Lembaga Eijkman: Uji Klinis Dilakukan untuk Jamin Keamanan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan uji klinis mulai tahap 1-3 dilakukan untuk menjamin keamanan dan kemanjuran (efikasi) vaksin, termasuk vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19.
"Kalau fase 1 untuk menguji keamanan, itu pertama kali disuntikkan ke manusia, jadi jumlahnya sedikit dulu, beberapa puluh orang," kata Amin kepada Antara, di Jakarta, Senin (14/12).
Pengujian vaksin itu melihat hasil perbandingan antara orang yang diberi vaksin dengan yang bukan menerima vaksin. Pada pandemi Covid-19, vaksin diuji apakah mampu menciptakan kekebalan tubuh seseorang terhadap Covid-19.
Pada uji klinis tersebut, satu kelompok menerima suntikan yang memang berisikan vaksin, sementara kelompok yang lain menerima suntikan yang tidak berisikan vaksin, yang disebut sebagai plasebo.
"Nanti dibandingkan berapa persen yang timbul gejala misalnya kalau bedanya sangat besar atau yang menimbulkan gejala itu tidak ada sama sekali baru itu dinyatakan aman," ujarnya.
Amin menuturkan jika dibandingkan antara kelompok yang menerima suntikan vaksin dan kelompok yang menerima suntikan cairan kosong (tanpa vaksin), didapati tidak terjadi apa-apa di masing-masing kelompok, maka vaksin itu bisa dinyatakan aman.
"Intinya kalau aman itu adalah kita bisa menunjukkan risikonya jauh lebih kecil dari manfaat yang diharapkan," tutur Amin.
Uji klinis tahap 2 dilakukan pada beberapa ratus orang. Pada tahap ini, akan dilihat hasil untuk menentukan kemanjuran dan memastikan bagaimana efek samping vaksin.
Jika sudah lolos uji klinis tahap 1 dan 2 secara berurutan, maka dilanjutkan dengan tahap 3 di mana vaksin diberikan kepada ribuan orang untuk menunjukkan vaksin aman, efektif dan bermanfaat.
Para relawan penerima vaksin di uji klinis fase 3 itu memiliki kemungkinan untuk terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Pada uji klinis, juga dicari dosis vaksin yang paling bagus memberikan perlindungan tetapi di sisi lain tetap aman dan tidak memberikan efek yang negatif bagi para penerima vaksin.
Oleh karena itu, seluruh vaksin wajib menuntaskan uji klinis fase 1, 2 dan 3 dengan hasil yang ditargetkan untuk menciptakan kekebalan tubuh seseorang.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMenkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya