Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lima keunikan Taman Bungkul Surabaya

Lima keunikan Taman Bungkul Surabaya Taman Bungkul Surabaya. ©2013 Merdeka.com/Mochammad Andriansyah

Merdeka.com - Kota Surabaya, Jawa Timur memiliki taman-taman indah yang dibangun Pemkot Kota Surabaya, semasa kepemimpinan Bambang Dwi Hartono hingga Wali Kota yang sekarang (2010-2015), Tri Rismaharini. Beberapa taman yang dibangun di kota berjuluk Kota Pahlawan ini di antaranya, Taman Dolog atau Taman Pelangi Surabaya di Jalan A Yani yang terdapat monumen berupa pilar-pilar miring dengan susunan bergelombang yang mengeluarkan kucuran air di tiap ujungnya. Bila malam menjelang, pilar-pilar miring tersebut tampak indah dengan beragam warna-warninya.

Kemudian Taman Flora atau Kebun Bibit di Jalan Bratang. Banyak yang kita jumpai di area seluas 3,1 hektar ini, mulai dari 150 jenis tanaman, lokasi outbond, binatang-binatang seperti burung, ikan, kijang polos, kijang tutul dan monyet. Juga taman baca di tiap hari Sabtu dan Minggu.

Taman Prestasi di Jalan Ketabang Kali juga kerap menjadi jujugan. Taman yang tutup pada pukul sembilan malam ini memiliki banyak mainan anak-anak dan tempat untuk duduk. Selain itu, di taman ini juga terdapat kolam bermain air untuk anak-anak. Kolam ini memiliki tinggi air sebatas lutut anak-anak. Di akhir pekan, Taman Prestasi menjadi lebih ramai dengan adanya badut-badutan dan wisata perahu, hasil kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Surabaya.

Taman Biliton atau 'Taman Lansia' di Jalan Biliton. Di taman ini ditaburi kerikil-kerikil yang menjadi favorit para orang-rang lanjut usia untuk berjalan telanjang kaki di atasnya. Selain itu, ada pula beberapa taman baru seperti Taman Undaan dan taman di bagian belakang Surabaya Plaza yang berdekatan dengan kali.

Dan yang terakhir adalah Taman Bungkul Surabaya di Jalan Darmo. Di area seluas 900 meter ini, semula hanya menjadi wisata religi Sunan Bungkul. Kemudian oleh Tri Rismaharini, yang sebelum menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, menjabat sebagai Kepala Dinas Pertamanan di era Bambang DH itu menyulap Taman Bungkul menjadi taman yang sempurna, dan selalu ramai pengunjung. Bahkan ditahbiskan sebagai taman terbaik di dunia oleh PBB. Berikut lima keunikan dan kemegahan Taman Bungkul.

Menjadi arena taman bermain anak-anak

Setiap hari, di setiap malam, khususnya hari Sabtu dan Minggu, selalu kita jumpai tawa renyah bocah-bocah yang ditemani orang tuanya bermain di Taman Bungkul. Di tempat ini, semua persoalan seolah sirna ditelan keramaian dan keindahan Taman Bungkul di malam hari. kita akan melihat banyak anak-anak bermain di tengah semburan air mancur. Di bagian lain taman itu, kumpulan anak-anak berlarian mengitari bundaran tengah taman. Di tempat ini pula, para pedagang mainan anak-anak berbaur dengan pedagang kopi dan makanan keliling menjajakan dagangannya.Tak jarang, di area ini, khususnya Sabtu dan Minggu, juga kerap digelar panggung musik dan acara lain. Sejak diresmikan pada 21 Maret 2007 silam, Taman Bungkul menjadi tempat tujuan muda-mudi untuk untuk bercengkrama, termasuk saat bulan puasa Ramadan. Di area sekitar 900 meter persegi dan dilengkapi fasilitas pendukung seperti amfiteater dengan diameter 33 meter ini, menjadi tempat singgah bagi warga Surabaya.Tak jauh dari arena bermain anak-anak, sepasang muda-mudi juga bisa menikmati malam. Ada lokasi yang asyik untuk bercengkrama sambil duduk berhadapan di papan jungkat-jungkit di Taman Bungkul.

Taman Bungkul memiliki sarana yang hampir bisa dibilang komplet. Di tempat ini memiliki jalur papan luncur (skateboard track) dan sepeda BMX, jalur jogging, panggung untuk musik hidup berbagai jenis, zona akses internet nirkabel (wi-fi) gratis, area green park dengan kolam air mancur, taman bermain anak-anak hingga pujasera dan sentra Pedagang Kaki Lima.

Taman Bungkul memiliki fasilitas komplet

Selain memiliki arena bermain bagi anak-anak, dan menjadi tempat yang asyik bagi muda-mudi, Taman Bungkul juga memiliki fasilitas yang mendukung bagi pelajar, mahasiswa atau pekerja kantoran maupun pekerja pabrik yang ingin bersantai. Di tempat ini terdapat fasilitas akses Internet nirkabel (wi-fi) yang bisa digunakan untuk menelusuri Internet, sambil menikmati alam di siang hari.Untuk menikmati suasana alam dan fasilitas di Taman Bungkul, hampir tidak sepeserpun keluar dari kantong, kecuali uang parkir dan membeli makanan dan minuman. Termasuk untuk beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar dagangan di sekitar taman, tidak diwajibkan membayar pajak atau retribusi.Selain itu, di Taman Bungkul tersedia arena skateboard. Saban hari, arena ini dijadikan tempat latihan bagi komunitas penggemar papan luncur.Inul, salah satu pegiat papan luncur, setiap hari mengaku berlatih di Taman Bungkul bersama rekan-rekannya. "Kalau malam ramai sekali. kalau siang gini ya cuma beberapa skater saja. di sini juga sering diadakan kompetisi skateboard," kata Inul.

Sentra PKL tertata rapi di Taman Bungkul

Di Taman Bungkul juga didirikan sentra PKL yang banyak menyediakan menu kuliner khas Suroboyoan, seperti rujak cingur, lontong balap Wonokromo, lontong mie, semanggi Suroboyo, dan menu makanan lain yang menjadi kuliner favorit bagi pengunjung. Warung-warung makan atau food court terorganisir secara rapi di taman kota ini.Pedagang kaki lima yang menjajakan kue-kue, juga tidak mau ketinggalan berebut pembeli. Mereka dengan antusias menawarkan barang dagangannya ke sejumlah pengunjung.

Tersedia air minum gratis untuk pengunjung Taman Bungkul

Taman Bungkul memiliki fasilitas PDAM Surabaya yang diresmikan pada tahun 2009 oleh Wali Kota Surabaya, Bambang D.H. Di tempat ini terdapat wastafel dengan air yang bisa langsung diminum. Bagi pengunjung yang kehabisan air minum, bisa mengisi botol minumannya kembali di instalasi air siap minum. Tentu ini menjadi keunggulan tersendiri bagi taman kota tersebut."Tempat ini selalu ramai pengunjung, termasuk saat bulan puasa. Saya dan keluarga saya, sering nongkrong di sini. Kan ada tempat main anak-anak, jadi saya bisa ngajak anak-anak main sambil mencari hiburan," ungkap Basuki, warga Jalan Dinoyo beberapa waktu lalu yang tengah menemani keluarganya di Taman Bungkul.

Berziarah ke makam wali sambil berwisata di Taman Bungkul

Bagi para pengunjung yang ingin berziarah sembari berwisata ria, mereka bisa berkunjung di Taman Bungkul. para pengunjung bisa bertawassul atau berdoa di Komplek Makam Sunan Bungkul. setelah itu, bisa langsung menikmati suasana taman atau sekadar mengisi perut yang keroncongan di sentra PKL yang disediakan di belakang taman.Taman Bungkul sendiri, diambil dari nama Mbah Bungkul, yang makamnya terletak di belakang taman. Mbah Bungkul sendiri adalah panggilan dari Ki Supo atau Ki Ageng Bungkul, seorang ulama di zaman Kerajaan Majapahit pada abad XV. Mbah Bungkul yang kemudian disebut sebagai Sunan Bungkul ini, juga saudara ipar dari Raden Rahmat atau Sunan Ampel.Semasa hidupnya, Ki Ageng Bungkul yang tinggal di Surabaya, pernah membuat sayembara, barangsiapa berhasil memetik buah delima dari pohon di pekarangan rumahnya, maka si pemetik buah itu akan dinikahkan dengan putrinya, Dewi Wardah yang cantik jelita.Pohon delima itu bukan sembarang pohon. Setiap orang yang memetik buahnya akan tewas. Tetapi rezeki berpihak kepada Raden Paku yang kemudian bergelar Sunan Giri. Secara tidak sengaja beliau lewat di bawah pohon delima yang menakutkan itu. Tiba-tiba ada buah delima yang menimpa kepalanya.Kejadian Raden Paku melaporkannya kepada Ki Ageng Bungkul dan gurunya, Sunan Ampel di kawasan Ampel Denta, Surabaya. Setelah kejadian itu, Raden Paku dinikahkan dengan Dewi Wardah. Pada kurun waktu tertentu, karena pengaruh Islam, Ki Ageng Bungkul ini digelari dengan sebutan Sunan Bungkul. Ketika meninggal dunia beliau disemayamkan di tempat yang kemudian dikenal dengan nama Taman Bungkul.Sebelum disulap menjadi tempat obyek wisata Kota Surabaya nan mempesona, Taman Bungkul merupakan komplek pemakan tua yang gelap, hampir bisa dibilang cukup angker, meski sering dikunjungi para peziarah Wali Songo. Namun, keberadaan pohon besar dan yoni makam, membuat bulu kudu merinding.Dan sekarang, kesan angker sudah lenyap, justru Taman Bungkul menjadi tempat wisata yang cukup memikat. "Dulu waktu saya masih anak-anak, saat diajak ziarah Wali Songo sama orang tua saya, tempat ini, gelap dan sepi, tapi sekarang sudah ramai, tak ada kesan angker di sini," kata Nisha, warga Sidoarjo yang kebetulan tengah menemani suaminya menikmati indahnya Taman Bungkul beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ini Taman Bungkul Surabaya, taman terbaik di Asia Berkat sistem elektronik, Tri Rismaharini klaim hemat Rp 800 M Puluhan situs pemkot Surabaya mati massal Soal ruang terbuka hijau, Bekasi kagumi Surabaya Tuntut UMK, ribuan buruh se-Jatim ancam menginap di Grahadi

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Memanjakan Lidah di Pasar Blauran Surabaya, Pusat Kuliner Enak dan Murah Terlengkap

Memanjakan Lidah di Pasar Blauran Surabaya, Pusat Kuliner Enak dan Murah Terlengkap

Pasar yang buka dari pagi hingga malam ini sering jadi tujuan wisatawan untuk berburu aneka kuliner

Baca Selengkapnya
8 Tempat Wisata Lembang untuk Liburan Keluarga dan Sahabat di Akhir Pekan

8 Tempat Wisata Lembang untuk Liburan Keluarga dan Sahabat di Akhir Pekan

Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 tempat wisata di Lembang yang patut dijelajahi untuk liburan keluarga di akhir pekan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Taman Bunga Kutabawa di Purbalingga, Suguhkan Panorama Alam di Kaki Gunung Slamet dan Udara Sejuk

Mengunjungi Taman Bunga Kutabawa di Purbalingga, Suguhkan Panorama Alam di Kaki Gunung Slamet dan Udara Sejuk

Taman bunga itu juga menjadi lokasi budidaya berbagai jenis bunga untuk selanjutnya dikirim ke penjuru negeri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengunjungi Pantai Parang Semar Banyuwangi, Dulu Tempat Pembuangan Sampah Kini Destinasi Wisata Cantik

Mengunjungi Pantai Parang Semar Banyuwangi, Dulu Tempat Pembuangan Sampah Kini Destinasi Wisata Cantik

Salah satu daya tarik pantai ini adalah musim penyu bertelur.

Baca Selengkapnya
Kampung Wisata Unik di Indonesia, Destinasi Liburan Seru dan Menarik

Kampung Wisata Unik di Indonesia, Destinasi Liburan Seru dan Menarik

Indonesia memiliki beragam kampung wisata yang unik dan menarik.

Baca Selengkapnya
Jelajah Surabaya saat Libur Nyepi, Ini 5 Rekomendasi Tempat Seru yang Bisa Dikunjungi!

Jelajah Surabaya saat Libur Nyepi, Ini 5 Rekomendasi Tempat Seru yang Bisa Dikunjungi!

Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan.

Baca Selengkapnya
Wisata Bahari Lamongan (WBL), Info Tiket Masuk dan Daftar Wahananya

Wisata Bahari Lamongan (WBL), Info Tiket Masuk dan Daftar Wahananya

WBL merupakan kompleks rekreasi yang menawarkan berbagai atraksi dan kegiatan untuk pengunjung dari segala usia.

Baca Selengkapnya
Atraktifnya Rebana Kuntulan Kolosal ala Banyuwangi

Atraktifnya Rebana Kuntulan Kolosal ala Banyuwangi

Tabuhan rancak khas rebana kuntulan memecahkan keriuhan di tengah Alun-Alun Taman Blambangan, Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh

Menyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh

Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.

Baca Selengkapnya