Lindu yang Menyisakan Pilu

Sabtu, 4 Februari 2023 06:31 Reporter : Mochammad Iqbal
Lindu yang Menyisakan Pilu Dampak kerusakan akibat gempa Garut. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Yayah, warga Kampung Negla, Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat masih tampak syok saat ditemui Jumat (3/2). Dia duduk di depan rumahnya yang hancur akibat gempa. Tatapan matanya kosong dan tampak sekali kurang tidur.

Yayah kini tinggal bersama anak dan saudaranya. Meski coba tersenyum, Yayah tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Rumah penuh kenangan kini rata dengan tanah akibat gempa magnitudo 4,3 yang terjadi pada Rabu (1/2) malam.

Saat kejadian ia sedang tidur lelap di kamar tidurnya. Tempat tinggalnya tepat di pinggir rumah anaknya yang laki-laki.

Tiba-tiba, guncangan sangat kencang hingga membuatnya kaget. Masih setengah sadar, Yayah mendengar samar-samar teriakan takbir dan arahan agar segera keluar dari rumah.

"Saat itu saya berusaha langsung keluar dari rumah. Pas lagi lari, tembok rumah yang saya tinggali mengeluarkan suara retakan sampai kemudian dinding rumah roboh," ungkap yayah.

Dia beruntung Allah masih menyelamatkannya. Tembok yang roboh mengarah ke bagian luar, bukan ke dalam. Bila tembok rumah mengarah ke dalam, besar kemungkinan dia akan menjadi korban.

"Alhamdulillah, nyawa saya masih diselamatkan oleh Allah, tidak ada luka sedikit pun. Alhamdulillah juga yang roboh hanya tembok yang pinggir jalan, tidak semuanya. Kalau semuanya roboh mah saya pasti tertimpa," katanya.

2 dari 2 halaman

Setelah berhasil keluar dari rumah, Yayah masih diselimuti cemas. Membuatnya tidak bisa tidur sampai azan subuh berkumandang. Bahkan hingga kini, trauma itu belum juga hilang.

"Kalau lindu mah kan sering dirasakan, tapi kalau sampai di sini banyak menyebabkan rumah yang rusak baru kali ini. Ini masih takut, kalau lagi tidur suka tiba-bangun dan panik karena takut ada lini lagi," ucapnya.

Saat ini, Yayah tinggal di rumah anak laki-lakinya karena tempat tinggalnya rusak berat. Termasuk perabot yang ada di dalamnya.

Hingga kini, Yayah bersama warga lainnya yang terdampak gempa belum menerima bantuan apapun dari pemerintah. Namun walau begitu, untuk makan ia masih bisa mengandalkan anaknya.

Selain rumah Yayah, rumah yang biasa ditinggali Wildan juga rusak berat. Pada saat kejadian, ia bersama keluarga sedang menjenguk ibunya di Bandung.

"Pas lagi di Bandung saya dapat kabar kalau rumah roboh akibat getaran gempa bumi. Besoknya saya langsung ke Garut bersama ibu dan istri juga anak-anak," kata Wildan.

Saat di Bandung dia juga merasakan getaran gempa. Saat itu, dia tidak menyangka pusatnya di Garut dan membuat rumahnya rusak.

Gempa bukan hanya merusak rumahnya. Perabotannya juga porak poranda tertimpa reruntuhan.

"Barang-barang yang ada di dalam warung juga ya tertimpa," ucapnya.

Jua mengatakan, di Kampung Negla setidaknya ada lima unit rumah rusak. Meski begitu, tidak ada ada warga yang menjadi korban dan tinggal di tenda pengungsian.

"Yang rumahnya rusak berat sekarang tinggalnya di rumah saudara atau anaknya, tidak ada yang sampai mengungsi di tenda atau aula. Yang rumah rusak berat ada lima, kalau yang sedang cukup banyak. Yang retak-retak mah kemarin pas pendataan tidak dihitung," kata Jua. [lia]

Baca juga:
Wabup Garut Minta Kawasan Wisata Darajat Dikaji Risiko Gempanya
Wabup Garut Laporkan 495 Rumah Rusak akibat Gempa Sesar Garsela
Kondisi Terkini Kerusakan Rumah Warga Garut usai Diguncang Gempa
Ratusan Polisi Dikerahkan untuk Bantu Warga Terdampak Gempa Garut
Rumah yang Terdampak Gempa Garut Capai 401 Unit
Ridwan Kamil Data Korban Gempa M 4,3 di Garut

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini