Legislator Pontianak Pertanyakan Perbedaan Angka Kematian Covid-19
Merdeka.com - Anggota DPRD Kota Pontianak Zulfydar Zaidar Mochtar mempertanyakan perbedaan data angka kematian karena Covid-19 yang dikeluarkan Pemkot dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Ada perbedaan data yang cukup signifikan yang dapat membingungkan masyarakat," ujar Zulfydar di Pontianak, Jumat (23/10). Seperti dilansir Antara.
Dia mencontohkan, berdasarkan pemberitaan di media massa, data Dinkes Kota Pontianak menunjukkan total kasus Covid-19 sudah 500 kasus dengan total pasien meninggal 15 orang.
Namun, data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (22/10), angka kematian karena Covid-19 di Provinsi Kalbar sebanyak 10 kasus. "Lebih banyak Kota Pontianak dibanding Provinsi Kalbar," katanya.
Secara pribadi, dia berharap angka positif Covid-19 maupun yang menimbulkan kematian baik di Kota Pontianak dan Kalbar khususnya serta Indonesia umumnya, terus mengalami penurunan.
"Tapi, jangan sampai data yang dikeluarkan antar pemerintah berbeda, karena bisa saja menimbulkan persepsi yang berbeda di masyarakat," katanya mengingatkan.
Dia berharap data yang berbeda segera dapat ditelusuri letak penghitungan yang salah. Agar persepsi itu tidak berkembang dan di kemudian hari tidak saling menyalahkan, karena menyangkut data kematian.
"Yang lebih atau yang kurang datanya, kita berharap segar dapat disesuaikan dengan faktanya," jelasnya.
Dia juga mendukung sejumlah langkah pemerintah serta pihak terkait dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19. Namun, pemerintah juga perlu memperhatikan suara masyarakat dari berbagai kalangan agar pandemi ini tidak terus meluas.
"Penerapan protokol kesehatan secara ketat, seperti memakai masker, jaga jarak atau hindari kerumunan, serta mencuci tangan menggunakan sabun, salah satu kuncinya," kata politisi PAN itu.
Sehingga diharapkan, selain mengatasi masalah kesehatan, kebijakan yang diambil juga mampu menjaga ekonomi untuk tetap tumbuh.
Berdasarkan data BNPB, terdapat 42 kasus baru COVID-19 di Kalbar dengan 12 kesembuhan pada tanggal 22 Oktober 2020.
Secara kumulatif, ada 1.497 kasus positif COVID-19 di Kalbar dan 1.267 kasus sembuh, serta 10 kematian.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagja menyebut biasanya dugaan penggelembungan suara terjadi dalam pemilihan anggota legislatif (pileg), termasuk DPRD.
Baca SelengkapnyaPemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebutan istilah KKB menjadi OPM memiliki dampak politis serta konsekuensi pada cara menyelesaikan.
Baca SelengkapnyaPlt Ketum PPP Mardiono mengaku puas dengan penampilan Ganjar Pranowo di debat Calon Presiden (Capres).
Baca SelengkapnyaKantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mimika dirusak oleh Orang Tak Kenal (OTK).
Baca SelengkapnyaKetika penyidik merasa telah terpenuhi alat bukti, maka tentu kedua penyelenggara negara itu akan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca Selengkapnya