjuk, Ganjar Dicurhati soal Impor Gula

Ganjar menerima keluhan para petani tebu di Nglawak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk,

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemprov Kaltim Pacu Produksi Pisang untuk Pasar Internasional

Pemprov Kaltim Pacu Produksi Pisang untuk Pasar Internasional

Pemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan dan pengembangan produksi komoditas pisang di daerah.

Baca Selengkapnya
Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium

Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium

EH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya
Simpan Banyak Manfaat, Buah Pisang Rebus Tak Sekadar Jajanan Jadul

Simpan Banyak Manfaat, Buah Pisang Rebus Tak Sekadar Jajanan Jadul

Pisang rebus sering dikonsumsi sebagai camilan sehat dan dapat dinikmati langsung atau diolah menjadi berbagai hidangan.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah

Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah

Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.

Baca Selengkapnya
Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.

Baca Selengkapnya