Merdeka.com - Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih hingga kini belum mendapat ruang tahanan khusus pidana korupsi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang. Politisi Golkar itu dinyatakan terbukti menerima suap Rp 4,75 miliar dari Johannes Budisutrisno Kotjo atas pengurusan proyek PLTU Riau-1.

Saat ini, Eni masih berada di ruang karantina Lapas Klas II B Tangerang, sebagai masa pengenalan awal.

Kepala Lapas Anak Wanita Klas II B Tangerang, Prihartati mengatakan, Eni tiba di Lapas yang dihuni oleh terpidana korupsi lainnya, seperti Ratu Atut Chosiyah dan Damayanti Wisnu Putranto itu, pada Selasa (26/3).

"Benar sudah di sini sejak Selasa kemarin, saat ini harus masuk ruangan karantina dulu untuk pengenalan, sama dengan narapidana lain yang baru-baru," kata Prihartati, Jumat (29/3).

Menurut Kalapas, ruang karantina di Lapas Anak Wanita Klas II B ini diorientasikan untuk para penghuni baru untuk masa pengenalan awal. Namun dia belum dapat memastikan hingga kapan Eni Saragih mendekam di ruang karantina itu.

"Yang jelas narapidana yang sudah diputus masuk ke dalam Lapas, kita masukin masa pengenalan awal dulu di ruangan karantina. Proses pengenalan itu ada yang satu minggu, dua minggu, bahkan bisa sampai satu bulan," terang Prihartati.

Dia mengaku, masih belum dapat menempatkan terpidana di ruang tahanan khusus. Karena keterbatasan ruang dan sesaknya ruang yang tersedia saat ini.

"Belum tahu akan ditempatkan di ruangan mana, karena kamar yang ada di sini sudah penuh semua. Saya juga bingung, mau ditempatin di mana nanti setelah dari karantina, karena sudah penuh ruangan tahanan kondisinya. Kapasitas kami penuh sebanyak 600 narapidana, dan semua sudah terisi. Tapi tak ada perbedaan ruang tahanan kepada Eni, tidak ada perlakuan istimewa, sama saja dengan terpidana lain," ucap dia.